CTL Dobrak Kualitas Mapel PKK di SMK

Wiyatno, S.T. Guru mapel PKK jurusan TKR SMK N 1Miri Sragen
Wiyatno, S.T. Guru mapel PKK jurusan TKR SMK N 1Miri Sragen

Kurikulum 2013 (K13) Revisi 2017-2018 menyebutkan mata pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan (PKK) sangat penting, karena untuk meminimalisir pengangguran lulusan SMK. Diharapkan para lulusan mempunyai wawasan tentang berwirausaha dan memilih berwirausaha dibandingkan dengan melamar kerja. Pengangguran di Indonesia tidak diciptakan oleh sistem pemerintahan, namun karena mentalitas sebagian besar masyarakat Indonesia yang lebih percaya diri untuk melamar pekerjaan dari pada membuat suatu pekerjaan sendiri. Begitu sangat penting mapel ini perlu dicari metode pembelajaran yang tepat agar antara guru dan siswa dapat mengaplikasikan dengan tepat.

Beberapa alasan metode pembelajaran Karakteristik Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) berhasil dalam pembelajaran karena sesuai dengan kondisi sehari-hari siswa. Penerapan model CTL pada siswa apa yang mereka lakukan sudah benar hanya perlu penekanan dan mengingat kembali yang sudah dilakukan. Metode ini bila dilakukan secara benar dan sungguh-sungguh diharapkan sistem pembelajaran akan efektif dan efisian. CTL melibatkan tujuh komponen utama dari pembelajaran produktif yaitu : konstruktivisme (Constructivism), bertanya (Questioning), menemukan (Inquiry), masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (Modelling), refleksi (Reflection) dan penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessment) (Depdiknas, 2003:5).

Baca juga:  Pengembangan Literasi Digital VCT dalam Pembelajaran PPKn

Konstruktivisme (Constructivism) adalah pembentukan struktur kognitif atau mental berdasarkan pengalaman mereka maka setiap individu dapat membentuk konsep atau ide baru.

Bertanya (Questioning) merupakan strategi utama dalam pembelajaran kontekstual. Kegiatan bertanya digunakan oleh guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa sedangkan bagi siswa kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis inquiry.

iklan

Menemukan (Inquiry) merupakan bagian inti dari pembelajaran berbasis CTL. Secara umum proses inkuiri dapat dilakukan melalui beberapa langkah, yaitu : merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis berdasarkan data yang ditemukan, dan membuat kesimpulan. Melalui proses berpikir yang sistematis, diharapkan siswa memiliki sikap ilmiah, rasional, dan logis untuk pembentukan kreativitas siswa.

Baca juga:  MeSharGa Tingkatkan Kemampuan Bercerita

Masyarakat belajar (Learning Community) menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain, bisa diperoleh dari sharing antarsiswa, antarkelompok, dan antar yang sudah tahu dengan yang belum tahu tentang suatu materi. Pemodelan (Modeling) dalam pembelajaran kontekstual merupakan sebuah keterampilan atau pengetahuan tertentu dan menggunakan model yang bisa ditiru.

Refleksi (Reflection) merupakan cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir apa yang sudah kita lakukan di masa lalu. Siswa mengedepankan apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan yang baru.

Penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessment) Penilaian autentik merupakan proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa agar guru dapat memastikan apakah siswa telah mengalami proses belajar yang benar.

Baca juga:  Semangat Belajar di Era Pandemi dengan Metode Demonstrasi

Disarankan setelah menggunakan metode pembelajaran CTL akan memudahkan guru membimbing siswanya lebih aktif lagi mengikuti mapel PKK, siswa juga lebih berprestasi dan kompenten mengembangkan mapel PKK. Metode ini jelas sebagai alternatif pendekatan pembelajaran yang efektif dan berkarakter.

Wiyatno, S.T.
Guru mapel PKK jurusan TKR
SMK N 1Miri Sragen

iklan