Belajar Menulis Cerpen dengan Media Curhat Teman Sebaya

Cerpen merupakan karangan bebas yang bersifat fiksi. Cerpen atau cerita pendek biasanya berisi tentang kehidupan di masyarakat pada umumnya, baik berisi masalah sosial, moral, agama, budaya, adat,dan lainnya. Kehidupan sosial masyarakat memang sangat banyak permasalahannya yang bisa kita ambil sebagai tema dalam menulis cerpen.

                Menurut Harris Efendi Thahar (2002:7) tanpa mempedulikan panjang pendeknya cerpen yang penting cerpen itu ada cerita, tokoh, latar dan karakter  tokoh. Tidak penting tema dan alurnya mau bagaimana, yang penting cerita itu mengalir enak dibaca dan mengesankan.

                Menulis cerpen akan menyenangkan apabila kita mampu memahami permasalahan yang ada, dan bisa menyelami isi cerita didalamnya, sehingga kita bisa mengungkapkannya melalui tulisan. Belajar menulis kadang memang membutuhkan pemikiran yang rumit apabila kita tidak mampu mengeluarkan permasalahan disekitar kita melalui pendapat-pendapat yang dituliskan.

Baca juga:  Model NHT Tingkatkan Hasil Belajar IPA

                Selama ini guru kurang memberi respon terhadap pelajaran menulis cerpen, sehingga sering dilewati tidak memanfaatkan media yang tersedia. Kurang kreatif dalam mengembangkan potensi pada diri para siswa. Padahal sebenarnya pembelajaran menulis cerpen harus mendapatkan porsi  yang cukup karena banyak unsur-unsur  yang perlu diketahui dan diajarkan secara terperinci agar siswa lebih mudah memahaminya. Guru juga hendaknya dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dan secara kreatif menggunakan sarana dan media yang ada untuk menarik minat siswa, menghargai hasil karya siswa dengan memberikan penilaian dan pujian seperlunya , menggunakan bermacam-macam metode secara bervariasi sehingga tujuan dapat tercapai dengan baik.


                Guru sebagai penyampai materi kepada siswa harus dapat menyampaikan materi  yang akan dibahas dengan metode dan media yang tepat dan menarik. Hal tersebut akan berdampak pada keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran dan mengerjakan tugas yang diberikan guru.

Baca juga:  “Makar” Cara Asyik Belajar Tematik

                Banyak ahli sastra yang mengatakan bahwa logika dalam cerpen atau logika cerpen harus mencerminkan peristiwa yang terjadi dalam keadaan nyata atau realita. Menurut Sunarti (2019:5) Sebuah cerpen memang berawal dari kisah nyata kemudian dipadupadankan dengan imajinasi penulis sehingga menghasilkan fakta baru.

                Di SMA Negeri 1 Ulujami kabupaten Pemalang khususnya di kelas XI Pelajaran menulis cerpen disampaikan disemester satu. Penulis mencoba memasangkan masing-masing siswa agar saling berdialog (curhat) tentang permasalahan yang dihadapi oleh siswa kepada pasangan masing-masing. Setelah mendapatkan informasi tentang permasalahan yang disampaikan oleh pasangannya maka siswa dapat memulai menyususn cerpen dengan menentukan tema atau judul terlebih dahulu sesuai dengan isi curhatan tersebut.

                Dari proses tersebut siswa merasa lebih tertarik karena dengan mencurahkan permasalahan yang dihadapinya kepada teman (curhat) dan menyampaikan masalah melalui komunikasi lisan (berdialog) siswa bisa saling memahami permasalahan yang sedang dihadapi oleh teman sebaya. Hal ini lebih menarik karena mereka akan leluasa bercerita dengan teman yang dipercayainya untuk mengungkapkan permasalahan tentang apa saja yang menurut mereka bisa dijadikan sebagai topik pembicaraan yang kemudian akan mereka olah menjadi cerita fiksi dengan tema yang menarik dan mengesankan tanpa menyebut nama pemilik masalah dalam cerpennya.

Baca juga:  Kiat Jitu Peningkatan Karakter AUD

                Melalui menulis cerpen  dengan media bercerita antar teman atau curhat maka diharapkan siswa akan lebih peduli dan bisa meningkatkan rasa toleransi antar teman serta saling menghargai permasalahan yang sedang dihadapi oleh teman sebayanya, sehingga akan mengurangi potensi saling ejek dan perundungan di antara mereka.

 

Oleh:

Dyah Retnawidiastuti,S.Pd

SMA Negeri 1 Ulujami Pemalang