Pada Kurikulum Berbasis Kompetensi, Pembelajaran Bahasa Indonesia maupun bahasa Jawa menekankan pada 4 aspek yang terdiri dari: mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Untuk memberikan pengalaman langsung yang akan dapat mempermudah siswa untuk menyerap ilmu yang dipelajari, maka perlu siswa diberikan ketrampilan proses supaya mereka mampu memahami apa yang mereka baca.
Kenyataan dalam proses pembelajaran Bahasa Jawa pada siswa klas V SD Negeri Laranganluwok pada pembelajaran dengan pokok bahasan Mengekspresikan Cerita Wayang, menemukan banyak permasalahan. Permasalahan-permasalahan yang ditemukan antara lain: 1). aktivitas siswa masih rendah, dalam hal mendengarkan, membaca tentang cerita wayang hal ini dibuktikan sangat sedikitnya siswa yang bertanya masalah cerita dunia pewayangan kepada guru. 2). Respon dalam menanggapi isi cerita, bacaan masih rendah. 3). Tingkat kefasehan membaca cerita wayang siswa masih rendah. 4). Ketuntasan minimal yang diperoleh siswa dalam pokok bahasan Mengekpresikan Cerita Wayang dari 16 jumlah murid hanya 6 siswa ( 40 % ) yang mencapai KKM sedang yang 9 siswa ( 60 % ) mendapat nilai dibawah KKM dengan demikian masih 40 % siswa belum tuntas . Dari hasil itu ditemukan beberapa penyebab rendahnya daya seraf dalam memahami isi bacaan atau isi cerita pewayangan: (1) Masih banyak siswa yang belum lancar membaca. (2) Belum menguasai tanda-tanda baca secara benar. (3) Logat dan intonasi dalam membaca masih belum benar. (4) Masih banyak siswa yang belum bisa memahami isi bacaan . Dari temuan-temuan guru dalam preoses pembelajaran serta hasil dari wawancara dengan siswa, maka guru kelas secara kolaborasi melakukan upaya untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut. Upaya yang dilakukan guru secara kolaborasi yaitu dengan mengadakan penelitian tindakan kelas menggunakan model pembelajaran yang lebih mengena terhadap siswa dengan menerapkan metode bermain peran
iklan
|
Ada keampuhan yang cukup signifikan penggunaan pendekatan bermain peran melalui sosiodrama. Hal ini dapat dilihat melalui perbedaan antara pembelajaran yang menggunakan sistim konvensional ( dengan nilai rata-rata yang hanya mencapai 6,2 dan dalam taraf seraf 62 %, sedang dengan menggunakan pendekatan bermain peran melalui sosiodrama dapat mencapai nilai rata-rata 8,4 dan dalam taraf seraf 84 %
Proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan bermain peran melalui sosiodrama dapat meningkatkan kemampuan dan kepercayaan diri untuk berperilaku, tutur kata dan sikap yang santun dan baik. Proses pembelajaran Bahasa Jawa menggunakan pendekatan bermain peran melalui sosiodrama dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik ranah kognitif,afektif maupun psikomotor
|
Suripno,S.Pd
Guru Kelas V SD Negeri Laranganluwok,Bejen, Temanggung |