Blended Learning Tingkatkan Hasil Belajar Tari Kuda Lumping

ENDANG SURANINGSIH, S.Sn

Setelah munculnya pandemik wabah Covid-19 khususnya di Indonesia sistem pendidikan mulai mencari suatu inovasi untuk proses kegiatan belajar mengajar. Demikian juga pada pembelajaran Seni Budaya. Sebuah metode akan dikatakan baik bila sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dan dapat dilaksanakan sesuai dengan kemampuan pengajar dan peserta didiknya  Sunendar dan Iskandarwassid, (2009: 102). Dengan pendidikan yang baik, peserta didik akan mampu menanamkan kapasitas baru dalam dirinya guna mempelajari berbagai pengetahuan dan keterampilan baru guna menjadi insan produktif.

Materi tari Kuda Lumping adalah salah satu materi  Seni Budaya  yang memiliki tingkat kesukaran tinggi karena memerlukan keterampilan yang mumpuni. Selama ini pembelajaran dilakukan dengan cara yang monoton yaitu melalui daring. Peserta didik kurang bersemangat mengikuti pelajaran dan seringkali menjadi bosan, karena mereka tidak diberi stimulus. Guru hanya memberikan tugas dari LKS. Kenyataan yang terlihat di SMP Negeri 6 Wonogiri adalah rendahnya hasil belajar peserta didik materi tari Kuda Lumping.

Mata pelajaran Seni Budaya kelas VIIIA Semester Gasal Tahun Pelajaran 2021/2022 KD. 4.1. Memperagakan keunikan gerak tari tradisional dengan menggunakan unsur pendukung tari. Berdasarkan hasil analisis, diketahui hasil belajar peserta didik masih belum optimal. Belum optimalnya hasil belajar pada materi mengidentifikasi di kelas VIIIA, ditunjukkan dengan perolehan nilai rata-rata yang berada di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditentukan, yaitu 78.00.

Hasil evaluasi tersebut diketahui secara kumulatif, peserta didik di kelas VIIIA belum mencapai ketuntasan dalam pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata sebesar 74,8 yang berada di bawah KKM. Hasil pengamatan dalam proses pembelajaran guru belum inovatif dalam penggunaan media secara daring, guru hanya memberikan tugas melalui WA Grup, hal ini menjadikan  peserta didik kesulitan mempraktikkan tari kuda lumping dengan baik.

Berdasarkan hasil evaluasi dan pengamatan, perlu adanya perbaikan dalam pembelajaran materi tari Kuda Lumping. Perbaikan yang dilakukan adalah dengan menggunakan model pembelajaran Blended Learning melalui google meet, guna meningkatkan hasil belajar peserta didik. Blended Learning yaitu metode pembelajaran yang memadukan pertemuan tatap muka dengan materi online secara harmonis. Garrison dan Vaughan (2008) mendefinisikan yang dikutip oleh Francine S.Glazer, bahwa Blended Learning adalah proses pembelajaran campuran tatap muka dengan online, sehingga menjadi pengalaman belajar.

Penggunaan model pembelajaran  Blended Learning ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Langkah-langkah model pembelajaran sebagai berikut: 1) guru membuat link goole meet, 2) siswa mendownload aplikasi, 3) siswa bergabung di link, 4) guru mengaktifkan aplikasi google meet, 5) guru memastikan siswa masuk semua, 6) guru memberikan materi dengan memanfaatkan google meet, 7) guru dan siswa membuat kesepakatan menyelesaikan tugas, 8) guru memantau aktivitas  siswa melalui google meet, 9) guru memberi apresiasi kepada siswa.

Hasil belajar siswa kelas VIII A mengalami peningkatan sesudah menggunakan Blended Learning yang awalnya rata-rata nilai satu kelas hanya 74,80 menjadi 82,20 dari 32 siswa. Hal ini meningkat 7,40 dari kondisi sebelumnya, dan ini sudah melebihi KKM.

Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa ”Model Blended Learning dapat meningkatkan hasil belajar materi tari kuda lumping Siswa Kelas VIII A Semester Gasal  SMP Negeri 6 Wonogiri Tahun Pelajaran 2021/2022”

 

ENDANG SURANINGSIH, S.Sn

(Guru Seni Budaya SMPN 6 Wonogiri)