JATENGPOS.CO.ID, – Tidak ada satupun orang tua yang tidak bahagia melihat anak-anak kita tumbuh dan berkembang dengan baik dan sempurna. Tumbuh kembang anak-anak kita tentunya tidak hanya dari segi fisik saja, namun juga dari segi perkembangan berpikir dan berbahasa. Tumbuh kembang anak dimulai dari usia 0-6 tahun dimana anak dikategorikan dalam kelompok anak usia dini.
Menurut Mansur (2005) menyatakan bahwa anak usia dini adalah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik. Mereka memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya. Pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini yang bersifat unik ini akan menjadi dasar untuk dapat melaksanakan pembelajaran yang bermakna di jenjang pendidikan usia dini. Mengingat betapa pentingnya masa perkembangan usia dini atau yang lebih sering dikenal dengan masa emas (golden age) perkembangan anak.
Masa emas perkembangan anak harus dikembangkan secara optimal agar dapat membentuk fondasi karakter yang kuat pada anak agar bermanfaat dikemudian hari. Selain itu bekal ilmu pengetahuan juga sangat penting, agar anak dapat berkembang menjadi anak yang cerdas dalam segala aspek, baik cerdas secara ilmu, fisik, sosial, dan emosionalnya. Apa yang dipelajari anak di masa kanak-kanaknya akan sangat berpengaruh pada perkembangan anak selanjutnya. Sehingga kita harus memberikan pendidikan yang terbaik di tingkat pendidikan anak usia dini.
Salah satu kemampuan yang harus dikembangkan ketika anak masuk di TK atau PAUD adalah kemampuan berbahasa. Kemampuan berbahasa ini akan mendorong anak untuk dapat berkomunikasi sesuai dengan masa perkembangannya. Kemampuan berbahasa ini menjadi penting karena menyangkut hubungan sosial anak dengan teman, guru, orang tua, dan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu kemampuan berbahasa yang baik dan santun harus dimiliki anak agar bergaul di masyarakat dengan baik.
“Bosan” adalah merupakan media boneka sarung tangan yang digunakan guru untuk bercerita pada saat pembelajaran. Karakter dari boneka sarung tangan ini bermacam-macam, antara lain hewan, tumbuhan, buah-buahan dan manusia. Media boneka sarung tangan terbuat dari bahan kain dan dapat dimasukkan ke dalam tangan. Setiap boneka sarung tangan ini dapat digunakan sesuai dengan tema pembelajaran. Dengan menggunakan boneka sarung tangan ini pembelajaran bercerita semakin mengasyikkan dan anak lebih tertarik dengan cerita guru.
Contoh penggunaan media sarung tangan dalam tema keluargaku adalah guru mengambil boneka sarung tangan yang mempunyai karakter ayah, ibu, kakak, dan adik. Guru bercerita tentang keluarga menggunakan boneka sarung tangan dengan berbagai karakter suara yang berbeda. Pembelajaran mengenai peran ayah, ibu, kakak, dan adik diceritakan melalui boneka sarung tangan tersebut. Dalam pembelajaran berbahasa melalui boneka sarung tangan ini, guru juga menekankan pada kemampuan berbahasa yang santun. Bagaimana berbicara dengan ayah, ibu, kakak ataupun adik ketika mereka sedang berada di rumah.
Setelah guru bercerita, kemudian anak bergantian menceritakan keluarganya masing-masing dengan menggunakan media boneka sarung tangan. Kegiatan ini dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak yaitu berkomunikasi. Dengan bahasa alami yang dimiliki oleh anak, ditambah dengan kosa kata dari hasil mendengarkan guru bercerita maka kemampuan berkomunikasi anak akan semakin berkembang. Hal ini tentunya tidak lepas dari pendampingan oleh guru untuk menggali kemampuan anak dalam berbahasa.
Sariyem, S.Pd
Guru TK 1 Pertiwi Kecepit Kec. Punggelan Kab. Banjarnegara