JATENGPOS.CO.ID, PURWOREJO – Sebagai upaya melestarikan seni tradisi yang ada di masyarakat, DPRD Jateng akan menyelenggarakan Pagelaran Tari Ndolalak dan Dialog Kebudayaan Hotel Sanjaya Kabupaten Purworejo, Sabtu (12/2/2022).
Kegiatan ini akan menghadirkan nara sumber Wakil Ketua DPRD Jateng, Heri Pudyatmoko, pelaku seni Krisyanti Tri Astuti, dan Pemerhati Budaya Kabupaten Purworejo, Verra Anggraeni Purwaningrum. Dialog Kebudayaan yang rencananya akan dilaksanakan sejak pukul 07.30 ini juga akan ditayangkan secara live melalui radio Shoutuna 89,3 FM dan tayangan tunda di Magelang TV.
Wakil Ketua DPRD Jateng, Heri Pudyatmoko menegaskan, kesenian tradisional merupakan salah satu sarana hasil dari cipta rasa dan karsa manusia di daerah, sehingga kesenian tradisional juga bisa menjadi suatu identitas tersendiri dari daerah tersebut. Sebagai contoh tarian Ndolalak yang merupakan identitas kesenian masyarakat Purworejo yang tidak dimiliki oleh daerah lain.
Tari Ndolalak merupakan sejarah dari Kabupaten Purworejo yang menggambarkan tentang perilaku serdadu kolonial Belanda ketika beristirahat di CAMP mereka saat masa penjajahan.
“Pada saat istirahat itu para serdadu Belanda kemudian melakukan pesta dan berdansa. Aktivitas tersebut kemudian ditiru oleh orang pribumi dan terciptalah gerakan sederhana dan berulang-ulang yang kemudian dinamakan tari Ndolalak. Nama Ndolalak diambil dari tangga nada DO dan LA karena awalnya tarian ini hanya diiringi nada do dan la,” katanya.
Butuh peran pemerintah daerah dan kesadaran masyarakat untuk melestarikan kesenian tradisional semacam Tari Ndolalak ini. Keberhasilan pelestarian kesenian tradisional sangat ditentukan oleh kemampuan pemerintah daerah bersama dengan DPRD, dalam merumuskan program dan kebijakan yang langsung bersentuhan dengan kelompok kelompok kesenian yang terbentuk.
“Dan juga peran serta dari pemerintah daerah dalam membantu menunjang sarana prasarananya,” katanya.
Pembinaan terhadap kelompok seni tradisional sangat diperlukan dalam usaha melestarikan kesenian tradisional. Sehingga DPRD Provinsi Jateng akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, agar kesenian tradisional dapat diprioritaskan dalam usaha pelestarian dan pengembangannya. Jangan sampai kesenian tradisional nanti hilang ditelan oleh modernisasi zaman.
“DPRD Jateng juga akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk memberikan ruang bagi kesenian tradisional, agar ditampilkan sehingga kesenian tradisional ini dapat terus bertahan dan dikenal. Tak hanya Tari Dolalak, tapi tradisi lain yang ada di seluruh wilayah Jawa Tengah, baik yang terbentuk dari kultur pesisir, kerajaan, maupun yang terbentuk dari kultur pertanian. Semua perlu untuk dipertahankan dan dilestarikan,” katanya.
“Harapan kita bahwa nanti kesenian tradisional akan masih dapat dinikmati oleh anak cucu kita nanti,” tandasnya.(sgt)