Artikulasi Tingkatkan Partisipasi Peserta didik

JATENGPOS.CO.ID, – Ibarat seorang “chef” yang profesional sebagai pemimpin dapur, dialah yang mengatur menu, memilih dan memeriksa bahan, serta mengolah bahan makanan. Chef itu harus pintar bersiasat untuk menciptakan menu yang bervariasi dan menggugah selera. Dia menyajikan makanan dengan harapan orang lain yang menikmati sajian makan tersebut akan merasa senang. Demikian juga dengan pembelajaran. Guru harus  memiliki berbagai strategi. Dia harus pandai mengolah dan menyajikan materi dengan berbagai macam model pembelajaran sehingga pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan. Hal ini untuk mempermudah guru dalam mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal.

Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar para peserta didik memiliki kompetensi berbahasa Indonesia untuk berbagai keperluan sebagai kegiatan sosial. Dalam perkembanganya, pembelajaran bahasa Indonesia berbasis genre. Genre diartikan sebagai kegiatan sosial yang memiliki jenis berbeda sesuai dengan  tujuan kegiatan sosial dan tujuan komunikasinya. Untuk mewujudkan tujuan komunikasinya dan meningkatkan partisipasi sosial dalam pembelajaran, salah satu yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran artikulasi pada materi unsur-unsur   pembentuk iklan di kelas VIII semester 1. Model pembelajaran kooperatif ini memadukan konsep belajar dan  bermain sesuai dengan gaya belajar anak zaman now antara lain visual atau auditory learning yang lebih suka mendengar. Anak seperti ini memiliki ingatan yang kuat dan suka berkomunikasi. Model pembelajaran artikulasi merupakan model yang prosesnya seperti pesan berantai, artinya apa yang telah disampaikan guru, seorang peserta didik wajib meneruskan dan menjelaskanya pada peserta didik lain (pasangan kelompoknya). Di sinilah keasyikan model pembelajaran ini, peserta didik dituntut untuk bisa berperan sebagai “penyampai pesan”. Model pembelajaran artikulasi merupakan model pembelajaran dimana siswa dibentuk menjadi kelompok kecil yang masing-masing peserta didik dalam kelompok tersebut mempunyai tugas mewawancarai temannya tentang materi yang baru dibahas. Konsep pemahaman sangat diperlukan dalam model pembelajaran ini. Langkah-langkah Model Pembelajaran Artikulasi sebagai berikut: (1) guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, (2) guru menyajikan materi. Materi pertama tentang unsur-unsur pembentuk  iklan, materi kedua tentang unsure kebahasaan teks iklan, (3)  untuk mengetahui daya serap siswa, guru membentuk kelompok secara berpasangan (dua orang), (4) guru menugaskan salah satu peserta didik dari pasangan itu menceritakan materi yang baru saja diterima dari guru, dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan- catatan kecil. Kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainya, (5) guru menugaskan peserta didik (secara bergiliran/ acak) untuk menyampaikan hasil wawancara dengan teman pasangannya, (6) penguatan. Setelah penulis mempraktekkan model pembelajaran artikulasi, ternyata ada beberapa peserta didik yang menghadapi kesulitan dalam memahami konsep yang disampaikan temannya (yang ditemukan dalam catatan yang ditulis peserta didik). Oleh karena itu, guru harus memberi penguatan dengan cara menjelaskan kembali materi yang belum dikuasai peserta didik, (7) simpulan/ penutup.

Baca juga:  “Metode Resitasi” Membangkitkan Kreativitas Siswa Mengerjakan Tugas PAI

            Pembelajaran dengan model artikulasi memberikan dampak positif bagi peserta didik. Setiap peserta didik terlibat langsung atau berpartisipasi aktif dalam pembelajaran ini, menjadi lebih siap dan memiliki konsentrasi penuh terhadap materi yang diberikan. Peserta didik juga lebih mudah dan cepat dalam memahami materi yang disampaikan. Model pembelajaran ini cocok untuk tugas sederhana. Namun demikian, ada beberapa kelemahan model pembelajaran artikulasi antara lain: waktu yang dibutuhkan banyak, materi yang didapat sedikit, banyak kelompok yang melapor dan perlu di monitor, lebih sedikit ide yang muncul, jika ada perselisihan, tidak ada penengah. Metode pembelajaran artikulasi sangat efektif untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Selain itu juga dapat membentuk karakter peserta didik untuk lebih berpikir kritis, disiplin, dan percaya diri.

Baca juga:  Peran Guru dalam Membangun Moral Siswa

Purwati Setyaningsih, S. Pd.

iklan

Guru SMP N 1 Kertek, Wonosobo

iklan