Bisakah #Cari_Aman Melawan Takdir dan Nasib?

#Cari_Aman: Seorang pengendara motor yang sedang mengecek tekanan ban sebelum berkendara.
#Cari_Aman: Seorang pengendara motor yang sedang mengecek tekanan ban sebelum berkendara.

JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Berbagai peristiwa kecelakaan yang cukup menyita perhatian publik diberitakan di media massa akhir-akhir ini. Semua mata publik tersita perhatian membahas apa yang terjadi. Seluruh pihak mengaji ulang apakah faktor lingkungan menjadi penyebab utama dari kecelakaan tersebut, dan perdebatanmengenai nasib dan takdir pengendara kendaraan bermotor tersebut.

Jika coba melihat dari makna dari kedua kata tersebut, nasib dan takdir, keduanya mengenai usaha yang diberikan dalam sebuah peristiwa. Terkadang, pemaknaan ‘takdir’ membuat seseorang pasrah terhadap apa yang akan terjadi, tanpa melakukan usaha sama sekali. Begitu pula pemahaman terhadap ‘nasib’ yang kerap melemahkan semangat seseorang dalam berupaya karena berpikir nasibnya di tangan Tuhan.

Padahal ‘nasib’ adalah usaha manusia yang hasilnya, baik berhasil atau tidak, ditentukan oleh usahanya sendiri. Di sini, kata kunci dari ‘takdir’ dan ‘nasib’ terletak pada usaha dan upaya. Berbicara mengenai kemungkinan terburuk yang dapat ditemui di jalan raya, ada beberapa faktor yang dapat diperhatikan untuk meminimalisir potensi terjadinya hal tersebut.

Baca juga:  Mulai 1 Juli, Pendaftaran QR Code BBM Subsidi

Oke Desiyanto, Safety Riding Supervisor Astra Motor Jateng mengatakan ada 3 faktor yang patut diperhatikan untuk memperkecil potensi terjadinya kecelakaan di jalan raya, yaitu faktor manusia, lingkungan, dan kendaraan.


Dimulai dari memastikan kendaraan dalam keadaan prima yaitu berfungsi baik dan benar. Pemeliharaan dan pemeriksaan rutin menjadi hal yang krusial memastikan kendaraan dapat dikendalikan dengan baik. Perhatikan bagian vital seperti roda, rem, lampu-lampu, dan mesin. Pastikan seluruh bagiannya dapat berfungsi dengan benar.

Makin lengkap pemeriksaan, makin bagus pula persiapan pengamanannya. Faktor lingkungan juga jangan sampai luput dari perhatian kita, contohnya mengenai kondisi cuaca, kondisi jalan, kelengkapan marka dan rambu-rambu, serta kehadiran pengguna jalan lainnya. Hal ini akan memengaruhi keputusan berlalu lintas selama di jalan raya.

Baca juga:  #Cari_Aman, Siswa Siswi SMK Jadi Contoh Keselamatan Berkendara

Yang perlu kuasai adalah mengenai antisipasi pengemudi dan kendaraan di musim hujan, memahami marka dan rambu sebagai rekayasa keselamatan jalan yang wajib diperhatikan dan ditaati, serta kemampuan untuk mengerti pergerakan pengguna jalan lainnya.

Tidak hanya itu, pergerakan kita juga harus bisa dimengerti oleh pengguna jalan lainnya. Misalnya, sein ke kiri untuk belok kiri, bukan kanan. Faktor ketiga, yang kerap menjadi penyebab terbesar kecelakaan di jalan raya, yaitu faktor manusia. Kaitannya dengan pengetahuan berkendara, teknik berkendara, kondisi fisik, kondisi emosi dan etika berkendara.

Seluruhnya harus disiapkan sebagai antisipasi menurunkan potensi–potensi mengalami kecelakaan atau terlibat kecelakaan. Fokus saat berkendara adalah sangat utama dalam hal mengendarai dan mengemudi. Ini hal yang penting membuat pengendara dan pengemudi tetap konsentrasi walaupun melintas walau di tempat yang angker sekalipun.

Baca juga:  Merah Putih Berkibar Pertama Kali di ATC 2018

“Ketiga faktor tersebut merupakan hal-hal mendasar yang dapat diperhatikan oleh pengendara, terutama pengendara sepeda motor yang sudah saatnya mengaplikasikan gaya hidup #Cari_Aman untuk berkendara seharihari, karena terkadang ada kejadian buruk di jalan raya yang tidak bisa kita hindari namun dapat diminimalisir efeknya dengan memperhatikan ketiga faktor tersebut,” ujar Oke. (prp/muz)