JATENGPOS.CO.ID – Pendidikan merupakan tempat untuk membentuk karakter siswa dimana siswa merupakan generasi penerus bangsa. Pendidikan juga sebagai sarana utama untuk membangun bangsa yang kokoh dan bermartabat. Penguatan pendidikan karakter siswa tidak selalu tentang soal akademis, tetapi merupakan suatu proses pengembangan potensi individu, serta merupakan wadah untuk membentuk karakter siswa.
Seorang siswa dianggap berprestasi di sekolah apabila nilai pendidikan atau nilai akademisnya bagus. Oleh karena itumenjadi tantangan dan amanah bagi guru untuk membentuk karakter siswa agar siswa tidak hanya berorientasi pada nilai saja tapi juga harus memperbaiki karakternya.
Untuk mencapai kesuksesan seseorang lebih dipengaruhi oleh kecerdasan emosi. Orang yang pintar tapi kurang pandai mengelola emosi, seperti mudah marah, sensitif, suka membenci orang, jengkel, dan pemalu akan sulit dalam mencari solusi untuk masalah yang dihadapinya.
Orang yang dalam mengatur emosinya kurang bagus cenderung mudah sedih dan kecewa, sehingga solusi yang sudah ada akan hilang begitu saja karena terlalu larut dalam kesedihan.
Pengelolaan emosi yang kurang bisa menjadikan sesorang begitu semangat dalam menyetujui sesuatu. Tapi, dalam waktu singkat semangat itu bisa turun sehingga bisa mengagalkan smuanya. Orang yang tidak begitu pintar tetapi pandai dalam menyeimbangkan emosinya akan lebih mudah mencapai kesuksesan dalam belajar dan bekerja.
Keseimbangan emosi berguna untuk memperkuat diri dan mengubah situasi kehidupan yang tidak menyenangkan menjadi sesuatu yang wajar untuk dihadapi. Jadi kecerdasan emosi bukan lagi menjadi kecerdasan yang diabaikan justru merupakan kecerdasan utama yang harus diajarkan pada siswa.
Apa itu printer kejujuran?
Printer kejujuran adalah printer tanpa penjaga dimana setiap siswa yang akan mencetak/print semua dilakukan sendiri, mulai mengambil kertas, mencetak, menaruh uang dan mengambil kembalian uang serta harus mengantri diantara siswa yang lain. Kenapa mengantri, karena jumlah printer yang ada hanya sedikit membuat siswa harus rela mengantri untuk mengeprint.
Printer kejujuran merupakan program kejujuran yang diarahkan oleh sekolah, tetapi pada praktiknya masih saja ditemukan siswa yang tidak mau mengantri untuk mengeprint tugas sekolah. Hal itu dilakukan oleh siswa yang tidak menyadari bahwa apa yang mereka lakukan merupakan cerminan rendahnya karakter, meskipun secara teori kecurangan yang mereka lakukan bukan kriminalitas tetapi lebih kepada pencarian jati diri.
Pada usia remaja siswa SMA ada pada fase pencarian dimana perilaku menyimpang yang dilakukan lebih pada keisengan, namun demikian tetap saja hal tersebut merupakan tugas guru untuk membina dan mengarahkan agar terhindar dari perilaku saling menyerobot printer karena memang jumlahnya yang terbatas.
Oleh sebab itu printer kejujuran merupakan sebuah bentuk pendidikan karakter sebagai upaya untuk melatih siswa dalam mengatur emosi yang pelaksanaannya harus mendapat dukungan dari semua komponen sekolah.
Printer kejujuran hanyalah satu diantara sekian bentuk kegiatan yang dapat di terapkan dikalangan siswa dalam rangka pendidikan karakter. Masih banyak alternatif kegiatan yang dapat ditempuh dalam rangka menerapkan pendidikan karakter baik yang terintegrasi melalui pembelajaran, ekstrakurikuler ataupun kegiatan yang lain diluar sekolah, untuk itu diperlukan adanya gagasan tentang cara-cara yang baik bagi siswa perlu ditingkatkan dalam rangka pembentukan karakter agar mereka berakhlak mulia.