JATENGPOS.CO.ID, SALATIGA – Perasaan gembira bercampur haru dialami Meysa Mulyani dan Nur Khamid dua narapidana di Rutan kelas II B Salatiga setelah mendapat remisi umum dan bebas langsung di Hari Kemerdekaan 17 Agustus, Selasa (17/8).
Di Hari Kemerdekaan ini, Meysa dan Nur Khamid benar-benar merdeka, setelah mereka menjalani hukuman satu tahun dan tiga tahun penjara. Meysa terpaksa menghuni sel tahanan karena terjerat dalam kasus perlindungan anak sedangkan Nur Khamid dalam kasus pencurian.
Keduanya pun langsung sujud syukur setelah secara simbolis menerima surat remisi yang diserahkan langsung oleh Kepala Rutan Salatiga Andri Lesmana.
Bahkan saking senangnya, Nur Khamid berteriak-teriak Alhamdulillah sebagai wujud syukur atas kebebasannya. Demikian halnya Meysa, ia tak kuasa menahan air matanya. “ Alhamdulillah terimakasih ya Allah, terimakasih pak kepala Rutan Salatiga,” kata Meysa sembari meneteskan air mata.
Selain kedua narapidana tersebut, 65 napi lainnya juga mendapat remisi atau pengurangan hukuman di Hari Merdeka ini sehingga total napi yang mendapat remisi sebanyak 67 orang.
Penyerahan remisi secara simbolis dilakukan di aula rutan. Para narapidana mendapat remisi yang bervariasi antara satu bulan hingga empat bulan dan kasusnya juga bermacam-macam, mulai dari kasus pencurian, narkotika, perlindungan anak dan sebagainya.
Kepala Rutan Kelas II B Salatiga Andri Lasmana mengatakan, ada 67 orang yang mendapatkan remisi umum di Hari Kemerdekaan ke-76 ini. Dari jumlah itu, tiga diantaranya langsung bebas karena selesai menjalani masa hukuman.
“ Kami berharap yang sudah bebas bisa langsung beradaptasi dengan masyarakat dan juga bermafaat bagi masyarakat dan negara. Apalagi di tengah pandemi ini, mereka harus bisa menjaga protokol kesehatan ,” ujarnya.
Sementara Humas Rutan Salatiga Nuryadi menambahkan, para warga binaan yang mendapatkan remisi dan masih menjalani hukuman bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan bisa menjadi contoh yang lain dan tetap menjalani pembinaan di dalam Rutan dengan baik.
“ Bagi yang beragama Islam ya tetap menjalani pembinaan kerohanian, demikian juga yang Kristen atau yang lainnya juga ikut pembinaan rohani,” pungkasnya. (deb)