JATENGPOS.CO.ID, – Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan. Pendidikan jasmani merupakan alat untuk mencapai pendidikan jasmani dan olah raga di sekolah sebelum mendapatkan format yang tepat, karena selalu menyesuaikan perubahan kurikulum. Pada kurikulum KBK (Kurikulum Bebasis Kompetensi) diharapkan dapat menggali potensi yang ada untuk dikembangkan, belum bisa dilihat hasilnya dari kurikulum KBK. Ada bentuk kurikulum baru yang disebut KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang sekarang sedang dilaksanakan.
Proses pembelajaran pendidikan jasmani, olah raga, dan kesehatan di sekolah dasar mengutamakan kesehatan mental dan kesegaran jasmani, untuk mencari calon atlet harus benar-benar sesuai dengan cabangnya.
Keadaan siswa pada dasarnya senang terhadap pembelajaran pendidikan jasmani dan olah raga terutama pada cabang permainan. Cabang atletik kurang disenangi karena tidak menyenangkan. Pembelajaran atletik di sekolah kurang mendapat tanggapan yang positif dari para siswa, maka prestasi pada cabang atletik khusus pada nomor lompat jauh belum bisa optimal. Hal ini bisa terjadi karena beberapa faktor penyebab yaitu: (1) Terbatasnya kemampuan guru pendidikan jasmani, (2) Terbatasnya alat bantu dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani.
Terbatasnya kemampuan guru pendidikan jasmani akan berakibat pada proses pembelajaran yang kurang berhasil,karena guru kurang mampu dalam melaksanakan profesinya secara profesional, dan kurang berhasil dalam mengajar dan mendidik siswa secara sistematik. Pembelajaran pendidikan jasmani diberikan gerakan yang sistematik untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan siswa secara menyeluruh baik fisik, mental, maupun intelektual.
Gaya yang dipakai guru dalam mengajar praktek pendidikan jasmani juga monoton, yaitu hanya menggunakan satu gaya mengajar. Sehingga situasi pembelajaran yang dirasakan oleh siswa terasa membosankan, dikarenakan metode praktik ditekankan pada latihan-latihan berdasarkan perintah yang ditentukan oleh guru. Latihan-latihan tersebut tidak dilakukan sesuai inisiatif dari siswa itu sendiri. Guru cenderung menggunakan pendekatan pembelajaran yang mengarah pada prestasi, sehingga dalam prosesnya berbeda dari pembelajaran penjas itu sendiri, yaitu tujuan utama bukan proses dalam peraturan, ukuran lapangan, maupun alat. Proses pembelajaran seperti ini akan membuat siswa kurang senang untuk melaksanakannya, bahkan merasa bosan dan yang lebih fatal siswa merasa frustasi untuk melaksanakan tugas dari guru.
Pembelajaranmengalami kesulitan dalam melakukan tehnik lompat jauh gaya jongkok. Sebagian besar siswa baru menguasai cara melompat. Mereka belum mampu melakukan gerakan secara keseluruhan terbukti dari hasil evaluasi.
Keadaan seperti ini tentu dibutuhkan penggunaan alat bantu pembelajaran sebagai suatu pendekatan alternatif dalam mengajaran pendidikan jasmani. Guru harus mempunyai kemampuan untuk memodifikasi keterampilan yang hendak diajarkan dengan harapan sesuai dengan tingkat kemampuan dan perkembangan siswa. Hal ini guru harus kreatif dan inovatif dalam menciptakan proses pembelajaran bagi siswa,sehingga akan tercipta pembelajaran yang aktif dan menyenangkan tanpa meninggalkan tujuan pembelajaran itu sendiri.
Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan adalah pendekatan pembelajaran dengan menggunakan alat bantu berupa bok kardus dan gawang aman, yaitu pendekatan pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk mempelajari keterampilan dasar dalam mempelajari teknik dasar lompat jauh.
Model pembelajaran dengan pendekatan alat bantu dirancang lebih teliti agar bisa mengembangkan belajar siswa yang dilakukan dengan baik agar dapat mempelajari langkah demi langkah. Alat bantu berupa bok kardus dan gawang aman digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga membuat siswa lebih mudah menerima materi ajar, dapat mengubah suasana menjadi lebih rileks , menyenangkan bahkan siswa saling berlomba memakai dan melewati alat bantu tersebut. Hal ini akan membantu meningkatkan motivasi siswa terhadap materi lompat jauh gaya jongkok
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: (a) Meningkatkan kreatifitas guru dalam membuat dan mengembangkan alat bantu pembelajaran, (b) Bahan masukan bagi guru dalam memilih alternatif pembelajaran, (c) Meningkatkan kualitas guru secara profesional dalam pengembangan alat bantu.
Manfaat bagi siswa adalah : (a) Motivasi siswa untuk aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran Penjaskes, sehingga tercipta pembelajaran yang menyenangkan,(b) Meningkatkan minat dan kemampuan lompat jauh gaya jongkok serta mendukung prestasi.
Manfaat bagi sekolah yakni : (a) Sebagai pedoman dan pengetahuan pada pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan, (b) Sebagai data inventaris siswa yang berprestasi dalam cabang atletik.
Sri Hartini
GURU SDN Mojo 58 Sragen