Sebagaimana keberhasilan seseorang dalam berkomunikasi ditentukan oleh keterampilan orang tersebut dalam berbicara. Pada kenyataannya dalam pemakaian berbahasa dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat dipisahkan dari keterampilan mendengarkan, membaca dan menulis. Keterampilan berbicara sebagai salah satu aspek yang diajarkan di sekolah dasar harus selalu di implementasikan dengan konsep-konsep dasar berbicara yang benar sebagai sarana komunikasi.
Namun pembelajaran aspek berbahasa di sekolah dasar masih dianggap merupakan pembelajaran yang sulit. Terkadang siswa diberi kesempatan untuk menceritakan pengalaman-pengalamannya hal inipun sudah merupakan bentuk latihan meningkatkan kemampuan berbahasa siwa. Oleh karena pentingnya keterampilan berbicara perlu diterapkan inovasi pembelajaran Bermain Peran (BP) sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan kemahiran berbahasa. Pembelajaran bermain peran tidak menjadikan guru sebagai satu-satunyasumber belajar bagi siswa.
Teman sebaya atau Pear Teaching dalam bermain peran juga merupakan sumber pengetahuan bagi siswa lainnya. Bermain Peran adalah bentuk pembelajaran dimana siswa ikut aktif memainkan peran-peran tertentu. Bermain merupakan salah satu sarana belajar bagi anak yang meneyenangkan. Karena dunia anak adalah dunia bermain apabila kita memisahkan anak dari bermain sama halnya memisahkan anak dari dunianya.
Bermain Peran adalah kegiatan pembelajaran yang memerankan suatu keadaan baik menggunakan alat bantu ataupun tidak, dilakukan sendiri atau berkelompok. Dengan bermain peran siswa diajak untuk mengungkapkan masalah, perasaan dengan bantuan kelompok sosial yang anggota-anggotanya teman-teman mereka sendiri. Melalui bermain peran siswa mngeksploitasi masalah-masalah sosial dengan cara memperagakannya. Kemudian bersama kelompok mendiskusikam masalah tersebut untuk mencari penyelesaian.
Dengan bermain peran siswa termotivasi menjadi manusia yang baik sebagai mana diperankan tokoh-tokoh dalam permainan tersebut. Juga untuk memberi kesempatan siswa untuk mengungkapkan situasi perasaan yang barangkali setelah bermain peran teman-teman kelompoknya dapat memberi solusi pemecahannya. Selain itu agar siwa terbiasa berperan aktif dalam kehidupan nyata. Bermain peran akan berinteraksi dengan orang lain, mereka saling berkomunikasi, mengeluarkan pendapat, bernegosiasi, dan memecahkan setiap masalah yang muncul. Sehingga Bermain Peran mempunyai manfaat yang besar untuk menunjang perkembangan berbahasa anak. Bahkan Bermain Peran mempunyai andil yang besar untuk perkembangan kognitif, emosi dan sosial anak(Diana Mutiah 2010:152)
Pada kesempatan bermain peran anak mempraktekkan kemampuan berbahasa, membangun ketrampilan berbahasa, menambah kemahiran berbahasa untuk mengungkapkan ekspresi perasaan menurut pandangan mereka. Seperti mengatasi rasa takut dengan memerankan tokoh yang sebenarnya menurut pelaku adalah menakutkan. Misalnya ada yang berperan sebagai tim dokter dan perawat dari puskesmas dan ada yang berperan sebagai anak-anak yang disuntik. Disini tentu anak yang berperan sebagai anak yang disuntik tidak akan takut, karena bukan keadaan sebenarnya .
Sehingga dengan Bermain Peran anak akan terbangun rasa percaya dirinya setelah berperan menjadi apa yang mereka inginkan. Anak akan terbuka untuk memecahkan masalah karena dengan bermain peran anak akan terlatih untuk menemukan solusi jika ada masalah yang terjadi.
Dari uraian diatas dengan bermain peran anak mendapatkan pengalaman untuk mengembangkan kemampuan berbahasa sehingga menambah kemahiran berbahasa mereka, karena dengan berperan tentu akan berkomunikasi dengan kelompoknya. Dan dengan berkomunikasi dan berbahasa tentu akan memperluas kosakatanya.
Suwartana, SPd.SD
d.a : SDN 4 Jembangan, Kec. Punggelan, Kab. Banjarnegara