Pada lingkup pembelajaran IPA di tingkat SMP, karakteristik yang dimunculkan yaitu adanya pengaitan konsep materi dengan kehidupan sehari- hari melalui penggunaan media atau alat peraga. Hal ini bertujuan agar siswa mampu memahami subtansi dari konsep materi yang diajari, sehingga pembelajaran yang dilakukan lebih bermakna bagi siswa. Pada siswa kelas IX SMP Negeri 3 Ngadirojo masih mengalami kesulitan dalam menentukan proses ekskresi pada manusia walaupun nama-nama organ hafal. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu adanya alat peraga untuk memahami cara kerja organ-organ sistem ekskresi pada manusia.
Alat peraga adalah alat yang digunakan untuk memperjelas konsep/teori/ cara kerja tertentu yang digunakan dalam proses pembelajaran atau bimbingan (Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru Buku 4: 52). Sebagaimana menurut Sudjana (2002:59) menyatakan bahwa alat peraga adalah suatu alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga dengan tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar siswa lebih efektif dan efisien. Sehubungan dengan penggunaan alat peraga dalam pembelajaran, Pujiati ( 2004: 3) menjelaskan bahwa penggunaan alat peraga mampu memberikan kesan yang lebih mendalam dan lebih bermakna bagi siswa sehingga dapat menumbuhkan sikap positif bagi proses dan hasil belajarnya.
Demikian pentingnya penggunaan alat peraga dalam proses belajar mengajar maka penulis membuat alat peraga yang terbuat dari botol plastik bekas dan selang plastik (Bolangkas ) selain itu ada bahan yang lain seperti triplek, tinta pewarna, kawat, lakban . Alat Peraga ini bernama : “ Sistem Ekskresi Organ Ginjal pada manusia dari botol dan selang plastik bekas (Sieksi Ganjal Bolangkas)”
Cara pembuatan alat peraga sistem ekskresi organ ginjal pada manusia:1). Menyiapkan triplek, kemudian melapisi triplek dengan kertas karton dan pinggirannya dilakban; 2).Botol aqua dipotong sebagian dan bagian tutup botol tetap ditempatnya selanjutnya tutup botol dilubangi menggunakan paku yang telah dipanasi lilin. Dalam melubangi tutup botol disesuaikan dengan diameter selang; 3). Posisi botol dan selang diatur sesuai dengan urutan sistem ekskresi pada ginjal manusia; 4).Melubangi triplek menggunakan paku tepat disamping bagian tengah botol dan ujung botol serta pada selang yang akan diikat; 5). Memasukkan nilon kabel tei pada lubang yang telah dibuat selanjutnya diikat pada botol dan selang yang telah diposisikan; 6). Untuk membuat glomerulus menggunakan sabut stainless sebagai proses filtrasi di dalam botol; 7).Menyambungkan botol dengan selang dimana selang dibuat berkelok kelok disesuaikan dengan tubulus dan lengkung henle; 8). Menambahkan lem alteco dipenyambungan selang jika terasa longgar, pastikan setiap sambungan benar – benar kedap udara; 9). Mencampurkan air dengan tinta kuning; 10). Menguji coba alat dengan memasukkan air kedalam botol aqua yang pertama.
Pelaksanaan proses belajar mengajar dengan menggunakan alat peraga, siswa memperoleh pengalaman yang lebih nyata sehingga memudahkan untuk belajar. Dengan menggunakan alat peraga, siswa menjadi lebih bersemangat dalam mengikuti proses belajar dari awal sampai akhir. Para siswa lebih paham terhadap materi yang disampaikan sehingga mudah dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi pada materi sistem ekskresi manusia ditandai hasil belajar yang meningkat dibandingkan tahun lalu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga “ Sistem ekskresi pada manusia dengan menggunakan botol aqua dan selang bekas (Sieksi Ganjal Bolangkas)”dapat menguatkan pemahaman dan meningkatkan hasil belajar kelas IX di SMP Negeri 3 Ngadirojo Materi sistem ekskresi pada manusia.
Sri Sutini, S.Pd
Guru IPA SMP Negeri 3 Ngadirojo Wonogiri