BPKB Kecamatan Karangawen Fasilitasi Orientasi Tim Pendamping Keluarga Dalam Upaya Percepatan Penurunan Stunting

JATENGPOS.CO.ID,  DEMAK – Balai Penyuluhan Keluarga Berencana (BPKB) Kecamatan Karangawen memfasilitasi kegiatan Orientasi Tim Pendamping Keluarga dalam upaya percepatan penurunan stunting tingkat kecamatan, Jumat (26/8/2022).

Kegiatan yang melibatkan 12 desa se-Kecamatan Karangawen ini terbagi dalam 3 gelombang. Gelombang pertama dilaksanakan di aula Balai Desa Brambang dengan peserta sebanyak 51 orang. Gelombang kedua di aula Kecamatan Karangawen dengan peserta sejumlah 48 anggota TPK dan gelombang ketiga dilaksanakan diikuti peserta sebanyak 45 anggota TPK.

“Kegiatan ini diikuti oleh sebanyak 144 kader TPK baik unsur bidan, kader PKK, maupun kader KB,” kata Kepala Dinpermades P2KB Kabupaten Demak Drs. Taufiq Rifai, M.Si.

Kegiatan yang dilaksanakan mulai pukul 08.00 WIB ini diisi oleh narasumber dari PKB atau PLKB Kecamatan Karangawen dengan evaluasi kegiatan TPK bulan Mei – Juli 2022 yang telah dilaksanakan oleh para kader TPK di lapangan.

iklan
Baca juga:  Pengembangan Kampung Wisata Kauman Kidul Alami Kendala

Dalam kegiatan ini juga disampaikan materi pencatatan dan pelaporan berbasis aplikasi google form yang terdiri dari tiga sasaran yaitu calon pengantin, ibu hamil, dan ibu pasca salin.

Kemudian dilanjutkan dengan simulasi pengisian data menggunakan smartphone oleh peserta yang dipandu oleh narasumber.

“Adanya kegiatan orientasi ini, diharapkan bisa sebagai kegiatan refreshing yang mampu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan para kader TPK peserta orientasi dalam melakukan pendampingan terhadap keluarga sasaran dengan outcome penurunan kasus stunting di semua desa di Kecamatan Karangawen,” kata Taufik Rifai.

Stunting sendiri adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah 5 tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun. Balita pendek (stunted) dan sangat penting (severety stunted) adalah balita dengan panjang badan (PB/U) dan tinggi badan (TB/U) menurut umurnya dibandingkan dengan standar baku WHO-MGRS tahun 2006.

Baca juga:  Ganjar Sambangi Asrama Mahasiswa UKSW

Stunting disebabkan oleh faktor multi dimensi dan tidak hanya disebabkan oleh faktor gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun anak balita. Intervensi yang paling menentukan untuk dapat mengurangi prevalensi stunting pada 1000 Hari Pertama Kehidupan  (HPK) dari anak balita.(*)

iklan