Di era sekarang ini berbagai negara dihadapkan dengan pandemi Covid-19. Sejumlah sektor telah mengalami perubahan salah satunya dalam sektor Pendidikan. Pandemi Covid-19 telah memberikan gambaran atas kelangsungan dunia pendidikan di masa depan melalui bantuan teknologi. Seperti yang telah disampaikan oleh Keengwe & Georgina dalam penelitiannya telah menyatakan bahwa perkembangan teknologi memberikan perubahan terhadap pelaksanaan pengajaran dan pembelajaran (Keengwe & Georgina, 2012). Hal ini dimanfaatkan berbagai sekolah untuk terus menerapkan pembelajaran berbasis teknologi yang kreatif dan inovatif. Salah satunya dengan program merdeka belajar sebagai program kebijakan baru Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI). Direncanakan oleh Menteri Pendidikan dan Kebidayaan RI Kabinet Indonesia Maju, Nadiem Anwar Makarim. Meskipun sekarang ini setiap sekolah menerapkan pembelajaran jarak jauh, tidak membatasi SMA Negeri 11 Semarang yang berbasis sekolah adiwiyata yaitu sekolah menjadi wadah yang baik untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, norma dan etika serta sekolah yang peduli lingkungan, disamping itu menerapkan program merdeka belajar, salah satunya dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN).
Pendidikan Pancasila dan kewarganegaan adalah program pendidikan bertujuan melatih peserta didik untuk berfikir cepat, kritis, analisis serta bersikap dan bertindak demokrasi yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 (Ningsih, 2014).Untuk mewujudkan tujuan tersebut kepada peserta didik, mata pelajaran PPKN menerapkan model pembelajaran dengan debat virtual sebagai sarana merdeka belajar. Daryono (dalam Widagda, dkk, 2020:237) menyatakan bahwa penggunaan model debat dalam proses belajar mengajar akan dapat membangkitkan motivasi dan keterampilan peserta didik dalam berbicara menyampaikan pendapat, model ini cocok digunakan dalam kelompok besar. Sehingga pembelajaran disaat pandemi tidak menghalangi peserta didik untuk berpikir kritis, agar nantinya meskipun pembelajaran dari rumah tetap menerapkan nilai-nilai Pancasila yang sesuai dengan falsafah negara Indonesia.
Dalam pembelajaran PPKN, peserta didik dituntut untuk aktif, tidak hanya di rumah mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan tidak hanya mengikuti proses belajar melalui video conference dengan menjadikan guru sebagai pemusatan pembelajaran sedangkan peserta didik hanya mendengarkan materi yang disampikan. Choiroh (2020: 3-4), pada efektivitas pembelajaran daring, pengaplikasian pembelajaran daring guru hanya berpusat pada pemberian tugas, rasio pemberian materi sangatlah kecil. Selain itu akses bertanya kepada guru atau teman tidak seleluasa pada saat pembelajaran face to face. Untuk mencegah peserta didik bosan,jenuh dan malas dalam mengikuti proses pembelajaraan maka guru PPKN memanfaatkan program merdeka belajar, dengan berinovasi menerapkan pembelajaran melalui video conference dengan model pembelajaran debat virtual.
Keunggulan model pembelajaran debat ini terletak pada kemampuan berfikir kritis peserta didik, karena model pembelajaran debat lebih diarahkan untuk mengembangkan kemampuan untuk mengutarakan pendapat secara logis, jelas dan terstruktur, mendengarkan pendapat yang berbeda dan melatih peserta didik untuk bersikap kritis terhadap semua teori yang telah diberikan (Widagda, dkk, 2020: 237).
Dengan cara peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok dan guru memberikan suatu masalah yang berkolerasi dengan nilai-nilai Pancasila, UUD 1945 dan Kewarganegaraan.. Setiap kelompok diberi sesi masing-masing untuk mengemukakan pendapatnya tentang suatu masalah tersebut, sehingga peserta didik berperan aktif dalam proses belajar. Dengan debat virtual memanfaatkan video conference saat pandemi covid-19 tidak menghalangi peserta didik yang bernalar kritis, analisis sikap dan bertindak demokrasi yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
Oleh
Editha Wishnu Wardhani, S.Pd, M.Si
Guru PPKN SMAN 11 Semarang