Membaca bagi sebagian siswa merupakan kegiatan yang menyenangkan, tetapi sebaliknya ada juga sebagian siswa yang menganggap membaca merupakan kegiatan yang membosankan bahkan menjengkelkan. Apalagi dengan kemajuan teknologi sekarang ini, yang serba cepat dan instan, siswa banyak yang malas untuk membaca. Mereka lebih suka bermain ponsel atau menonton televisi.
Kondisi itu terjadi juga di SMPN 1 Slogohimo. Banyak siswa mengeluh apabila disuruh membaca atau ketika mengerjakan soal yang bacaannya panjang. Padahal banyak manfaat dari kegiatan membaca, antara lain menambah wawasan, menambah kosa kata, melatih keterampilan untuk berpikir dan menganalisis, dan melatih menulis dengan baik. (https://manfaat.co.id)
Menurut pengamatan saya meski minat baca mereka rendah, tetapi mereka masih tertarik untuk membaca bacaan jenis fiksi. Menurut mereka bacaan jenis fiksi lebih mudah dipahami, ringan, dan menghibur. Sedangkan bacaan jenis nonfiksi tidak banyak diminati karena membutuhkan pemahaman dan keseriusan.
Bacaan fiksi yang banyak diminati siswa novel dan cerpen. Terutama novel yang menceritakan kehidupan remaja. Hanya saja membaca novel membutuhkan waktu yang lama, kadang mereka membaca tidak sampai selesai. Cerpen lebih diminati lagi karena lebih singkat, tidak membutuhkan waktu yang lama untuk membacanya, praktis sekali baca selesai.
Sebaiknya di perpustakaan banyak disediakan bacaan-bacaan ringan seperti antologi cerpen, novel, atau cerita rakyat . Karena siswa suka membaca bacaan jenis tersebut. Dengan begitu siswa mulai berminat untuk “gemar” membaca. Tidak perlu dipaksa-paksa, kalau mereka suka dan tersedia apa yang mereka suka pasti mereka melakukannya sendiri.
Dari kebiasaan siswa suka membaca cerpen ada banyak manfaat hubungannya dengan materi kelas VIII semester genap KD. 4.16 terdapat kegiatan menulis drama dari karya yang sudah ada (cerpen). Kalau siswa sudah terbiasa membaca cerpen , mereka akan lebih mudah menulis naskah drama. Karena dalam pikirannya sudah terekam cerita apa yang nanti akan dituangkan dalam naskah drama itu. Intinya sudah ada gambaran tentang apa yang akan ditulis dalam naskah drama tersebut dari cerpen yang sudah dibacanya.
Memang tidak mudah untuk menulis naskah drama. Ada beberapa kesulitan yang dihadapi siswa, antara lain kesulitan memulai atau mengawali, menentukan tema cerita, menentukan tokoh-tokohnya, dan menentukan alur cerita.
Untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut, siswa yang malas membaca cerpen diwajibkan membaca cerpen yang sudah disiapkan oleh guru.
Dalam kegiatan pembelajaran dibentuk kelompok-kelompok. Setiap kelompok terdiri 4 siswa, kalau jumlah siswanya 32, jadi ada 8 kelompok. Setiap kelompok ditunjuk seorang untuk menjadi ketua agar tiap-tiap kelompok ada yang bertanggung jawab.
Tiap-tiap kelompok mendapat sebuah cerpen dengan judul yang berbeda. Agar siswa mengerjakan tugas menulis drama dengan baik, sebaiknya guru memberikan langkah-langkah yang harus mereka kerjakan, sebagai berikut:
Pertama : Menentukan unsur-unsur instrinsik cerpen, yaitu tema, tokoh, karakter, dan alur cerita.
Kedua : Mengubah cerita menjadi bentuk dialog-dialog.
Ketiga : Menulis prolog
Keempat : Menulis epilog
Kelima : Membagi cerita dalam bentuk babak-babak
Keenam : Menulis drama
Ketujuh : Menyunting/ merevisi
Kedelapan : Menulis ulang naskah yang sudah disunting.
Drama merupakan genre(jenis) karya sastra yang menggambarkan kehidupan manusia dengan gerak. Drama menggambarkan realita kehidupan, watak, serta tingkah laku manusia melalui peran-peran dan dialog yang dipentaskan, Kisah dan cerita dalam drama memuat konflik dan emosi yang secara khusus ditujukan untuk pementasan teater. ( Drama. Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas) https://id.m.wikipedia.org>wiki>Drama.
Cerpen suatu bentuk prosa naratif fiktif (https://id.m.wikipedia.org>wiki>)
Drama dan cerpen merupakan karya sastra yang saling menopang satu dengan yang lain. Mari kita tingkatkan minat baca siswa pada cerpen agar siswa mampu menulis naskah drama dengan mudah. Siswa tidak hanya mampu menulis naskah drama, tetapi juga mampu menganalisis isi cerpen.
Sri Satuhu Bekti,S.Pd.
Guru Bahasa Indonesia
SMPN 1 Slogohimo, Wonogiri