JATENGPOS.CO.ID, UNGARAN– Bupati Semarang H Ngesti Nugraha mengimbau segenap lapisan masyarakat untuk terus meningkatkan kesadaran tentang bahaya tindak pidana korupsi. Peran serta masyarakat termasuk para pejabat publik untuk mengawasi dan melaporkan segala praktik koruptif sangat diperlukan.
Hal itu akan meningkatkan kesadaran semua pihak untuk menekan potensi perilaku koruptif. Pernyataan tersebut ditegaskan Bupati usai memberikan penghargaan kepada dua orang Camat pelapor gratifikasi saat acara peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia (Hakordia ) 2024 di Pendapa Rumah Dinas Bupati Semarang, kemarin.
Kedua penerima penghargaan itu adalah Camat Bergas Seno Wibowo dan Camat Bancak, Sugeng yang juga sudah memasuki masa pensiun.
Inspektur Kabupaten Semarang Sunarto melalui Inspektur Pembantu Khusus (Irbansus) Suwarno menjelaskan keduanya menerima pemberian berupa barang dari pihak lain saat Lebaran tahun lalu .
“Sesuai aturan, untuk gratifikasi memang harus melaporkan ke unit pengendalian gratifikasi yang sekretariatnya ada di insoektorat, ” terangnya.
Laporan tertulis dan barang gratifikasi selanjutnya dikirimkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta. “Tindakan keduanya bisa menjadi contoh bagi pejabat yang lain,” pungkasnya.
Pada peringatan Hakordia sebelumnya, Dekan Fakultas Agana Islam Undaris Ungaran Dr Ida Zahara Adiba mengatakan, perempuan bisa menjadi agen anti korupsi yang luar biasa. Kaum perempuan dinilai memiliki peran vital mencegah terjadinya tindak pidana korupsi (tipikor).
Hal itu dikatakannya di hadapan seratusan anggota PKK, Dharma Wanita, Gabungan Organisasi Wanita dan lainnya yang menghadiri sarasehan anti korupsi di Pendapa Rumah Dinas Bupati Semarang, Senin (18/12/2023).
Menurut Ida, kaum perempuan dapat menjadi pengawas bagi suami atau anggota keluarga lainnya untuk tidak berbuat lancung. Perempuan dapat memgembangkan semangat anti korupsi dalam keluarga dengan menanamkan nilai-nilai agama yang baik
Diterangkan, penyebab timbulnya tipikor tidak hanya melulu karena faktor kemiskinan atau kekurangan harta. Namun terutama karena adanya extended family atau nepotisme yakni tindakan yang mengutamakan kepentingan keluarga atau kerabat. (muz)