Dispertan Usulkan Pembaruan Bibit Sapi Perah Tingkatkan Mutu Susu

RAKOR: Pelaksana tugas (Plt) Bupati H Basari menggelar menggelar rapat koordinasi dipimpin di ruang rapat Bupati Semarang. FOTO: MUIZ/JATENGPPOS

JATENGPOS.CO.ID, UNGARAN– Buntut dari pengurangan kuota pasokan susu sapi perah dari peternak di Kecamatan Getasan oleh industri pengolahan susu (IPS) nasional sejak bulan lalu, Pemkab Semarang menggelar rapat koordinasi dipimpin Pelaksana tugas (Plt) Bupati H Basari di ruang rapat Bupati Semarang di Ungaran, kemarin.

Hadir pada rakor itu Kajari Ismail Fahmi, Perwira Penghubung (Pabung) Kodim 0714 Mayor CTP Suherzam, anggota DPRD Said Riswanto, perwakilan Forkompimda, Sekda Djarot Supriyoto dan pimpinan OPD.

Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Pangan (Dispertan) Moh Edy Sukarno melaporkan terjadi selisih yang sangat besar antara kapasitas produksi normal yang ditangani enam koperasi /pengepul susu dengan pembelian yang dilakukan IPS.

Baca juga:  Ada Drumblek dan Sinden Bule di Pembukaan Saloka

Jumlahnya mencapai sekitar 21 ton susu sapi perah per hari. Akibatnya banyak peternak dan pengepul susu di Getasan yang melakukan protes dengan membagi-bagikan susu secara gratis kepada warga. Kondisi ini menurut Edy paling parah sepanjang sejarah peternakan sapi perah di Getasan.

iklan

“Sebenarnya mutu susu segar dari petani telah memenuhi standar nasional Indonesia yakni standar total solid 11,5 persen. Namun ada IPS yang meminta diatas 12 persen,” terangnya saat rakor.

Untungnya, dari hasil pertemuan para peternak, pemangku kepentingan persusuan nasional dan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI, Senin (11/11/2024), kuota pembelian susu oleh IPS direncanakan kembali normal per Kamis mendatang.

Baca juga:  Sajikan Menu Spesial "House of Blue Garnet - Jimbaran BBQ"

Meski begitu, Edy mengusulkan ada pembaruan bibit sapi perah para peternak oleh Pemerintah. Sehingga mutu dan tingkat produksi susu akan dapat meningkat lebih baik. Saat ini rata-rata produksi sapi perah hanya 12 liter.

Sedangkan sapi perah unggul bisa mencapai 20 liter. Selain itu, tambahnya, perlu pendampingan intensif oleh para penyuluh yang memiliki kompetensi.

“Karenanya diperlukan pembentukan dinas yang khusus menangani peternakan dan kesehatan hewan,” tegasnya.

Plt Bupati H Basari menegaskan gejolak persusuan nasional kali ini menjadi momentum untuk memperbaiki pengelolaan peternakan sapi perah di Kabupaten Semarang. (muz)

iklan