Dengan Talking Stick, Siapkan Siswa Belajar PTM

AGUS SUPRIYADI, S.Pd.SD.

Pemerintah mendorong penerapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas untuk mengurangi risiko dampak sosial negatif berkepanjangan. Adapun dampak bukan hanya meliputi kualitas pendidikan, melainkan juga tumbuh kembang dan hak anak. Hal itu sangat disambut baik dan antuasias para guru dan siswa SD Negeri 3 Sirongge, Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, walaupun masih bersifat terbatas, guru harus memberikan pembelajaran yang optimal untuk siswa.

Dalam kegiatan pembelajaran, pendidik dan peserta didik terlibat dalam sebuah interaksi dengan bahan pelajaran sebagai perantaranya. Hubungan timbal balik antara pendidik dan peserta didik itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Peran pendidik dalam proses pembelajaran relatif tinggi yaitu sebagai motivator dan fasilitator. Dalam proses pembelajaran, pendidik harus berusaha menghidupkan dan memberikan motivasi agar pembelajaran lebih kondusif dan dapat memberikan hasil belajar yang memuaskan.

Hasil belajar merupakan perubahanperilaku. Setelah belajar orang diharapkan memiliki keterampilan, pengetahuan,sikap, dan nilai.Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal menyediakan fasilitasbagi siswa untuk melakukan berbagai kegiatan belajar untuk memperolehpengalaman pendidikan. Sehingga dapat mendorong pertumbuhan danperkembangan siswa kearah tujuan yang dicita-citakannya.

Baca juga:  Pendidikan Karakter Mendukung Gerakan Revolusi Mental

Berdasarkan realita di Kelas V SD Negeri 3 Sirongge, Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, saat pembelajaran secara daring, menunjukkan bahwa proses pembelajaran IPA masih kurang maksimal,seperti pekerjaan sekolah yang tidak dikerjakan dan tidak disetorkan setiap seminggu sekali sehingga hasil belajar siswa masih tergolong rendah.Untukmengatasi masalah tersebut perlu diterapkan model pembelajaran yang lebihvariatif. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah modelpembelajaran talking stick.


Menurut Agus Suprijono (2009: 109) model pembelajaran talking stick adalah suatu model pembelajaran dengan bantuan tongkat yang lebih mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat. Kelebihan dari model pembelajaran talking stick adalah mendorong siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran, mendorong siswa untuk tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran, dan mendorong siswa untuk berpikir kreatif dan percaya diri dalam mengemukakan pendapat.

Baca juga:  Wujudkan Kantin Sehat Minim Sampah

Model pembelajaran talking stick adalah suatu model pembelajaran dengan bantuan tongkat, bagi siswa yang memegang tongkat terlebih dahulu wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi pokoknya, selanjutnya kegiatan tersebut diulang terus-menerus sampai semua siswa mendapat giliran untuk menjawab pertanyaan dari guru Model pembelajaran talking stick merupakan salah satu metode pendukung pengembangan pembelajaran kooperatif.

Langkah-langkah padapembelajaran model talking stick diiawali oleh penjelasan guru mengenai materi pokok yang akan dipelajari, Peserta didik diberi kesempatan membaca dan mempelajari materi tersebut,Guru selanjutnya meminta kepadapeserta didik menutup bukunya, Guru mengambil tongkat yang telah dipersiapkansebelumnya, Tongkat tersebut diberikan kepada salah satu peserta didik, Pesertadidik yang menerima tongkat tersebut diwajibkan menjawab pertanyaan dari gurudemikian seterusnya. Ketika stickbergulir dari pesera didik ke peserta didiklainnya, seyogyanya diiringi music,Langkah akhir dari metode ini adalah guru memberikan kesempatankepada peserta didik melakukan refleksi terhadap materi yang dipelajarinya. Gurumemberikan ulasan terhadap seluruh jawaban yang diberikan peserta didik,selanjutnya bersama-sama peserta didik merumuskan kesimpulan.

Baca juga:  Pengaruh “MBA” untuk Matematika Khusus BR

Model dengan pendekatan pembelajaran yang berbasis komunikasi ini memungkinkan siswa untuk mampu membaca dan menulis dengan baik, belajar dengan orang lain, menggunakan media, menerima informasi, dan menyampaikan informasi. Selain itu model ini juga dapat digunakan untuk menguji kesiapan siswa, melatih ketrampilan siswa dalam membaca dan memahami materi pelajaran dengan cepat, dan mengajak mereka untuk terus siap dalam situasi apapun sehingga dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.

Oleh :

AGUS SUPRIYADI, S.Pd.SD.

Guru Kelas V

SD Negeri 3 Sirongge, Kec. Pandanarum, Kab. Banjarnegara