Pelajaran matematika itu sulit dan membosankan. Paradigma tersebut melekat kuat di pikiran sebagian besar siswa. Setiap pembelajaran matematika siswa pasti dihadapkan dengan menyelesaikan soal atau permasalahan kontekstual yang berkaitan materi pembelajaran. Apalagi jika bertemu dengan soal yang tidak dapat diselesaikan secara langsung tetapi harus menggabungkan dengan beberapa rumus misalnya pada materi bangun ruang sisi datar pada soal menghitung volume bangun tetapi ada hal yang belum diketahui dan harus mencarinya melalui rumus luas permukaan. Hal tersebut menjadi tantangan bagi guru untuk menemukan solusi agar siswa menjadi lebih tertarik dan bersemangat menyelesaikan permasalahan tersebut yang pada akhirnya akan meningkatkan prestasi siswa dalam belajar matematika.
Demikian juga yang terjadi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kedungjati pada saat mereka berhadapan dengan soal matematika yang penyelesaiannya harus menggabungkan beberapa rumus, mereka kurang antusias untuk menyelesaikan dan jika mengerjakan masih ada saja bagian yang salah karena mereka kurang teliti.. Jika kita lihat TTS memiliki karakteristik santai, mengasyikkan, dan digemari lintas generasi oleh karena itu kita beranggapan dengan menyampaikan soal matematika melalui media TTS berupa angka (crossnumber puzzle) siswa akan lebih tertarik dan bersemangat menyelesaikan soal sampai selesai dan benar karena jika terjadi kesalahan pada hasil maka jawaban TTS tidak akan terangkai. Pembelajaran akan menjadi fun tetapi tetap learning. Menurut Adnan (2008) menyatakan bahwa puzzle dan game adalah materi untuk memotivasi diri secara nyata dan merupakan daya penarik yang kuat. Selain itu dipetegas oleh Zaini dkk (2008: 71) menyatakan bahawa teka-teki dapat digunakan sebagai pembelajaran yang baik dan menyenangkan tanpa kehilangan esensi belajar yang sedang berlangsung, bahkan pembelajaran dengan ini dapat melibatkan partisipasi peserta didik secara aktif sejak awal.
Kegiatan pembelajran ini dimulai dengan membentuk kelompok-kelompok kecil. Setiap kelompok kita berikan satu lembar kerja yang berisi crossnumber puzzle beserta soal yang terdiri dari soal mendatar dan soal menurun serta satu lembar kertas untuk mengerjakan soal secara runtut sehingga didapat penyelesaiannya. Siswa kemudian menuliskan hasil akhir dari penyelesaian tersebut ke dalam kotak-kotak crossnumber puzzle satu persatu sampai seluruh soal teselesaikan dan dituliskan semuanya pada kotak crossnumber puzzle. Kelompok yang telah menyelesaikan lembar kerja diminta menempelkanya pada papan tempel. Pada sesi ini tampak para siswa tampak bersemangat menyelesaikan lembar kerjanya apalagi setelah ada kelompok yang sudah menempelkan hasil kerjanya di papan tempel, mereka terpacu untuk segera menyelesaikannya. Setelah waktu yang kita tentukan untuk menyelesaikan lembar kerja habis dan semua kelompok sudah menempel lembar kerjanya dilanjutkan bersama-sama membahas penyelesaian tiap soal pada lembar kerja tersebut. Dari kegiatan tersebut akan diketahui kelompok mana yang menjawab dengan benar paling banyak kemudian kita berikan hadiah yang sudah disiapkan di pojok reward dan dirayakan dengan tepuk tangan meriah.
Pembelajaran dengan media crossnumber puzzle ini telah kita terapkan di beberapa kelas yaitu VIII E, F, dan G, ternyata setelah mengikuti pembelajaran dengan media tersebut dan dari hasil refleksi di akhir pembelajaran siswa mengatakan bahawa pembelajaran hari ini menyenangkan, menarik, tidak membosankan, mengapa dua jam cepat berlalu, aku sekarang senang dengan matematika, hari ini matematika terasa mudah, dan lain-lain. Pada intinya pembelajaran dengan media crossnumber puzzle telah membantu mengatasi masalah mereka tentang pelajaran matematika yang tidak menarik dan membosankan.
Anik Kartika, S.Pd.
Guru SMP Negeri 1 Kedungjati Grobogan