Bermain Peran Bangkitkan Semangat Belajar PKn

Zendi Arvinanto, S.Pd. Guru SDN 2 Sanggrahan Kranggan Temanggung
Zendi Arvinanto, S.Pd. Guru SDN 2 Sanggrahan Kranggan Temanggung

Apakah kita pernah mendapati siswa yang berbincang-bincang, bermain, atau bahkan mengantuk dan tertidur saat pembelajaran PKn berlangsung? Apakah rata-rata nilai siswa dalam mata pelajaran PKn rendah? Jika jawabannya iya, maka hal tersebut merupakan indikasi bahwa bagi sebagian besar siswa, mata pelajaran PKn (Pendidikan Kewarganegaraan) merupakan pelajaran yang dirasa sulit dan membosankan. Kondisi ini juga penulis alami ketika mengajar  mata pelajaran PKn tentang materi proses perumusan Pancasila di kelas VI (enam). Siswa terlihat kurang semangat saat pembelajaran berlangsung. Hasil belajar siswa pada materi ini pun menjadi kurang memuaskan.

Pertanyaan selanjutnya adalah mengapa hal ini bisa terjadi? Ada beberapa faktor yang menjadi penyebabnya. Mulai dari materi pelajaran yang terlalu banyak dan luas sehingga siswa cenderung hanya menghafal materi. Mereka dituntut menjadi perekam data dan bukan sebagai pemikir. Cara mengajar guru juga menjadi faktor utama. Guru menyampaikan materi dengan metode konvensional yaitu dengan ceramah. Bahkan sebagian besar masih mengajar tanpa menggunakan media apapun. Maka jangan heran jika banyak siswa yang bosan dan mengantuk saat pembelajaran berlangsung. Kondisi ini semakin diperparah dengan minat baca siswa saat ini yang sangat rendah. Siswa pun lebih tertarik bermain gawai dan menonton televisi daripada membaca.

Baca juga:  Blended Learning Optimalkan Hasil Belajar di Masa Pandemi

            Metode bermain peran merupakan metode yang diterapkan oleh penulis untuk membangkitkan semangat belajar siswa pada mata pelajaran PKn materi proses perumusan Pancasila. Menurut Lilis Suryani (2008 : 109), bermain peran adalah memerankan karakter atau tingkah laku dalam pengulangan kejadian yang diulang kembali, kejadian masa depan, kejadian yang masa kini yang penting, atau situasi imajinatif. Anak-anak pemeran mencoba untuk menjadi orang lain dengan memahami peran untuk menghayati tokoh yang diperankan sesuai dengan karakter dan motivasi yang dibentuk pada tokoh yang telah ditentukan. Dalam pembelajaran PKn ini, siswa memerankan tokoh-tokoh perumus Pancasila, seperti Ir. Soekarno, Muhamad Yamin, Soepomo, dan sebagainya. Adegan yang dimainkan adalah ketika Sidang BPUKPI untuk merumuskan dasar negara Indonesia.

Baca juga:  Flipped Clasroom sebagai Solusi Pembelajaran Tatap Muka Bergilir Pasca Pandemi

Sebelum melaksanakan metode pembelajaran ini, guru dan siswa melakukan diskusi tentang pelaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan. Setelah itu dilakukan beberapa langkah-langkah agar kegiatan pembelajaran berlangsung dengan baik. Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan metode bermain peran yaitu : 1) Memilih tema dan peristiwa yang sesuai dengan materi pembelajaran. 2) Menyusun skenario atau naskah cerita. 3) Menentukan pemeran-pemeran. 3) Berlatih bermain peran hingga lancar dan baik. 4) Melaksanakan metode bermain peran di kelas .


Metode bermain peran dapat menciptakan pembelajaran yang lebih aktif, efektif, dan menyenangkan. Dengan menggunakan metode ini, siswa menjadi subyek dan bukan hanya sebagai obyek pembelajaran. Saat memerankan suatu tokoh, siswa dapat menghayati peran tokoh perumus Pancasila dan karakter tokoh yang diperankan. Siswa juga dapat lebih memahami peristiwa atau kejadian penting yang berlangsung di masa lalu. Selain itu, metode ini dapat mengembangkan daya khayal siswa, sehingga siswa lebih kreatif. Bermain peran juga dapat mengeksplorasi bakat siswa dalam bidang seni drama.

Baca juga:  Kartu Domino Meningkatkan Hasil Belajar Pecahan

Berdasarkan penerapan metode bermain peran yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa metode ini dapat meningkatkan semangat belajar siswa dalam mata pelajaran PKn, terutama materi proses perumusan Pancasila. Pembelajaran menjadi lebih aktif, efektif, dan menyenangkan. Metode ini juga dapat menjadi metode alternatif yang dapat diterapkan dalam materi pelajaran yang lain.

Zendi Arvinanto, S.Pd.

Guru SDN 2 Sanggrahan Kranggan Temanggung