“BAPER” CIPTAKAN BELAJAR PAIBP MENYENANGKAN

Nur Alifah, S.Ag., M.S.I. Guru PAIBP di SMA Negeri 1 Kendal
Nur Alifah, S.Ag., M.S.I. Guru PAIBP di SMA Negeri 1 Kendal

JATENGPOS.CO.ID – Pembelajaran PAIBP (Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti) sebagian besar masih dilaksanakan dengan model konvensional, proses belajar mengajar satu arah cenderung didominasi oleh guru sehingga siswa lebih banyak pasif, timbullah kejenuhan dalam belajar, kurang memperhatikan atau mencari kesibukan sendiri, pembelajaran menjadi kurang kondusif. Pembelajaran model konvensional tidaklah selamanya jelek, akan tetapi lebih baik bila pembelajaran dilaksanakan dengan model yang variatif, partisipatif, lebih melibatkan siswa sehingga siswa aktif, tidak bosan, pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan.

Apa itu BAPER? Terbawa Perasaan? BAPER yang penulis maksud Berikan Anak Peran atau bermain peran merupakan model pembelajaran yang menarik untuk pembelajaran PAIBP. BAPER memberi kesempatan para siswa dapat mengeksplorasi perasaan, sikap, nilai, dan berbagai strategi pemecahan masalah.

Baca juga:  Poor Game, Tingkatkan Minat Baca Aksara Jawa Siswa

Pelaksanaan BAPER dalam pembelajaran PAIBP dapat diterapkan pada materi akhlak, fikih atau tarikh. Misalkan materi adab bertamu, prosesi pernikahan, atau sifat-sifat para sahabat Rasulullah. Bermain peran merupakan usaha untuk memecahkan masalah melalui peragaan, langkah-langkahnya meliputi identifikasi masalah, analisis, pemeranan, dan diskusi (Mulyasa, E., 2014). Untuk kepentingan tersebut, sejumlah siswa bertindak sebagai pemeran dan yang lain sebagai pengamat. Seorang pemeran harus mampu menghayati peran yang dimainkannya, setiap pemeranan dapat melatih sikap empati, simpati, rasa benci, marah, senang, dan peran lainnya.

Sedangkan pengamat melibatkan dirinya secara emosional dan berusaha mengidentifikasikan perasaan dan menguasai pemeranan. Pada pembelajaran bermain peran, pemeranan tidak dilakukan secara tuntas sampai masalah dapat dipecahkan. Hal ini dimaksudkan untuk mengundang rasa penasaran siswa yang menjadi pengamat agar aktif mendiskusikan dan mencari jalan ke luar. Dengan demikian, diskusi setelah bermain peran akan berlangsung hidup dan menggairahkan siswa.

iklan
Baca juga:  Edit WAI, Solusi “Umik” PJJ Matematika

Model mengajar ini berusaha mengurangi peran guru yang terlalu mendominasi pembelajaran dalam pendekatan tradisional. Pembelajaran model ini menitikberatkan pada keaktifan siswa, kegiatan belajar dilakukan secara kritis dan analitik, motivasi belajar relatif tinggi, guru hanya berperan sebagai pembantu (fasilitator). Siswa secara langsung bekerja, berinteraksi satu sama lainnya untuk memecahkan masalah melalui peragaan sehingga menghasilkan pengalaman berharga (Adelia Vera, 2012).

Strategi BAPER memiliki keunggulan yaitu siswa dapat merasakan pembelajaran menjadi miliknya sendiri karena diberi kesempatan luas untuk berpartisipasi, siswa memiliki motivasi kuat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, tumbuhnya suasana demokratis dalam pembelajaran dan dapat menambah wawasan pikiran dan pengetahuan bagi pendidik. Siswa mengalami pembelajaran langsung, ia berusaha menjalani peran yang diberikan sebaik mungkin, sehingga belajar jadi lebih berkesan dan menyenangkan.

Baca juga:  Guru, Antara Profesi dan Profesional

Jadi pembelajaran PAIBP dengan BAPER (Berikan Anak Peran) atau bermain peran efektif untuk para siswa, karena dapat berlatih mengembangkan ketrampilan, kemampuan bertanggung jawab, kepemimpinan, kerja sama, kepercayaan diri dan pemecahan masalah secara kreatif. Suasana pembelajaran yang menyenangkan akan menarik minat siswa untuk terlibat aktif, sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai secara maksimal.

Nur Alifah, S.Ag., M.S.I.
Guru PAIBP di SMA Negeri 1 Kendal
iklan