JATENGPOS.CO.ID, – Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang diajarkan di jenjang sekolah dasar, mata pelajaran ini juga merupakan mata pelajaran yang diujikan dalam ujian sekolah. Melalui mata pelajaran ini, siswa diharapkan dapat mengetahui gejala-gejala sosial yang ada disekitarnya. Setelah mengetahui hal tersebut siswa diharapkan dapat memanfaatkan serta menerapakan dalam kehidupan sehari-hari. Namun sebagian siswa menganggap pelajaran IPS adalah pelajaran yang membosankan, karena banyaknya materi yang diajarkan , banyak diantara mereka tidak semangat mengikuti pelajaran IPS sehingga hasil belajar yang dicapai kurang maksimal. Hal ini menyebabkan hasil belajar IPS pada kelas VI SD Negeri Kedawung Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung kurang maksimal. Hal ini menyebabkan perolehan hasil belajar siswa belum sesuai KKM dari yang diharapkan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 216 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah menjelaskan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, ispiratif, menyenangkan, menantang, ,memotivasi peserta didik untuk berpartisipasai aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativiatas, adan kemandirian sesuai bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Sumber belajar peserta didik tidak hanya dari pendidik melainkan dari bebagai aneka sumber yang menunjanag dalam kelancaran proses pembelajaran.
Menurut Dimyati dan mudjiono (2009:200) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran yang ditandai dengan nilai. Hal ini terjadi pada kegiatan pembelajaran IPA di kelas VI SD Negeri Kedawung Kecamatan kandangan Kabupaten Temanggung Khususnya materi ciri-ciri khusus hewan dan tumbuhan. Oleh karena itu untuk meningkatkan hasil belajar IPS guru harus menggunakan cara yang berbeda. Tentunya cara yang diharapakan haruslah menarik siswa untuk aktif dalam mengikuti pembelajaran di kelas, salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran Reflektif
Dalam proses pembelajaran IPS masih banyak pendidik menggunakan paradigma konvensional, pendidik menjelasakan dan peserta didik mendengarakan. Permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran IPS adalah proses pembelajaran ang kurang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memgembangkan kemampuan berpikirnya sebagai akibat dari kurangya pemahaman akan perlunya pembelajaran. Pembelajaran IPS yang ditemui di sekolah – sekolah masih banyak pendidik yang mengajarkan materi IPS dengan menjejali pesserta didik dengan sekumpulan materi sehingga pembelajaran IPS terkesan monoton dan membosankan, mengakibatkan hasil belajar mata pelajaran IPS rendah.
Berdasarkan permasalahan tersebut harus ada strategi pembelajaran khusus agar dapat meningkatkan hasil beljar siswa. Kegiatan pembelajaran memfasilitasi siswa didik untuk mengajukan pertanyaan, malakukan penyelidikan ataupencarian, percobaan hingga eksperimen, da penelitian secara mndiri untuk mendapatkan pengeatahuan yang mereka butuhkan, yang disebut Metode pembelajaran Inquiri Learning, Dalam metode ini peserta didik diarahkan agar dapat mencari tahu sendiri materi yang disajikan dalam pembelajaran dengan cara mengajukan pertanyaan dan investigasi mandiri. Metode pembelajaran tersebut sudah diterapakan pada peserta didik kelas VI SD Negeri Kedawung, dengan menggunakan metode Inquiry Learning terbukti dapat meningkatkan semangat belajar siswa sehingga siswa lebih aktif, kreatif, inovatif, dapat menarik kesimpulan dari permasalahan yang ditemukan.
Dengan metode pembelajaran ini siswa menjadi lebih antusias mengikuti pembelajaran, mereka mengaku merasa senang mengikuti pembelajaran IPS di kelas, karena suasana kelas yang awalnya monoton menjadi lebih menarik dan kondusif yang pada akhirnya meningkatkan hasil belajarnya (*)
Afif Sodikin
Guru SD Negeri Kedawung
Kec Kandangan, Kab Temanggung