Pembelajaan Bahasa Indonesia mempunyai peran penting pada tingkat SMP sebab pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan untuk mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan penalaran, serta kemampuan emosional dan sosial. Pada kongres bahasa Indonesia kesepuluh tahun 2013 yang lalu, disebutkan bahwa suatu keistimewaan dalam kurikulum 2013 adalah menempatkan bahasa Indonesia sebagai penghela ilmu pengetahuan. Menurut Tarigan (2005:11) Pembelajaran bahasa memiliki empat aspek keterampilan yang harus dimiliki yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Salah satu materi Bahasa Indonesia pada siswa kelas VII adalah Teks Deskripsi. Kompetensi dasar (KD) yang menjabarkan materi ini terdapat pada KD 4.2 Menyajikan data, gagasan, kesan dalam bentuk teks deskripsi tentang objek (sekolah, tempat wisata, tempat bersejarah, dan/atau suasana pentas seni daerah) secara tulis dan lisan dengan memperhatikan struktur, kebahasaan baik secara lisan dan tulis
Berbagai masalah dihadapi siswa kelas VII dalam aktivitas pembelajaran Bahasa Indonesia di SMPN 3 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan yang dapat mempengaruhi peningkatan prestasi belajar. Kurangnya angka partisipasi siswa dalam interaksi pembelajaran, menjadikan aktifitas yang berlangsung terkesan hanya searah (teacher center). Aktivitas pembelajaranpun menjadi membosankan untuk diikuti para siswa. Hal ini menyebabkan hasil nilai rata rata pembelajaran Bahasa Indonesia yang diperoleh siswa masih banyak yang belum tuntas. Metode pembelajaran yang menarik dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan tersebut sehingga mampu meningkatkan aktifitas kelas dan ketuntasan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
Menurut Slamet Prasodjo (2011:51) Pembelajaran menulis akan lebih efektif jika menggunakan Metode Estafet Writing (menulis berantai). Metode Estafet Writing akan memotivasi siswa untuk belajar secara kelompok dibanding belajar secara individu. Metode ini termasuk active learning method yaitu sebuah metode pembelajaran yang bertujuan agar peserta didik berperan aktif dalam proses pembelajaran sehingga mereka tidak merasa jenuh dan bosan. Penerapan metode yang tepat, menjadikan proses pembelajaran tidak hanya berjalan satu arah atau hanya didominasi oleh guru dengan metode ceramah tetapi siswa ikut berpartisipasi aktif didalamnya.
Langkah yang dilakukan dalam menggunakan Metode estafet writing adalah sebagai berikut: Pertama, siswa bekerja secara berkelompok diminta menentukan sebuah tema yang akan dikembangkan menjadi sebuah teks eksplanasi yang. Kedua, Setelah siswa menyelesaikan penggalan karangan tersebut, mereka diminta untuk menyerahkan kertas yang berisi hasil karangan teks deskripsi karya kelompok mereka kepada guru kemudian guru membagikannya kembali secara acak. Ketiga, hasil tulisan yang telah diacak kemudian dibacakan oleh siswa yang menerima kertas dan kemudian setiap siswa diminta meneruskan (menyambung) teks Deskripsi dengan kata kata mereka sendiri. Keempat, kertas dikumpilkan Kembali kepada guru setelah kegiatan tulis berantai selesai. Terakhir guru mengajak siswa untuk menyimpulkan dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran.
Dari hasil pembelajaran Bahasa Indonesia pada KD. 4.2 tentang penyajian hasil teks deskripsi secara tertulis di SMPN 3 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan Metode Estafet Writing. Hal ini ditujukan pada hasil perhitungan persentase rata rata nilai kelas dalam penilaian harian yang bisa mencapai angka ketuntasan hingga 88,5 %. Selain itu aktifitas pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas pun menjadi aktif dan penuh kreatifitas karena seluruh siswa ikut berpartisipasi dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran Bahasa Indonesialebih terasa menyenangkan.
Inneke Kristiana Dewi,SPd
Guru B. ndonesia SMPN 3 Kedungwuni Kab, Pekalongan