Keterampilan berbahasa pada siswa sangat penting untuk dikembangkan. Sebagaimana diketahui bahwa terdapat empat keterampilan berbahasa yang terdiri atas mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut banyak dijadikan sebagai tolok ukur dalam memahami pelajaran. Menyimak (mendengarkan) dan membaca merupakan kemampuan reseptif untuk dapat menerima dan memahami bahasa. Sedangkan berbicara dan menulis merupakan kemampuan keterampilan aktif untuk memproduksi bahasa. Keempat keterampilan tersebut sangat berkaitan. Pada materi pembelajaran Bahasa Indonesia, bukan hanya keterampilan berbicara dan menulis saja yang menjadi kendala bagi siswa. Siswa juga kesulitan untuk mengasah keterampilan mendengarkan (menyimak) dan membaca. Hal ini terjadi ketika guru memberikan materi ceramah kelas XI dengan kompetensi dasar menganalisis isi, struktur, dan kebahasaan dalam ceramah. Ketika melakukan kegiatan, siswa harus menggunakan keterampilan membaca untuk menemukan isi, struktur, dan kebahasaan pada teks ceramah yang disajikan. Namun, banyak siswa yang kesulitan untuk melakukan kegiatan tersebut. Apalalagi kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dengan jarak jauh. Hal ini sangat berakibat pada rendahnya hasil belajar siswa.
Berdasarkan hal tersebut, peran guru dibutuhkan untuk mengarahkan siswa agar proses belajar mengajar dapat mencapai tujuan. Dalam hal ini guru mengubah media pembelajaran yang awalnya menggunakan teks cetak atau print out berupa teks ceramah diubah menggunakan media audiovisual berupa video. Djamara (2006:124), media audiovisual adalah media yang mampu merangsang indra penglihatan dan indra pendengaran secara bersama-sama, karena media ini memiliki unsur suara dan unsur gambar. Berdasarkan pendapat tersebut penggunaan media audiovisual berupa video ceramah dirasa paling efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang awalnya monoton karena berbasis teks. Selain itu, penggunaan media audiovisual memiliki banyak manfaat dalam proses belajar mengajar. Nana Sudjana (2002:2) terdapat empat manfaat audiovisual yaitu; (1) pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga menumbuhkan motivasi belajar, (2) materi pengajaran akan lebih jelas maknannya sehingga dapat dipahami oleh siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik, (3) metode pengajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apabila guru mengajar untuk setiap jam pengajaran, (4) siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lainnya seperti mengamati, melakukan, dan mendemonstrasikan.
Adapun langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan adalah guru merencanakan pembelajaran sesuai RPP yang telah dibuat dan menyiapkan media audiovisual berupa video ceramah. Karena pembelajaran jarak jauh, maka kegiatan belajar mengajar menggunakan aplikasi ms tems. Pada kegiatan ini, siswa aktif bertanya kepada guru mengenai materi isi, struktur, kebahasaan ceramah yang tidak dipahami. Setelah siswa paham, barulah guru meyuruh untuk menganalisis isi, struktur, dan kebahasaan dalam ceramah berdasarkan video yang telah diunggah. Siswa yang telah selesai disilakan untuk mengirim tugasnya. Lalu guru melakukan menilai dan memberikan umpan balik. Berdasarkan langkah-langkah tersebut, penggunaan media audiovisual berupa video pada materi ceramah dirasa paling efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa dari pada menggunakan media teks atau print out. Selain perbandingan presentasi ketuntasan siswa yang lebih tinggi, siswa juga aktif dalam proses belajar, dan mampu menentukan isi, struktur, dan kebahasaan dalam ceramah dengan mudah.
Oleh
Mansur, S.Pd.
Guru SMA Negeri 1 Tahunan Jepara