Dibunuh di Depan Anak, Mantan Pembantu Diduga Terlibat

Petugas Mengevakuasi jenasah Metha Novita Handayani (38), warga Bukit Delima B9 Nomor 17 Perumahan Bukit Permata Puri, Ngaliyan, Kota Semarang, diduga dibunuh Kamis (1/3). FOTO:AHMAD KHOIRUL ASYHAR/JATENGPOS

JATENGPOS.CO.ID. SEMARANG– Metha Novita Handayani (38), warga Bukit Delima B9 Nomor 17 Perumahan Bukit Permata Puri, Ngaliyan, Kota Semarang, Kamis (1/3), ditemukan tewas dengan luka tusuk di tubuhnya. Ibu tiga anak tersebut diduga menjadi korban pembunuhan di depan anaknya.

Saat ditemukan, tubuh Metha terkapar dalam posisi terlentang di lantai kamar rumahnya sekitar pukul 08.30 WIB. Pelaku diduga seorang pria mengenakan helm dan menaiki sepeda motor yang sebelum kejadian sempat mondar-mandir di sekitar lokasi.

Pelaku yang belum diketahui identitasnya tersebut kabur setelah dipergoki tetangga korban sedang membekap anak ketiga korban bernama Ronako (4).

Metha korban pembunuhan. FOTO:IST/FACEBOOK/JATENGPOS

Menurut keterangan salah seorang saksi, Suprobo Ahmad Prabowo (21), peristiwa tersebut terjadi saat ia bersama tiga rekannya berada di dalam rumah kontrakan yang berada tepat di samping rumah korban.

iklan

Mahasiswa salah satu perguruan tinggi negeri di Kota Semarang tersebut mengaku sempat mendengar panggilan dari tetangganya dan mengabarkan kalau ada teriakan dari dalam rumah korban. Seketika itu juga Suprobo langsung keluar bersama tiga rekannya dan menuju rumah korban.

“Dengar teriakan, lalu saya dan tiga teman saya keluar. Kemudian menuju ke rumah Bu Metha. Sampai di rumah itu saya melihat Ronako ada dalam dekapan seorang pria. Terlihat pakai guling dan Ronako terlihat menangis. Saat ditanya, katanya dia (pelaku, red) kenal dengan keluarga korban dan pernah mengasuh anaknya (Ronako, red),” ujarnya saat ditemui di lokasi kejadian.

Baca juga:  Persiapan Hadapi Pemilu 2024, Polres Demak Cek Personel dan Alat Pendukung Pengamanan

Saat itu, baik Suprobo maupun rekan-rekannya, belum mengetahui kalau ada peristiwa pembunuhan. Bahkan antara Suprobo dan pelaku sempat mengobrol dan mengaku kenal dengan keluarga korban.

“Sempat ngobrol, saya tanya dia siapa. Dia mengaku kenal sama pemilik rumah terus katanya dulu pernah mengasuh Ronako. Makanya saya tidak curiga. Setelah itu pria tadi keluar rumah,” jelasnya.

Sesaat setelah pelaku keluar rumah, Suprobo dan rekan-rekannya langsung bertanya kepada Ronako. Hal itu karena Ronako terlihat menangis. Saksi juga menanyakan keberadaan korban (Ibu Ronako, red). Selanjutnya salah satu rekan Suprobo masuk ke dalam rumah dan mendapati korban Metha sudah terkapar di lantai. Korban saat ditemukan sudah meninggal.

“Begitu tahu Bu Metha tergeletak di kamar, kami coba kejar pelaku. Tapi dia sudah berada di atas sepeda motor dan langsung kabur. Dia sendirian,” terangnya.

Meski pelaku lepas dan berhasil kabur, namun Suprobo dan rekannya sempat memotret pelaku saat berada di atas sepeda motor. Foto tersebut diambil saksi dari arah belakang dan berhasil merekam nomor polisi sepeda motor pelaku.

Baca juga:  Penegakan Hukum Perlindungan Anak Masih Kurang

Adapun sepeda motor yang digunakan pelaku adalah Honda Supra Fit warna biru bernomor polisi H 2560 BY.

“Orangnya itu pakai baju warna biru dan celana jeans warna biru muda, tidak terlalu tinggi sekitar 165 cm,” paparnya.

Informasi lain yang dihimpun, korban merupakan istri dari seorang pejabat baru di Jakarta. Korban mempunyai tiga anak. Saat pembunuhan tersebut terjadi, korban hanya bersama anak ketiganya yakni Ronako.

Sementara anak kedua korban yakni Athallah sudah berada di sekolah. Sementara anaknya yang paling besar yakni Thirza juga sedang menempuh pendidikan SMP.

Sementara itu tetangga korban bernama  Tinung, mengaku memang melihat pelaku naik sepeda motor. Saat sampai di ujung gang ia melihat pelaku memboncengkan seorang wanita. Tinung menduga wanita yang diboncengkan pelaku adalah mantan pembantu korban bernama Lina.

“Saya lihat sekilas dari belakang mirip Lina, mantan pembantu korban. Mantan pembantu itu sudah lama tidak bekerja di tempat korban, ia hanya bekerja selama empat sampai lima bulan saja. Saya dengar dari tetangga, dua orang itu katanya sempat muter-muter di sekitar sini juga. Terus sempat ada yang menegur. Itu sebelum kejadian pembunuhan. Kalau Bu Metha itu setahu saya sudah ganti pembantu beberapa kali,” jelas Tinung yang mengaku sangat dekat dengan Ronako.

Baca juga:  Persiapan Jabat Wapres, Gibran Serahkan Jabatan Wali Kota

Kapolsek Ngaliyan, Kompol Donny Eko Listianto, mengatakan, saat ini masih melakukan penyelidikan. Sejumlah barang bukti disita untuk keperluan penyidikan. Selain itu polisi juga masih mencari identitas pelaku.

“Masih kami dalami termasuk identitas pelaku. Terkait kondisi korban, ia ditemukan sudah meninggal dalam posisi tergeletak di lantai. Tadi sudah dilakukan identifikasi dan olah TKP, ditemukan luka akibat benda tajam pada bagian perut sebelah kirim hanya satu luka. Ada indikasi sebelum itu korban juga sempat dibekap sama pelaku, ini kami kembangkan. Sementara jenazah kami bawa ke RSUP Dr Kariadi untuk keperluan otopsi,” katanya di lokasi kejadian.

Disinggung terkait apakah ada barang yang hilang, Donny menjelaskan dari pemeriksaan di lokasi tidak ditemukan barang yang hilang. Almari di kamar korban juga masih terkunci. Sementara terkait dugaan pelaku merupakan kekasih dari mantan pembantu korban masih ditelusuri.

“Kami sedang kumpulkan fakta-fakta terkait hal itu. Orang yang menemukan pertama tetangga, anak kos. Tidak ada barang yang hilang. Untuk benda tajam tidak ditemukan di lokasi. Barang bukti yang disita ada sandal yang diduga milik pelaku, lalu beberapa barang lain,” pungkasnya. (har/udi/muz)

iklan