JATENGPOS.CO.ID,- Gadgetatau dalam bahasa indonesia disebut dengan gawai seakan-akan menjadi perangkat yang wajib bagi sebagian orang khususnya remaja. Gadget dapat diartikan sebagai perangkat elektronik atau mekanik yang memiliki fungsi praktis. Salah satu jenis gadget yang populer dan digandrungi oleh remaja adalah smartphone. Smartphone merupakan pengembangan dari handphone yang ditambahi beberapa fitur-fitur seperti kamera berkualitas tinggi untuk berfoto maupun membuat video. Smartphone juga memiliki fitur lebih yaitu akses internet. Fitur-fitur ini yang membuat smartphone diidolakan oleh remaja. Saat ini penggunaan smartphone semakin luas. Beberapa inovasi terus dikembangkan oleh produsen smartphone di dunia. Hampir setiap bulan ada smartphone jenis baru dengan fitur baru. Harga yang ditawarkan oleh para produsen juga bersaing ketat.
Sebagian besar remaja menggunakan smartphone untuk mengakses internet baik hanya untuk sekedar browsing hingga bersosial media. Pada bulan Januari 2018 wearesocial merilis data tentang pengguna internet di Indonesia dalamGlobal Digital Report 2018. Berdasarkan data tersebut didapatkan bahwa dari total populasi 265 milyar penduduk Indonesia, sebanyak 132 milyar penduduknya merupakan pengguna internet aktif. Dari 132 milyar tersebut, 130 milyar diantaranya aktif di sosial media. Dari data tersebut pengguna smartphone didominasi oleh remaja yang tergolong usia sekolah.
Jika kita melihat pada kondisi saat ini, dalam satu sekolahan saja bisa lebih dari 80% siswanya membawa handphone berjenis smartphone ke sekolah. Kecenderungan siswa untuk menggunakan smartphone di sekolah sangat tinggi. Terkadang mereka menggunakan smartphone pada waktu yang tidak tepat. Tidak jarang guru mendapati siswanya tengah asyik memainkan smartphonenya.Hal ini menimbulkan sebuah dilema bagi seorang guru sekaligus tantangan bagi guru di era milenial.Beberapa sekolah sudah menerapkan peraturan tentang penggunaan smartphone di sekolah. Dimulai dari melarang siswanya membawa smartphone ke sekolah, hingga membatasi penggunaan smartphone di sekolah.
Sebagai seorang guru profesional, tantangan ini seharusnya dijadikan sebagai peluang bagi guru untuk lebih menggali potensi yang ada pada siswa. Guru dapat memfasilitasi siswanya untuk berekspresi dengan cara memanfaatkan gadget atau smartphone dalam pembelajaran. Guru dapat memanfaatkan smartphone sebagai media dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran dapat didefinisakan sebagai alat atau sarana untuk menyampaikan pesan berupa pengetahuan yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Salah satu manfaat penggunaan media dalam pembelajaran yaitu memungkinkan siswa untuk lebih termotivasi dan dapat meningkatkan minat belajar.Minat belajar tidak didapatkan secara otomatis, namun perlu adanya latihan dan juga stimulus. Minat belajar tidak hanya berasal dari dalam diri siswa, tetapi juga bisa dari faktor luar seperti metode mengajar guru dan media yang digunakan. Minat belajar sangat penting dan dibutuhkan dalam pembelajaran termasuk matematika. Matematika selama ini menjadi momok bagi siswa. Paradigma ini menjadi tantangan bagi guru matematika. Guru matematika harus lebih kreatif dan inovatif dalam mengajar. Guru matematika dapat memanfaatkan smartphone untuk media pembelajaran di kelas.
Pelajaran matematika dapat dikemas dengan lebih menarik dengan media smartphone. Hal ini dapat membantu meningkatkan kebermanfaatan smartphone pada siswa. Siswa tidak hanya menggunakan smartphonenya untuk browsing, bersosial media dan hal-hal yang tidak baik. Pelajaran matematika yang selama ini dianggap kurang menarik akan lebih bermakna dengan alat bantu smartphone. Saat ini telah banyak software-software pembuat media pembelajaran yang dapat dipublish ke dalam format .apk dan dapat diinstal pada smartphone jenis android. Beberapa software pembuat media pembelajaranyaituAdobe Flash, Construct, RPG maker, dll. Penulis pernah mengembangkan media pembelajaran dengan Adobe Flash kemudian mempublish ke dalam aplikasi android. Respon siswa terhadap media yang dikembangkan cukup baik. Antusiasme dari siswa juga cukup tinggi. Siswa merasa bahwa belajar bisa dari mana saja dan dengan apa saja. Seorang guru perlu banyak berkreasi agar dapat mengembangkan media pembelajaran yang interaktif, menarik, tanpa meninggalkan unsur edukasi. Melalui pembelajaran yang menarik, minat belajar siswa akan meningkat. Siswa akan merasa nyaman dalam belajar sehingga tidak akan merasa takut atau minder dalam belajar matematika. Tujuan pembelajaran juga akan tercapai dengan baik melalui metode yang mengasyikkan ini.