Dampak IPTEK terhadap Bhinneka Tunggal Ika

Endang Riyanti, S.H.,M.Pd. (Guru PPKn SMA N 1 Boja)
Endang Riyanti, S.H.,M.Pd. (Guru PPKn SMA N 1 Boja)

JATENGPOS.CO.ID, – Teknologi yang ada pada zaman sekarang merupakan sebuah loncatan yang sangat besar jika kita melihat medio tahun 1990 an. Di mana pada masa itu, teknologi masih awam di masyarakat atau bisa dikatakan hanya orang tertentu yang bisa menikmati perkembangan teknologi yang ada. Hal itu berbanding terbalik dengan sekarang ini. Hampir seluruh segi tingkatan atau strata ekonomi masyarakat, bisa dan langsung menikmati adanya perkembangan teknologi yang ada.

Akan tetapi, perkembangan teknologi yang tidak diiringi dengan pemahaman akan adanya perkembangan itu sendiri, akan mengakibatkan timbulnya sebuah mispersepsi dan miskonsepsi di masyarakat.Ditambah lagi, teknologi yang berkembang tersebut akan mengancam adanya persatuan dan kesatuan bangsa jika tidak dibantu dengan adanya benteng atau perlindungan dari negara dan keluarga.

Sebagai sarana dari negara untuk membantu masyarakat ialah mempersiapkan generasi muda yang melek akan teknologi akan tetapi tetap berpegang teguh pada prinsip Bhinneka Tunggal Ika yang telah ada sejak awal negara Indonesia berdiri.

Baca juga:  Metode CIRC Teknik “Batu Artis” Tingkatkan Hasil Belajar Siswa

Adanya pengaruh perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ini bisa dilihat dari maraknya pemberitaan atau penyebaran sebuah informasi yang simpang siur. Sebuah penyebaran informasi yang dimana tak jelas sumber dan bagaimana bisa terjadi dapat menimbulkan perpecahan.


Fakta mengerikan yang terjadi ialah ketika terungkapnya Saracen, sebuah grup yang beranggotakan orang-orang yang bertugas melakukan pemberitaan yang salah atau dinamakan hoax. Mereka menyebarkan berita bohong tersebut dengan sadar, dan bahkan melakukan bisnis penyebaran berita hoax tersebut.

Jika pemberitaan hoax tersebut dilaksanakan dengan sistematis dan terorganisir, maka dapat dipastikan dapat menjadikan peperangan antar negara. Bukti nyata ialah ketika putusnya hubungan diplomatik antara Arab Saudi dan Qatar. Ketika Qatar, yang dituduh oleh Arab Saudi, mengatakan di kantor berita Qatar (Qatar News Agency)bahwa Iran adalah sebuah kekuatan besar dan Qatar memiliki hubungan baik dengan Israel (Kumparan News, 5 juni 2017).

Baca juga:  Asyiknya Belajar IPS dengan Model PAP

Sejatinya, Qatar mengklaim bahwa kantor berita mereka telah diretas oleh hacker yang menginginkan adanya perpecahan itu. Mereka bahkan mendatangan investigasi dari Amerika Serikat untuk hal ini. Akan tetapi hal tersebut sudah terlambat. Dikarenakan pemberitaan tersebut, hubungan diplomatis antara Arab Saudi dan Qatar telah hancur. Efeknya sangat besar terhadap negara-negara di jazirah Arab atau bahkan seluruh dunia.

Melihat dari contoh nyata tersebut, ketika diaplikasikan kepada Negara Indonesia, sangatlah mudah untuk menyulut sebuah perpecahan hanya bermodalkan kemajuan teknologi berlabelkan ‘media sosial’. Hanya cukup menulis beberapa kalimat bohong, dan disebarkan melalui media sosial, maka akan timbul perpecahan.

Perlu sebuah kesadaran yang faktual dan melakukan beberapa perbandingan untuk mendapatkan sebuah berita yang benar. Kesadaran ini tidak bisa ditumbuhkan begitu saja. Melalui pembelajaran dan pemberian pengertian kepada para generasi muda, khusunya para siswa, akan dapat ditumbuhkembangkan pengertian dan pemahaman akan hal tersebut.

Baca juga:  Pancing Kreativitas Siswa dengan 8 Cara

Pembelajaran PPKn, yang menjadi salah satu pilar pemberian pengertian dan pemahaman ke-Bhinneka-an, mengambil posisi sebagai garda depan dan bertanggungjawab akan pembekalan hal-hal positif di dunia pendidikan.

Sebuah konsep Bhinneka Tunggal Ika yang harus dijaga dan dipelihara dengan seiring dengan berkembangnya teknologi, dapat diartikan bahwa sinergi untuk pemeliharaan prinsip kehidupan harus sejalan dengan perkembangan zaman.

Siswa dan guru harus dapat mengerti akan adanya ancaman dan kondisi waspada terhadap perkembangan zaman. Pengaruh negatif yang timbul harus diminimalisir dengan pemberian pembelajaran yang baik.

Endang Riyanti, S.H.,M.Pd.

(Guru PPKn SMA N 1 Boja)