Dalam melaksanakan pembelajaran secara online di masa pandemi, guru tidak dapat menerapkan metode dan model pembelajaran secara bebas. Namun guru harus bisa memotivasi siswa meningkatkan minat belajarnya.
Penulis beranggapan bahwa penugasan merupakan salah satu cara agar dapat memotivasi siswa dalam meningkatkan minat belajarnya. Namun ternyata siswa semakin malas untuk belajar dengan berbagai alasan. Hal ini ditunjukkan dengan hasil penilain harian yang penulis rata-rata yaitu 6,7. Angka tersebut belum mencapai keriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 70
Pengukuran terhadap hasil belajar siswa membutuhkan sebuah instrumen yang dijadikan sebagai alat ukur dalam mengumpulkan data hasil belajar siswa yaitu dengan menggunakan instrumen tes hasil belajar. Kegiatan mengukur pencapaian keberhasilan belajar siswa dapat dilakukan melalui pelaksanaan evaluasi hasil belajar. Salah satu bentuk keberhasilan siswa yang ingin dicapai adalah peningkatan hasil belajar yang diperoleh siswa. Penulis mencoba tes yang paling tepat adalah Computer Based Test (CBT).
Bull dan McKenna (2004) mendefinisikan computer based test sebagai penggunaan komputer dalam tes dan penilaian hasil belajar siswa. Selanjutnya Rahmlow & Woodley (1979) mengungkapkan tiga fungsi tes dalam pendidikan yaitu: (1) sebagai alat untuk pengambilan keputusan, (2) sebagai fasilitator pembelajaran, dan (3) sebagai alat untuk meningkatkan motivasi.
Sebagai alat pengambilan keputusan, tes berperan sebagai diskriminator yaitu alat untuk menentukan siapa yang dapat dan siapa yang tidak dapat menunjukkan atau menampilkan kualitas pembelajaran terhadap suatu objek dengan baik. Peranan tes sebagai fasilitator pembelajaran artinya sebagai siswa, perlu menyadari dengan baik nilai atau manfaat dari pembelajaran dalam hubungannya dengan sebuah situasi tes. Sedangkan peranan tes sebagai alat untuk meningkatkan motivasi siswa artinya bahwa siswa yang termotivasi akan meningkatkan frekuensi belajarnya.
Computer Based Test sebagai sarana pelaksanaan tes hasil belajar. Sebuah proses belajar dimana siswa dapat membentuk pemahamannya, bahwa pelaksanaan tes bukanlah hanya berpatokan pada pencapaian angka dari sebuah tes, melainkan untuk mengukur sejauh mana keberhasilan belajar yang telah dicapai oleh siswa.
Computer Based Test dalam pengaplikasiannya memiliki banyak vitur, Diantaranya terdapat vitur yang memungkinkan setiap soal dibatasi waktu. Waktu yang dialokasikan untuk pengerjaan satu soal dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Jika siswa tidak menginputkan jawaban selama waktu yang disediakan untuk menjawab, maka secara otomatis, soal akan beralih ke soal berikutnya. Hasil tes yang telah siswa lakukan akan terinput di dalam databased CBT. Dengan demikian, siswa tidak akan memiliki kesempatan untuk melakukan kecurangan sehingga dapat meningkatkan minat belajarnya.
Vitur berikutnya adalah pengacakan soal. Setiap siswa akan menghadapi bentuk soal yang berbeda dengan siswa lainnya. Karena (CBT) memiliki aplikasi bank soal. Dengan bank soal, pendistribusian soal kepada siswa dapat dilakukan secara acak. Sehingga dapat memperkecil kemungkinan kecurangan dalam pelaksanaan tes. Pelaksanaan tes yang jauh dari kecurangan merupakan sebuah pembelajaran sekaligus penilaian terhadap afektif siswa, yaitu pembelajaran sikap siswa untuk jujur dalam melaksanakan tes.
Setelah melakukan pengamatan, maka penulis menentukan sebuah model aplikasi sebagai media latihan computer based test (CBT) bagi siswa. Dengan CBT siswa akan benar-benar belajar agar dapat memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Di samping itu siswa juga akan mengetahui hasil secara langsung sehingga dapat memotivasi diri untuk lebih giat lagi dalam belajar. Hal ini ditunjukkan dari nilai rata-rata hasil belajar penilaian harian berikutnya yaitu 82.
Oleh :
Siti Umi Hanik, M.S.I
Guru Madrasah Aliyah Negeri 1 Kudus