Budaya bersalaman adalah upaya menumbuhkan karakter di lingkungan Sekolah Dasar Negeri Golok. Budaya bersalaman adalah salah satu pembiasaan yang paling kecil. Bersalaman guru dengan siswa pada waktu pagi hari mempunyai pengaruh dan manfaat yang positif baik guru maupun siswa. Budaya bersalaman atau berjabat tangan antara siswa dengan guru dapat mencerminkan rasa kekeluargaan di sekolah.
Selain itu dapat membentuk perilaku dan budi pekerti yang baik antara siswa dengan guru ketika di sekolah, dan anak dengan orang tuanya ketika berada di rumah. Untuk membentuk karakter dan menumbuhkan perilaku baik butuh pembiasaan. Tentunya pembiasaan bersalaman ini juga perlu di lakukan oleh siswa saat di rumah dan lingkungan masing-masing dan bekal siswa di masa mendatang. Dan yang lebih penting juga pembentukanpendidikan karakter sekarang masih digalakkan oleh pemerintah.
Dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional dirumuskan dalam pasal 3 : “ Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga nera yang demoktatis serta bertanggungjawab..
Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang menanamkan perilaku atau karakter yang baik bagi manusia. Menurut Aqib ( 2012:36), pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengupayakan siswa menjadi mengenal, peduli, dan menginternalisasikan nilai-nilai dalam berperilaku sebagai insan kamil. Dan menurut Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional ( 2014 : 1208 ), salaman diartikan dengan memberi salam dengan saling berjabat tangan. Dan dapat disimpulkan bahwa budaya salaman merupakan kebiasaan saling berjabat tangan yang menandakan suasana keakraban dan telah menjadi kebiasaan bertahun-tahun.
Pelaksanaan bersalaman di lingkungan SD Negeri Golok dilakukan pada pagi hari dan pada waktu pulang sekolah. Pada pagi hari sebelum masuk kelas, kami membuat jadwal kepada guru-guru untuk menyambut siswa untuk bersalaman dan memberikan senyuman, sapaan kepada siswa dan kepada wali murid yang mengantar siswa ke sekolah. Tapi sebelum penerapan kepada siswa di sekolah, guru-guru harus terlebih dahulu memberi contoh terlebih dahulu dengan mempraktekkannya dengan sesama teman guru. Dengan melihat contoh dari bersalaman tersebut dan tentunya guru juga memberikan informasi manfaat budaya bersalaman. Bentuk nyata yang dapat dilihat secara langsung budaya bersalaman ketika pagi hari dan pulang sekolah, secara tidak langsung karakter budi pekerti siswa dapat dibentuk kearah yang lebih baik lagi.
Adapun manfaat bersalaman bagi guru yaitu : dapat mengenal kepribadian atau karakter siswa lebih dalam, sebagai sarana memotivasi siswa, guru akan lebih dihormati oleh siswa, memantau kehadiran siswa, dan sarana menerapkan pendidikan karakter terhadap siswa. juga Budaya bersalaman dapat juga bermanfaat bagi siswa yaitu, dapat menumbuhkan semangat belajar, meningkatkan motivasi kedisiplinan, menanamkan sikap sopan dan hormat kepada guru dan orang yang lebih tua.
Dengan demikian pembiasan bersalaman siswa dengan guru menanamkan pembiasaan ( habituation ) tentang hal mana yang baik sehingga siswa menjadi paham mana yang baik atau yang buruk, mampu merasakan dan kebiasaan melakukannya. Dengan kata lain, pendidikan karakter yang baik harus melibatkan bukan saja aspek pengetahuan yang baik, akan tetapi juga merasakan dengan baik dan perilaku yang baik. Pendidikan karakter menekankan akan kebiasaan yang terus-menerus dipraktikkan dan dilakukan.
Yennie Damayanti Puspasari, S.Pd.SD
Kepala SDN Golok, Kab Purworejo