JATENGPOS.CO.ID, –Tinggalkanlah pendekatan konvensional yang menyatakan bahwa siswa ibarat sebuah bejana kosong dan guru adalah satu-satunya pemberi informasi. Sekarang, guru-guru harus membantu para siswa untuk membuka informasi bagi mereka sendiri. Berikanlah siswa sebuah aktivitas singkat yang lebih interaktif dalam panggung sederhana pada awal pelajaran untuk memotivasi siswa supaya terlibat dalam pembelajaran dengan antusias. Jadikanlah ruang kelas sebagai lapangan permainan, para siswa adalah sebuah tim, dan guru, sebagai pelatih, tetap memegang kendali atas segala sesuatu.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) potensi merupakan kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan; kekuatan; kesanggupan; daya. Potensi seseorang tidak sama dengan potensi yang dimiliki orang lain. Seseorang lebih tajam pikirannya, atau lebihhalus perasaan, atau lebih kuat kemauan atau lebih tegap, kuat badannya daripada yang lain.Dari uraian diatas, jelaslah bahwa potensi itu beraneka ragam, berbeda dan bervariasi. Bagaimana guru mengembangkan potensi yang dimiliki siswa?
Dari waktu ke waktu penelitian telah membuktikan bahwa jika para siswa bersungguh-sungguh telibat dalam pembelajaran, ingatan mereka meningkat. Oleh karena itu, pembelajaran sebaiknya bertujuan lebih meningkatkan pengetahuan konseptual para siwa dibanding menggunakan model pembelajaran konvensional. Guru harus bisa menumbuhkan rasa tanggung jawab pada diri siswa. Sikap bertanggung jawab bukanlah sikap genetik yang sudah ada pada setiap individu. Tetapi untuk bertanggung jawab memerlukan pembiasaan. Maka pembiasaandiperlukan sedini mungkin dengan memulainya dari hal-hal kecil terlebih dahulu. Tentu saja, tanggung jawab akan menciptakan kondisi stres pada tingkatan tertentu. Mengembangkan rasa tanggung jawab siswa secara terus menerus dan perlahan serta membuat rencana tindakan di tempat dapat meredakan rasa ketidakpastian yang dialami para siswa. Seiring meningkatnya rasa tangung jawab dan pilihan para siswa dan menurunnya beban stres mereka, para siswa akan mempunyai rasa percaya diri dan kompeten dalam lingkungan belajar. Sehingga saat pembelajaran siswa merasa sedang berkontribusi nyata bagi dirinya dan lingkungan sekitar. Keterlibatan siswa bisa diartikan sebagai siswa berperan aktif sebagai partisipan dalam proses belajar mengajar. Menurut Dimjati dan Mudjiono(1994:56-60), keaktifan siswa dapat didorong oleh peran guru. Guru berupaya untuk memberi kesempatan siswa untuk aktif, baik aktif mencari, memproses dan mengelola perolehan belajarnya.
Untuk dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar guru dapat melakukannya dengan: keterlibatan secara langsung siswa baik secara individual maupun kelompok, penciptaan peluang yang mendorong siswa untuk melakukan eksperimen, upaya mengikutsertakan siswa atau memberi tugas kepada siswa untuk memperoleh informasi dari sumber luar kelas atau sekolah serta upaya melibatkan siswa dalam merangkum atau menyimpulkan pesan pembelajaran. Tugas guru adalah membantu siswa menilai etika dan nilai muatannya. Seperti halnya dalam kehidupan sehari-hari, kontribusi kita tidak pernah murni bersifat akademik, tetapi potensi sikap spiritual dan sosial juga perlu dikembangkan dengan optimal. Optimalisasi potensi siswa sesuai dengan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yaitu dengan menempatkan kembali karakter sebagai ruh pendidikan di Indonesia, berdampingan dengan intelektualitas, PPK berperan dalam pembentukan generasi muda yang tangguh, cerdas, dan berkarakter.
F