JATENGPOS.CO.ID, JAKARTA – Peredaran uang palsu yang sering terjadi di Indonesia tidak hanya meresahkan. Akan tetapi juga merugikan negara dari ratusan bahkan hingga triliunan rupiah. Pihak Bank Indonesia (BI) terus berinovasi agar uang yang dicetak tidak mudah ditiru oleh oknum yang tidak bertanggungjawab.
Tidak hanya itu, BI juga terus memperketat keamanan dengan bekerja sama dengan Bareskrim Polri untuk mencegah terjadinya pemalsuan uang. “Kami dari BI memberikan dukungan penuh dalam koordinasi, proses, penegakan hukum, dan lain-lain. Kami dengan Bareskrim Polri sudah bekerjasama dengan erat untuk mencegah terjadi pemalsuan uang. Kami juga sudah membuat MOU dengan Bareskrim Polri untuk bekerja sama,” tutur Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang BI Suhaedi, di Bareskrim, Jakarta Pusat, Kamis (7/12).
Suhaedi juga mengatakan saat ini Perruri sudah memperketat keamanan uang yang beredar di masyarakat. Dalam uang yang beredar ada 12 pengaman untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan.
Salah satunya dalam pecahan Uang Rp 100.000, ada tulisan micro berwarna putih pada angka Rp 100.000 yang paling besar. Tulisan micro ini akan terlihat jika dengan kamera yang memiliki kualitas yang baik maka secara jelas tertulis angka 100.
Sedangkan pada uang palsu tidak ada tulisan micro yang bertuliskan angka 100, atau tulisannya tidak jelas hanya berupa strip warna putih. Kemudian cara lainnya adalah, saat Anda menyecan uang asli printer akan menolak untuk meneruskan kinerjanya. Itu dikarenakan adanya pengaman berupa titik-titik putih yang telah memiliki kode tersendiri, agar uanh tersebut tidak mudah di pindai dengan alat lain.
“Jadi istilahnya gini ‘eh saya ada pengamannya, mau nipu ya?’. Gitulah gampangnya,” ujar salah seorang pria paruh baya yang juga sebagai salah satu penyidik saat ditanyai.
Uang asli juga, dikatakan dia, sangat sulit untuk dicari patonnya. Paton di sini adalah kode warna yang biasa kita lihat di aplikasi photoshop atau aplikasi yang serupa. Uang asli memiliki kode tersendiri sehingga tidak mudah dipalsukam dalam sisi hal pewarnaan. Selanjutnya uang asli akan memiliki gradasi warna yang berbeda apabila jika disorot dengan lampu ultra violet.
Cara lainnya adalah dengan menerapkan 3D. Menurut Suhaedi cara inilah yang dikatakan paling mudah untuk menentukan apakah itu palsu atau bukan. “Ya dengan cara 3D itu. Dilihat, diraba, dan sitrawanv. Itu yang paling mudah,” jelas Suhaedi.
Suhaedi juga mengatakan ada banyak cara-cara lain yang bisa diakses diaitus resmi Bank Indonesia, yang bisa diterapkan untuk menentukan apakah itu uang palsu atau tidak.
Sebelumnya Bareskrim telah berhasil meringkus komplotan pelaku pemalsuan uang, didaerah Karawang, Jawa Barat. Uang yang berhasil diamankan berjumlah 27 Lak, yang masing-masing lak berisi 100 lembar pecahan uang Rp 100.000. sehingga total keseluruhan uang yang berhasi dicetak ada 2700 lembar.
Apabila di total uang tersebut berjumlah senilai sekita Rp 270 juta. Akan tetapi uang tersebut berhasil diamankan sebelum beredar dipasaran. Uang tersebut adalah uang edisi terbaru yakni edisi tahun 2016.(jpnn/udi)