Bangkitkan Kembali Tembang Dolanan pada Siswa

Triyono, S.Pd SD Guru SDN Igirmranak, Kejajar, Wonosobo
Triyono, S.Pd SD Guru SDN Igirmranak, Kejajar, Wonosobo

JATENGPOS.CO.ID, – Dewasa ini tembang dolanan khususnya, tembang dolanan Jawa di lingkungan sekolah dasar sudah jarang terdengar dinyanyikan, bahkan hampir punah. Kepunahan tersebut dibarengi dengan pesatnya perkembangan teknologi yang bisa saja membumihanguskan budaya lokal yang telah berkembang secara turun temurun pada  jamannya. Hal ini dapat berakibat banyak siswa yang hanya tau judul lagunya, namun tidak dapat menyanyikan.

            Melihat latar belakang tersebut, lalu upaya apakah yang dapat dilakukan sebagai pendidik agar ancaman kepunahan tembang-tembang dolanan tersebut tidak terjadi ? Salah satu diantaranya yaitu, dengan membudayakan, membangkitkan, mengenalkan, dan menyanyikan kembali tembang-tembang jawa, khususnya  tembang dolanan kepada siswa, karena didalam isi tembang tersebut terkandung makna yang sangat dalam dan dinilai masih tetap relevan dengan gerakan moral dan revolusi mental yang sedang digalakkan terutama dalam bidang pendidikan.

Baca juga:  Permainan Kwartet Akun Permudah Belajar Akuntansi

            Adapun contoh tembang dolanan antara lain : Menthog-menthog, Ilir-ilir, Jamuran, Sluku-sluku bathok, Sepuran, Jaranan, Pitik tukung, Cublak- cublak suweng, dan masih banyak lagi tembang dolanan yang lain. Tembang-tembang tersebut tidak terikat adanya peraturan ataupun kaidah penulisan seperti dalam tembang Macapat, namun maksud dan tujuan yang terdapat dalam isi tembang dolanan tersebut, dapat berupa 1). Hiburan, 2). Sarana berkumpul, 3). Sarana pembelajaran (Piwulang), 4). Sarana informasi, 5). Sarana sosial.

            Adapun hubungannya dengan kegiatan pembelajaran adalah bahwa, disamping strategi dan berbagai metode yang digunakan oleh seorang pendidik, maka akan lebih lengkap dan bermakna apabila dimunculkan atau diselipkan di sela-sela pembelajaran tembang-tembang dolanan tersebut jika memungkinkan.

iklan
Baca juga:  Diskusi Kelompok Tingkatkan Penyesuaian Diri

            Sebagai contoh syair tembang Menthog-menthog : Menthog-menthog tak kandhani, mung rupamu angisin isini, mbok ya aja ngetok, ana kandhang wae, enak-enak ngorok, ora nyambut gawe, menthog-menthog mung lakumu, megal-megol gawe guyu. Terjemahannya : Menthog-menthog, saya bilangi, hanya wajahmu itu memalukan, kamu bersembunyi saja, di dalam kandang, lebih enak tidur nyenyak, tidak bekerja, hanya jalanmu itu, melenggak- melenggok, membuat tertawa.

            Terlihat tembang tersebut sederhana, namun apabila dinyanyikan secara berkelompok dengan gerakan yang menyerupai jalannya menthog, maka hal ini akan memberi semangat baru terhadap anak-anak yang sudah mulai jenuh dan bosan terhadap materi pelajaran yang sedang disampaikan. Dengan tembang tersebut, anak-anak akan tertarik, terhibur, dan tertantang kembali terhadap materi pembelajaran, begitu pula kita sebagai pendidik dapat memberikan pesan-pesan moral sebagai penanaman budi pekerti, penanaman karakter yang baik melalui isi tembang-tembang dolanan tersebut.

Baca juga:  Pengaruh Hp Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Triyono, S.Pd SD

Guru SDN Igirmranak, Kejajar, Wonosobo

iklan