Ciptakan Komposter Mini, SDN Kadirejo Maju Lomba Tingkat Nasional

Bupati H Mundjirin (kanan) didampingi Sekda Gunawan Wibisono dan Kepala Dinas LH Nurhadi Subroto mengamati komposter mini buatan siswa SDN Kadirejo 2 Pabelan. FOTO:ABDUL MUIZ/JATENGPOS

JATENGPOS.CO.ID. UNGARAN- Siswa kelas 6 SDN Kadirejo 2 Pabelan, Anugrah Aditya (12), wajahnya berbinar ceria ketika bersalaman dengan Bupati Semarang H Mundjirin. Bocah kecil itu tak mampu menyembunyikan kegembiraannya perasaannya ketika komposter sampah ukuran mini buatannya menarik perhatian sang Bupati.

“Dari komposter ini dapat dihasilkan pupuk kompos dan pupuk cair organik untuk menyuburkan tanaman terong, tomat dan cabai yang ditanam di sekolah,” katanya bangga.

Alat pengolah sampah organik sederhana itu dipamerkan di stand Apel Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional tahun 2018 Tingkat Kabupaten Semarang di kampus Universitas Ngudi Waluyo Candirejo Ungaran Barat, belum lama ini.

Bupati H Mundjirin berkeliling meninjau beberapa stand pameran aneka kerajinan dan peralatan dari limbah dan sampah plastik usai menjadi pembina apel. Dia tertarik ketika melihat komposter mini pengolah sampah organik buatan siswa SDN Kadirejo 2 Pabelan itu.

“Penanaman nilai-nilai peduli lingkungan dan pengelolaan sampah memang harus ditanamkan sejak usia dini,” kata Mundjirin didampingi Sekda Gunawan Wibisono dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Nurhadi Subroto.

Guru pembimbing siswa SDN Kadirejo 2 Pabelan, Sujiyati menjelaskan pembuatan komposter mini telah dilakukan sejak tahun 2015. Ide itu muncul karena ditemukan banyak sampah organik berupa dedaunan dari pohon-pohon yang tumbuh di lingkungan sekolah.

“Di sekitar sekolah memang banyak pepohonan yang menghasilkan sampah daun. Dari situlah akhirnya dibuat bak penampungan sampah organik untuk dibuat kompos dan pupuk cair,” terangnya.

Bak komposter itu, terangnya, berukuran 1 meter x 1,5 meter x 80 cm. Dari pengolahan sampah organik itu dihasilkan pupuk cair dan kompos yang digunakan untuk memupuk tanaman di lingkungan sekolah.

Sedangkan untuk komposter mini, saat ini ada tiga buah yang dikelola secara berkelompok oleh para siswa. Selain itu, para siswa juga dikenalkan dengan pengelolaan sampah dengan mengadakan bank sampah. Setiap hari Selasa, para siswa diminta mengumpulkan sampah plastik dan Hari Jum’at berupa sampah kertas.

“Karena pengelolaan sampah itu, sekolah kami dinyatakan sebagai sekolah Adiwiyata tingkat Jateng tahun 2017. Rencananya akan maju di lomba yang sama tingkat nasional tahun ini,” terangnya bangga.

Kepala Sekolah SDN Kadirejo 2 Pabelan Siti Solekhah menambahkan upaya pembinaan sikap peduli lingkungan para siswa dan guru terus digiatkan. Termasuk pemanfaatan sampah organic untuk pupuk maupun anorganik lewat bank sampah. Selain itu, sekolah juga mengunggulkan pemanfaatan tanaman bambu yang banyak tumbuh di sekitar sekolah. Banyak fasilitas sekolah dibuat dari bambu seperti gazebo, pagar sekolah, keranjang tempat pot tanaman di teras kelas, media tanam hidroponik maupun pembatas taman.

“Saking banyaknya fasilitas yang terbuat dari bambu, sekolah kami dijuluki sebagai sekolah bambu,” ujarnya.

Dia berharap dengan sikap kepedulian lingkungan segenap unsur sekolah akan bisa berbicara banyak di lomba sekolah Adi Wiyata tingkat nasional. Dengan begitu, semangat para siswa dan guru pembimbing akan semakin membara untuk meningkatkan mutu lingkungan hidup di sekolah. (muz)