JATENGPOS.CO.ID, Gerakan literasi sekolah tak akan berdampak jika hanya dilisankan. Tak akan bermanfaat jika hanya diprogramkan. Cobalah diterapkan, dipraktikkan, dilaksanakan. Wacana penumbuhan budi pekerti, pengetahuan, motivasi akan segera terwujud.
Buku sejarah menjadi pilihan yang teramat penting sebagai bahan bacaan dalam gerakan literasi. Namun sayangnya, mengajak siswa membaca buku-buku sejarah sunguh sangat sulit. Ciri buku sejarah biasanya tebal-tebal, dengan bahasa penyampaian yang super serius, dengan nama dan latar jaman dulu yang begitu asing dimengerti, Padahal sebenarnya belajar sejarah memiliki manyak manfaat, yaitu untuk mengetahui peristiwa di masa lampau, ada pula manfaat edukatif dan pembelajaran, sejarah juga mampu dijadikan sebagai bahan inspirasi, rekreasi, dan memperluas wawasan.
Bilamana membaca buku sejarah terasa membosankan, maka ada solusi mempelajari sejarah dengan membaca novel sejarah. Sejarah akan terasa berbeda bila dikemas dalam bentuk novel. Lalu apa perbedaannya membaca buku sejarah dengan novel sejarah? Berbicara tentang kedua buku tersebut ada beberapa hal yang berbeda. Perbedaan yang pertama adalah, buku sejarah adalah jenis buku nonfiksi, sedangkan novel lebih cenderung fiksi. Tetapi jika seorang penulis telah berniat membuat tulisan sejarah, maka saya pastikan bahwa novel tersebut tidak akan jauh dari fakta yang ada. Sebagai contoh, novel Arus Balik karya Pramoedya Ananta Toer. Tokoh-tokoh dalam cerita tersebut bisa jadi diciptakan oleh penulis sendiri. Tetapi setting, suasana, tema, amanat, sudut pandang telah dikemas sedemikian rupa oleh penulis sehingga karya ini menjadi sebuah karya fenomenal yang ikut mengaduk-aduk emosi pembaca, memperluas pengetahuan, bahkan hingga memberikan wacana dari sudut pandang lain bagi penguasa negeri ini pada saat itu.
Perbedaan yang kedua dari buku sejarah dan novel sejarah juga terdapat di sudut pandang yang ditekankan oleh penulisanya. Buku sejarah cenderung menekankan kepada peristiwa yang menyangkut kehidupan suatu kelompok, negara, atau dunia dan mempengaruhi banyak hal. Sedangkan, novel menekankan menekankan kepada peristiwa yang mempengaruhi perasaan batin, romantisme, dan emosi pelaku yang dapat mempengaruhi pembaca. Oleh karena hal tersebutlah, buku sejarah tergolong ilmu pengetahuan sedangkan novel sejarah termasuk fiksi.
Belajar sejarah dari novel ada beberapa banyak manfaat. Pertama, dilihat dari segi manfaat membaca novel, tentu saja membaca novel sejarah merupakan hiburan. Pembaca diajak masuk ke dalam kehidupan para tokoh yang mempunyai kisah di luar kisah dirinya sendiri. Kedua, novel sejarah mengambil setting dan tokoh sejarah, maka dari aspek pengetahuan membaca novel sejarah akan mendapatkan banyak informasi mengenai sejarah itu sendiri. Ketiga, mendapatkan pengalaman hidup yang lebih banyak, walaupun tidak mengalami sendiri, tetapi bisa mendapatkan pengalaman dari apa yang dilakukan orang lain.
Kewajiban siswa membaca novel sejarah tertuang dalam pelajaran bahasa Indonesia kelas XII SMK pada KD 3.3.,4.3.,3.4.,4.4. dari mengidentifikasi informasi; yang mencakup orientasi, rangkaian kejadian yang saling berkaitan, komplikasi, dan resolusi, dalam cerita sejarah lisan atau tulis hingga menulis cerita sejarah pribadi.
Beberapa langkah yang bisa dilakukan dalam belajar novel sejarah yang terdapat dalam materi pembelajaran bahasa Indonesia kelas XII semester gasal adalah mengidentifikasi struktur teks cerita sejarah, mengidentifikasi isi teks cerita sejarah, mengidentifikasi nilai-nilai cerita (novel) sejarah, mengidentifikasi kebahasaan teks cerita sejarah, mendata struktur (orientasi, rangkaian kejadian yang saling berkaitan, komplikasi dan resolusi), nilai-nilai, hal-hal yang menarikdalam cerita (novel) sejarah.
Dalam menyampaikan materi ini kepada siswa, agar lebih menarik lagi, maka guru membutuhkan beberapa media diantaranya novel-novel sejarah seperti Ken Arok dan Ken Dedes, Putri Campa, Gajah Mada, dan sebagainya. Boleh juga menggunakan media film untuk menarik minat baca pada tahap berikutnya. Metode yang digunakan untuk pemahaman materi tersebut bisa menggunakan materi pengajaran novel seperti analisis alur, latar, sudut pandang, amanat, nilai-nilai, dan lainnya. Strategi bisa melalui tugas individu maupun diskusi kelompok.
Novel sejarah bukanlah novel fiksi seperti pada umumnya. Novel sejarah adalah sejarah yang disampaikan dalam bentuk cerita dengan mengambil latar dan tokoh sejarah. Setiap siswa perlu memilih bacaan ini sebagai sumber literasi, karena sungguh novel sejarah memiliki seribu manfaat.
Dini Lestari, S.S.
Guru SMK Negeri 3 Kendal