Belajar Sejarah dengan Garis Bilangan

Eti Sri Wahyuningsih, SS Guru SMP Negeri 1 Kertek, Wonosobo
Eti Sri Wahyuningsih, SS Guru SMP Negeri 1 Kertek, Wonosobo

JATENGPOS.CO.ID – Media merupakan orang, bahan, alat atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan peserta didik untuk menerima pengetahuan, ketrampilan dan sikap.  Media dalam proses kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu sarana/alat  untuk mempercepat dan mempermudah transfer ilmu dari pendidik ke peserta didik. Penggunaan media dapat juga untuk menarik minat belajar peserta didik agar tidak bosan dan jenuh mengikuti proses pembelajaran.

Pelajaran sejarah membosankan bagi kebanyakan peserta didik. Penyebab rasa bosan ini karena sejarah selama ini dipandang hanya menghafal tahun yang telah berlalu dan nama-nama pelaku sejarah yang tidak mereka kenal. Terkadang mengenalnya lewat foto atau lukisan jaman dulu.

Sebenarnya pelajaran IPS sejarah sangat penting.  Mempelajari masa lalu yang menyangkut dimensi waktu, tempat dan pelaku akan dapat mengambil hikmah atau makna masa lalu tersebut untuk menata kehidupan manusia menjadi lebih baik.di masa mendatang. Disamping itu sebenarnya peristiwa sejarah itu seperti mata rantai yang saling berkaitan satu sama lain, satu peristiwa menjadi penyebab peristiwa yang lain berulang-ulang.

Tujuan Pembelajaran materi IPS sejarah di SMP sebenarnya pemahaman tentang bangsa, semangat kebangsaan, patriotism dan aktivitas masyarakat dibidang ekonomi dalam ruang wilayah NKRI. Pembelajaran IPS sejarah tersebut diintegrasikan melalui konsep ruang, koneksi antar ruang dan waktu.

iklan
Baca juga:  Motivasi Tepat Prestasi Meningkat

Konsep ruang menggambarkan dimana suatu peristiwa terjadi. Koneksi antar ruang menggambarkan mobilitas manusia antara satu tempat ke tempat lain yang melibatkan tokoh dan tempat. Waktu menggambarkan masa dimana kehidupan manusia terjadi.

Walaupun materi IPS sejarah sangat penting, disisi lain peserta didik sedikit yang tertarik. Hal tersebut yang menyebabkan penulis berusaha menggunakan media pembelajaran dengan harapan peserta didik lebih tertarik dan lebih focus dalam belajar IPS sejarah. Penulis melihat pada pelajaran matematika terdapat media garis bilangan yang bisa dimanfaatkan untuk belajar IPS sejarah terutama untuk menerangkan kronologi konsep masa yang bisa dibuat secara berurutan.

Garis bilangan dalam matematika dasar adalah suatu gambar garis lurus di mana setiap titiknya diasumsikan melambangkan suatu bilangan real dan setiap bilangan real merujuk pada satu titik tertentu. Seringkali bilangan bulat ditunjukkan dengan lambang titik-titik tertentu yang berjarak sama di sepanjang garis ini.

Garis ini mencakup semua bilangan real, berkelanjutan tak terhingga ke kedua arahnya, dan juga bilangan-bilang tak bertanda yang terdapat di antara bilangan-bilangan bulat itu. Garis di atas dibagi menjadi dua belahan simetri oleh titik nol (origin), yaitu yang melambangkan bilangan nol.

Baca juga:  Apel Pagi, Tanamkan Karakter Disiplin Peserta Didik

Garis bilangan biasanya digambar sebagai suatu garis horisontal. Bilangan positif selalu terletak di kanan titik nol, dan bilangan negatif selalu di sebelah kiri titik nol. Sebuah ujung panah ditempatkan di kedua ujung untuk menandakan bahwa garis ini akan berlanjut dengan bilangan real  (dilambangkan dengan R {\displaystyle \mathbb {R} }) positif dan negatif sampai tak terhingga. Bilangan real terdiri dari bilangan irasional maupun bilangan rasional, yang meliputi pula bilangan bulat, bilangan cacah, dan bilangan asli.

Sebuah garis yang digambar melalui titik nol dengan arah tegak lurus dari garis bilangan real dapat pula digunakan untuk melambangkan bilangan imaginer. Garis tegak lurus ini, disebut garis imaginer, memperluas garis bilangan menjadi suatu bidang bilangan kompleks, yang titik-titiknya melambangkan bilangan-bilangan kompleks.

Penulis menggunakan media garis bilangan terutama untuk materi IPS yang berkaitan dengan  sejarah  terutama yang membahas waktu kejadian suatu peristiwa.  Garis bilangan dibuat dengan skala yang tetap melambangkan skala tahun seperti 1 cm untuk mewakili 10 tahun  dst. dengan tiap titik mewakili tahun tertentu. Peristiwa sejarah disusun secara kronologis, makin ke kanan nilai tahunnya makin muda dan makin ke kiri makin tua. Titik nol bisa sebagai batas titik sebelum masehi (SM) dengan masehi (M).

Baca juga:  Mengecap Dengan Bahan Alam, Anak Lebih Kreatif

Setelah dicantumkan waktunya (tanggal-bulan-tahun) dibawahnya bisa dicantumkan peristiwa yang terjadi, tokoh dan tempatnya.  Jadi dalam satu garis bilangan dapat tergambar peristiwa sejarah secara berurutan dengan lengkap yang bisa membantu peserta didik untuk mengingat dan menghafal materi sejarah dengan lebih mudah secara kronologis.

Media ini paling tepat dibuat oleh peserta didik sendiri sebagai tugas awal KD yang membahas materi sejarah.  Tugas awal KD untuk memotivasi peserta didik agar mau membaca sambil membuat tugas sehingga ketika mulai pembelajaran KD tersebut peserta didik sudah memiliki gambaran peristiwa yang akan dipelajari. Pembuatan garis bilangan kronologi sejarah sendiri diharapkan peserta didik lebih memahami waktu terjadinya peristiwa, pelaku/tokoh sejarahnya juga tempatnya.

Jika peserta didik sudah paham materi sejarah tersebut otomatis akan meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi KD sejarah tersebut. Jadi penggunaan media garis bilangan untuk belajar materi sejarah diharapkan dapat memudahkan peserta didik untuk menghafalkan dan memahami dimensi waktu, dimensi ruang dan pelaku yang berefek pada peningkatan hasil belajar peserta didik.

Eti Sri Wahyuningsih, SS
Guru SMP Negeri 1 Kertek, Wonosobo
iklan