Diguncang Pandemi, Transaksi Saham di Solo Raya Justru Melonjak

MENJELASKAN : Kepala BEI Solo, M Wira Adibrata menjelaskan kondisi di Solo Raya dalam workshop jurnalis pasar modal yang digelar secara hybrid. Foto : Putri Wijayanti/Jateng Pos

JATENGPOS.CO.ID, SOLO – Meskipun secara umum sektor perekonomian terdampak Pandemi Covid-19, namun perdagangan saham di Solo Raya justru bergeliat. Bahkan, setiap bulan jumlah investor terus tumbuh.

Kepala Bursa Efek Indonesia (BEI) Solo, M Wira Adibrata mengatakan, saat ini jumlah investor yang ada di wilayah Solo Raya mencapai 60.542 orang. Dimana jika dilihat sejak Januari hingga Agustus ini rata-rata pertumbuhannya mencapai 2.000 orang per bulannya.

“Di Januari tercatat sebanyak 44.383 investor dan di Agustus ini sudah menjadi 60.542. Artinya ada penambahan sekitar 16 ribuan investor baru selama delapan bulan terakhir. Ini menunjukkan jika selama Pandemi Covid-19, perdagangan saham di Solo Raya justru bergeliat,” ujarnya dalam workshop jurnalis pasar modal.

Baca juga:  Memintal Aksama, Cara Mensyukuri Pandemi Ala Anak Semarang

Apalagi, lanjutnya, jika dilihat dari nilai transaksi perdagangan saham selama tahun 2021 ini tak pernah berada di bawah angka Rp 1 triliun. Bahkan, di Januari saja tercatat transaksi saham mencapai Rp5,2 trilun.

iklan

“Dari Januari hingga Agustus ini, perdagangan tertinggi di bulan Januari mencapai Rp5 trilun, kemudian bulan berikutnya menurun tapi masih dikisaran angka Rp2 triliun. Sempat Rp1,7 trilun saja itu hanya di bulan Mei. Sedangkan lainnya antara Rp2-3 triliun,” paparnya.

Ditanya mengenai fenomena tersebut, Wira mengatakan hal tersebut dikarenakan harga saham selama Pandemi Covid-19 memang turun hingga di titik terendah. Ia mencontohkan harga saham salah satu bank BUMN pernah menyentuh angka Rp2.000 saja. Hal tersebut ditangkap oleh para investor saham dengan membeli sebanyak-banyaknya saham.

Baca juga:  Pemkot Solo Izinkan PKL Manahan Tetap Berjualan

“Mereka melihat ini peluang yang bagus untuk berinvestasi, sehingga banyak yang membeli. Otomatis nilai transaksinya ikut terdongkrak. Kedua, penerapan di rumah saja selama pandemi juga membuat orang memiliki lebih banyak waktu untuk browsing di dunia maya dan karena saat ini sudah banyak sosialisasi soal saham akhirnya mampu menarik investor baru untuk ikut bergabung,” ujarnya.

Tingginya transaksi saham itulah yang kemudian juga ikut menarik perusahaan sekuritas untuk masuk ke Solo. BEI Solo mencatat saat ini ada 22 sekuritas yang membuka kantor di kota bengawan.

“Tiap tahun selalu tumbuh. Di 2019 tambah dua, kemudian 2020 tambah satu dan tahun ini kembali tambah satu. Artinya, mereka melihat bahwa potensi Solo Raya ini cukup besar. Apalagi jika melihat saat ini belum ada satu persen dari jumlah penduduk yang menjadi investor saham namun nilai transaksinya sudah cukup besar. Sehingga masih banyak hal yang bisa digali,” papar Wira. (jay)

Baca juga:  Pemprov Jateng Diminta Perhatikan Khusus UMKM Saat Pandemi
iklan