Pada saat ini pandemi COVID-19 telah berdampak pada berbagai sektor di dunia, tanpa terkecuali juga di sektor pendidikan. Situasi ini menyebabkan adanya perubahan pola pembelajaran yang biasanya berlangsung dengan tatap muka di ruang kelas menjadi dilaksanakan dirumah, yaitu dengan pembelajaran daring. Pada saat pembelajaran daring, banyak siswa merasa kesulitan dalam pelaksanaannya, khususnya pada pelajaran matematika.
Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir, karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk menunjang kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Offirston, 2014:1). Ini berarti ahwa belajar matematika untuk mempersiapkan siswa agar mampu menggunakan pola pikir matematika dalam kehidupan kesehariannya dan dalam mempelajari ilmu pengetahuan lain.
Pembelajaran matematika adalah membentuk logika berpikir bukan sekedar pendai berhitung. Berhitung dapat dilakukan dengan alat bantu, seperti kalkulator dan komputer, namun menyelesaikan masalah perlu logika berpikir dan analisis (Fatimah, 2009:8). Oleh karena itu, siswa dalam belajar matematika harus memiliki pemahaman yan benar dan lengkap sesuai tahapan, melalui cara dan media yang menyenangkan dengan menjalankan prinsip matematika.
Karena kondisi pandemik ini pembelajaran matematika di sekolah dasar kurang dalam pencapaian KKM yang telah ditetapkan, hal ini dikarenakan kurangnya kemampuan orang tua dalam penyampaian kepada anak tentang materi pada pembelajaran matematika. Orang tua cenderung mengajarkan anak untuk langsung mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, tanpa membantu anak memahami konsep pelajaran itu sendiri.
Di sekolah dasar peserta didik memasuki tahap operasional konkrit, sehingga memerlukan suatu media untuk dapat menangkap berbagai konsep yang ada. Pembelajaran matematika memerlukan benda konkrit dan penjelasan dari guru. Hampir semua subjek mata pelajaran matematika merupakan materi yang bersifat abstrak. Perkembangan kognitif peserta didik usia sekolah juga masih pada tahap konkrit operasional (7-11tahun), yaitu masih berpikir dan memahami sesuatu dari hal-hal yang kongkrit/nyata. Menurut Jean Piaget dalam modul Konsorsium PTI, pada tahap operasional konkrit, anak sudah mampu berpikir konkret dalam memahami sesuatu sebagaimana kenyataannya, mampu mengkonservasi angka, serta memahami konsep melalui pengalaman sendiri dan lebih objektif.
Untuk itu dalam pembelajaran dibutuhkan media pembelajaran yang diharapkan memberikan gambaran real/nyata dari konsep-konsep yang masih abstrak. Media pembelajaran adalah sesuatu benda yang dapat dipergunakan dalam kegiatan belajar mengajar guna membantu memperoleh pesan atau informasi, pengetahuan, keterampilan, ataupun sikap. Media merupakan alat untuk membantu guru dan orangtua menyampaikan informasi atau materi kepada peserta didik. Media yang digunakan tidak harus mahal, tapi juga bisa memanfaatkan media yang ada di sekitar peserta didik atau guru bisa menggunakan pengalaman peserta didik.
Saya membuat media sederhana menggunakan manik-manik dan biji-bijian yang ditempelkan pada kertas karton tebal, sejumlah 100 biji yang dinamakan BILBUT BOOK atau buku bilangan bulat. Kemudian memberikan tutorial pembuatan dan cara penggunaannya kepada orangtua peserta didik guna membantu peserta didik belajar berhitung bilangan bulat sederhana di rumah. Peserta didik dibantu oleh orang tua membuat media BILBUT Book dengan bahan yang ada di rumah, boleh menempelkan manik – manik maupun biji – bijian. Kemudian media tersebut digunakan peserta didik dengan menyentuh manik-manik atau biji-bijian tersebut. Peserta didik dapat memulai pengalaman berhitung operasi bilangan bulat sederhana dengan cara lebih menyenangkan dan terasa nyata.
Guru mengarahkan dengan memberikan soal- soal sederhana operasi hitung bilangan bulat setiap hari, yang dapat dikerjakan dengan memanfaatkan media BILBUT Book. Siswa dapat menggunakan BILBUT Book dalam operasi hitung penjumlahan, pengurangan dan operasi hitung campuran. Media pembelajaran BILBUT Book merupakan media pembelajaran berupa benda konkret yang terbuat dari kertas karton tebal dan manik-manik berjumlah 100 biji digunakan untuk mengenalkan bilangan bulat 1-100 dan penanaman konsep operasi penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat.
Berdasarkan penggunaan media BILBUT Book pembelajaran matematika berjalan lebih menyenangkan dan terasa nyata. Peserta didik dapat memahami materi bilangan bulat dengan lebih mudah. Kemudian nilai ulangan harian pada pembelajaran matematika di kelas 2 tahun ajaran 2021/2022 SDN 3 Krajankulon meningkat.
Oleh: Rosmeita Ayu Budiarti, S.Pd
SDN 3 Krajankulon Kaliwungu