Bonka Aktifkan Minat Belajar Siswa

: M. Isna Koirul M., S.PdI. M.PdI. Guru SMP Negeri 1 Tirtomoyo Wonogiri
M. Isna Koirul M., S.PdI. M.PdI. Guru SMP Negeri 1 Tirtomoyo Wonogiri

JATENGPOS.CO.ID, – Mata pelajaran pendidikan agama adalah pembelajaran yang identik dengan ceramah. inilah salah satu ciri pelajaran agama.  Metode ceramah tetap harus dipakai untuk menjelaskan beberapa materi agama yang memang butuh sebuah penjelasan. Metode ceramah sering digunakan untuk memberikan informasi dan komunikasi dalam pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, jika guru hanya ceramah terus tentu akan menimbulkan kebosanan siswa, bahkan mengurangi  minat dan keaktifan siswa dalam belajar.

Melihat fenomena tersebut guru dituntut profesionalismenya dalam mengelola pembelajaran. Sudah sewajarnya guru memahami prinsip dan cara mengajar yang baik. Penyajian pembelajaran harus disajikan dengan baik, dimulai dari membuka sampai menutup pelajaran. Penyajian pembelajaran dengan cara yang mengasyikkan dan menyenangkan. Pembelajaran tidak hanya sekedar mentransfer ilmu pengetahuan saja. Ketrampilan mengelola kelas juga harus dikuasai, termasuk mengkondisikan siswa agar siap belajar dengan nyaman dan aktif dalam menerima pembelajaran. Guru juga harus mampu mengelola proses pembelajaran sehingga lebih berkualitas. Kekurangtepatan dalam memilih model dan metode pembelajaran bisa menjadi ketidakberhasilan dalam proses pembelajaran.

Baca juga:  GWE, Alternatif Media Pembelajaran Interaktif

            Selalu berceramah saat mengajar dan menyuruh siswa untuk selalu menghafal hanya akan membuat pelajaran agama akan semakain tidak diminati. Siswa makin tidak bersimpati lagi terhadap pelajaran agama. Sehingg guru harus menciptakan suasana pembelajaran yang menumbuhkan minat dan keaktifan siswa. Mulai dari pemilihan model dan metode ajar serta pemilihan media pembelajaran yang tepat. Salah satu alternatif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran agama yaitu dengan membuat media  pembelajaran berupa bonka (boneka kambing).

            Media pembelajaran bonka dapat menumbuhkan minat dan keaktifan belajar siswa. Minat dan keaktifan siswa dalam belajar merupakan pengalaman dalam pembelajaran yang tak akan terlupakan dan mudah diingat oleh siswa. Bonka adalah singkatan dari boneka kambing. Alat peraga berupa boneka yang mirip kambing dan sebilah pedang dari kertas untuk media pembelajaran bab Penyembelihan Hewan.

iklan
Baca juga:  Guru Loyal Idola Peserta Didik

            Langkah-langkah pembelajaran menggunakan media bonka sebagai berikut: 1) Kelas dibagi menjadi 6 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa. 2) Sebelum pembelajaran guru memberikan apersepsi. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang bertujuan untuk memotivasi pentingnya belajar materi ini. 3) Guru menyiapkan media pembelajaran berupa bonka dan sebilah pisau dari kertas. 4). Tiap kelompok mengirim satu utusan untuk memperhatikan secara seksama tata cara penyembelihan hewan yang baik dan benar. 5) Setelah itu masing-masing utusan menyampaikan hasil pengamatan kepada anggota kelompok yang kemudian tiap kelompok akan memperagakan cara penyembelihan hewan yang baik dan benar. 6) Guru mengevaluasi masing-masing kelompok dan memberikan reward berupa penghargaan tambahan nilai bagi yang memperagakannya paling tepat.

Baca juga:  Tingkatkan Belajar Sejarah Melalui Metode PBL

            Dalam proses pembelajaran siswa begitu bersemangat dan aktif karena mereka harus benar-benar paham bagaimana mempraktekkan cara penyembelihan dengan baik dan benar. Keaktifan dan minat mereka tampak dari kebersamaan mereka dalam memegang boneka kambing. Ada siswa yang memegang kepala, kaki,dan ekor siswa yang lain memegang pisau untuk menyembelih hewan tersebut. Hal itu dilakukan secara bergantian tiap anggota dalam semua kelompok dan tiap tiap kelompok.

            Pembelajaran memakai media bonka dirasakan siswa seperti  peristiwa yang sebenarnya. Hal ini dikarenakan siswa ikut berperan aktif dan merasakan pembelajaran tersebut. Pembelajaran seperti ini juga menguatkan beberapa karakter siswa yaitu  tanggung jawab, kerjasama, aktif, dan kompetitif.

 M. Isna Koirul M., S.PdI. M.PdI.
Guru SMP Negeri 1 Tirtomoyo Wonogiri

iklan