Dalam kurikulum SMP pendidikan seni Budaya merupakan salah satu materi pelajaran yang diberikan kepada siswa. Pembelajaran seni tari di SMPN 2 Wuryantoro, kabupaten Wonogiri cenderung menggunakan model ceramah dan demonstrasi yaitu guru menjelaskan dan memberikan contoh ragam gerak tari, kemudian siswa diminta untuk menirukan, sehingga harapan menjadikan siswa untuk menuju pengembangan yang kreatif belum tampak. Langkah-langkah tersebut kiranya masih perlu diperkuat dengan strategi pembelajaran yang lebih tepat dan efektif, agar siswa lebih tertarik, sehingga pembelajaran seni tari yang diisyaratkan dalam kurikulum dapat tercapai. Memperhatikan asumsi dan realita di atas maka penulis mencoba menggunakan metode “ Audvis “ sebagai usaha pemecahan masalah yang akhirnya bermuara pada peningkatan kompetensi secara menyeluruh.
“ Audvis” atau audio visual adalah media instruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman ( kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi ), meliputi media yang dapat dilihat dan didengar ( Rohani,1997:97-98 ). Media audio visual adalah merupakan media perantara atau penggunaan materi dan penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Apabila dilihat dari etimologi “kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar, maksudnya sebagai perantara atau alat menyampaikan sesuatu” (Salahudin,1986: 3)
Berdasarkan hasil pengamatan penulis dari ulangan harian sebelumnya dan hasil test pra tindakan bahwa hampir di semua kelas VII SMP Negeri 2 Wuryantoro Kabupaten Wonogiri pada Semester Gasal Tahun Telajaran 2018/2019 daya serap sebagian siswa tidak memenuhi nilai Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) 67 dengan nilai rata-rata ulangan harian baru mencapai 52,35. Motivasi belajar di setiap kelas rendah, iklim pembelajaran kurang kondusif. Kondisi yang disebutkan didominasi oleh kelas VII C SMP Negeri 2 Wuryantoro dengan jumlah peserta didik 32 siswa yang terdiri atas 18 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Berdasarkan angket , wawancara dengan siswa dan teman sejawat menunjukkan penyebab rendahnya pemahaman siswa terhadap materi pelajaran sebagian besar siswa menyebutkan proses pembelajaran kurang menarik dan kurang variatif, sarana prasara yang mendukung pembelajaran kurang memadahi.
Dari kenyataan diatas penulis bereksperimen dengan menerapkan metode pembelajaran yang berbeda yaitu dengan mengajar dengan metode gabungan menampilkan video tari melalui audio visual dilanjutkan dengan ceramah. Pada tindakan ( siklus ) pertama ini hasilnya sudah cukup bagus dibanding hasil dari pra siklus namun masih ada beberapa siswa yang pasif kurang antusias memperhatikan penjelasan guru bahkan ada yang mengantuk.
Pada pertemuan berikutnya ( siklus ) yang kedua penulis mencoba dengan metode penggabungan antara pemutaran audio visual diselingi ceramah secara bergantian dan hasilnya sangat mengejutkan dimana siswa lebih antusias dengan ditandai dengan munculnya beberapa pertanyaan dari siswa yang berkaitan dengan materi pembelajaran serta tidak adanya siswa yang tertidur.
Setelah melakukan dua kali tindakan penulis memberikan pengujian dengan mengadakan ulangan harian dan hasilnya semua siswa dinyatakan tuntas, bahkan sebagian siswa nilainya diatas KKM ( Kreteria Ketuntasan Minimal )
Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan audio visual dapat meningkatkan motivasi serta hasil belajar seni tari bagi siswa Kelas VII C SMP Negeri 2 Wuryantoro. Disarankan kepada rekan – rekan guru seni budaya apabila menyampaikan materi pembelajaran akan memperoleh hasil maksimal bisa menggunakan audio visual, serta sebaiknya setiap kelas ada fasilitas audio visual sehingga memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran melalui audio visual.
BOWO NURCHAHYO,S.Sn
GURU SENI BUDAYA SMP NEGERI 2 WURYANTORO