Kegiatan Pembelajaran di era pandemi covid-19 saat ini dilakukan secara jarak jauh. Banyak kendala yang dialami peserta didik di kelas II SD Negeri kandangan dalam pembelajaran jarak jauh, salah satunya pada materi bersatu dalam keragaman di rumah dan sekolah yang terdapat pada pelajaran PPKn. Hal ini dikarenakan kurangnya pembelajan bervariatif dan pemanfaatan teknologi masih kurang maksimal sehingga peserta didik merasa bosan.
Model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pelajaran PPKn tersebut menjadi menarik dan bisa membuat anak aktif dalam kegiatan pembelajaran yaitu Flipped Classroom. Dengan model ini diharapkan pembelajaran dapat bermakna dan menghasilkan pemahaman yang kuat terhadap peserta didik. Muhtadi, A (2019: 117) menyatakan bahwa Flipped Classroom yaitu bagian dari pendekatan blended learning mode 1 rotasi yang mana sebelum pembelajaran langsung dimulai peserta didik memperoleh pembelajaran melalui video secara online.
Menurut Johnson (2013), flipped classroom merupakan model pembelajaran yang meminimalkan pengajaran langsung dari guru, tetapi memaksimalkan pengajaran tidak langsung dengan dukungan materi yang dapat diakses secara daring oleh siswa. Model pembelajaran dengan menggunakan model flipped classroom dilaksanakan dengan meminimalkan jumlah instruksi langsung oleh guru kepada siswanya dalam mengajarkan materi dan memaksimalkan waktu untuk berinteraksi satu sama lain dalam membahas permasalahan terkait. Pembelajaran flipped classroom lebih menekankan pada pemanfaatan waktu di dalam maupun di luar kelas agar pembelajaran lebih bermutu sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi.
Langkah-langkah pembelajaran Flipped Classroom Menurut Bishop (2013: 17) ,yaitu pertama , Fase 0 (Siswa melihat sendiri video di rumah) Sebelum tatap muka, siswa belajar mandiri di rumah mengenai materi untuk pertemuan berikutnya dengan menonton video pembelajaran dari guru. Kedua Fase 1 (Datang ke kelas untuk melakukan kegiatan dan mengerjakan tugas yang berkaitan) Pada pembelajaran Tatap Muka di kelas, peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok heterogen untuk mengerjakan tugas yang berkaitan dengan materi yang disampaikan. Ketiga, Fase 2 (Menerapkan kemampuan siswa dalam proyek dan simulasi lain di dalam kelas) Peran guru pada saat kegiatan belajar berlangsung adalah memfasilitasi berlangsungnya diskusi. Di samping itu, guru juga akan menyiapkan beberapa pertanyaan (soal) dari materi tersebut. Sedangkan yang dimaksud proyek pada model pembelajaran ini adalah lembar kegiatan yang dikerjakan oleh siswa untuk menerapkan kemampuannya. Keempat,. Fase 3 (Mengukur pemahaman siswa yang dilakukan di kelas pada akhir materi pelajaran) Sebelumnya, guru telah memberitahukan bahwa pembelajaran akan dilakukan kuis/tes pada setiap akhir pertemuan. Siswa harus benar-benar memperhatikan setiap proses belajar yang dilalui. Tugas guru adalah sebagai fasilitator untuk membantu siswa dalam pembelajaran serta menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan materi.
Kelebihan model flipped classroom adalah siswa lebih leluasa untuk belajar mandiri di rumah dan dapat mengulang-ngulang mempelajari materinya hingga siswa paham dan siap saat masuk kelas dan pembelajaran dimulai.. Sedangkan kekruangan model flipped classroom siswa membutuhkan adaptasi untuk belajar mandiri di rumah dan harus mempunyai akses internet di rumah atau sekolah. Maka peran Guru sangat penting dalam mengatasi kekurangan model pembelajaran ini.
Penggunaan Model pembelajaran Flipped Classroom pada mata pelajaran PPKn yang dianggap kurang menarik dan membosankan, dapat merubah pandangan peserta didik menjadi pembelajaran yang menyenangkan. Hal ini terbukti dengan hasil belajar peserta didik pada pelajaran PPkn materi bersatu dalam keragaman di rumah dan sekolah meningkat.
Yuni Nur Faizah,S.Pd
Guru SDN Kandangan Temanggung