JATENGPOS.CO.ID, MAGELANG – Ketua Forum Petani Multikultur Indonesia (FPMI) Istanto berharap dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) juga digunakan untuk membeli hasil panen petani saat harga jatuh.
“Kami berharap kepada pemerintah dalam memberikan bantuan menggunakan DBHCHT jangan hanya berbentuk alsintan dan saprodi, tetapi akan lebih bermanfaat apabila dana tersebut digunakan untuk membeli hasil panen petani saat harga jatuh,” katanya di Magelang, Sabtu.
Ia menyampaikan hal tersebut pada webinar “Kebijakan Pemerintah untuk Mengoptimalkan Kesejahteraan Petani” di Universitas Muhammadiyah Magelang (Unimma).
Istanto menyampaikan ketika harga sayur-mayur hasil pertanian murah seperti kemarin pemerintah bisa membeli dengan menggunakan dana cukai tembakau tersebut dengan subsidi sehingga petani bisa untung.
“Kalau kejadian seperti kemarin, harga cabai hanya Rp5.000 per kilogram, kemudian tomat Rp300 per kilogram, dan kubis hanya Rp400 per kilogram, petani sangat terpukul apalagi kondisinya seperti saat ini, perekonomian menjadi turun,” katanya.
Ia menyampaikan alhamdulillah kemarin dari Muhammadiyah Tobacco Control Center (MTCC) Unimma juga mengadakan “Jumat Berkah” dengan membeli sayur petani.
Hal tersebut sedikit berdampak dengan naiknya harga sayur di lapangan dan sekarang sudah pulih kembali.
“Dana cukai jangan hanya dibelikan alsintan dan saprodi tetapi disedikan untuk membeli barang-barang hasil pertanian ketika harga menjadi murah itu akan lebih bermanfaat terhadap petani sehingga kehidupan petani bisa sejahtera,” katanya.
Ia menjelaskan anggota Forum Petani Multikultur Indonesia tersebar di berbagai daerah di Indonesia, khususnya di Provinsi Jateng, Jatim, dan Nusa Tenggara Barat.
Kegiatan FPMI adalah mengembangkan inisiatif atau inofatif pengelolaan budidaya pertanian secara umum dengan berbagai program dan pola yang disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing yang dititikberatkan pada pemberdayaan sumberdaya alam serta sumber daya manusia lokal yang awalnya adalah sebagai petani tembakau.
Ia mencontohkan yang sudah dilakukan oleh anggota FPMI adalah petani Posong, Desa Tlahab, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung. Pada awalnya mereka menanami semua areal dengan tembakau, kemudian petani melakukan inovasi untuk meningkatkan penghasilan dengan menanami tembakau, kopi, loncang, tomat, bawang merah dengan menerapkan konservasi lahan berbasis penganekaragaman tanaman dengan cara tumpangsari. (fid/ant)