JATENGPOS.CO.ID – Setiap peserta didik mempunyai pengetahuan, kemampuan, dan ketrampilan yang kritis dalam merespon perubahan dan mampu mengatasi berbagai problem dalam dinamika kehidupannya. Oleh karena itu diperlukan adanya modifikasi antara teori dan prakatek-praktek pendidikan yang dapat dilakukan sesuai dengan perkembangan ilmu pengatahuan yang dapat dilakukan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat berkembang.
Usaha peningkatan hasil penyelenggaraan Pendidikan perlu dibarengi dengan usaha dari berbagai pihak, terutama bagi guru sebagai fasilitator dan moderator pendidikan. Penguasaan materi yang cukup pengelolaan kelas yang trampil akan memaksimalkan hasil pembelajaran peserta didik. Di samping pemilihan dan penerapan metode dan model belajar yang tepat dalam membahas suatu materi. Salah satunya model belajar dengan permainan drama atau bermain peran dan simulasi atau perumpamaan.
Semua ini juga dimungkinkan terjadi pada hasil pembelajaran mata pelajaran IPS di tingkat Pendidikan dasar selama ini juga belum memuaskan
Hasil belajar adalah suatu kemampuan yang dicapai peserta didik setelah mereka mengikuti Pendidikan atau latihan, diukur dengan tes dan dinyatakan dengan angka atau nilai.
Macam – Macam Hasil Belajar
1. Hasil Belajar Aspek Kognitif
Pengetahuan dan pemahaman terhadap materi pelajaran dalam proses belajar mengajar, atau terjadi perubahan di mana siswa yang semula tidak mengerti menjadi mengerti.
2. Hasil Belajar Aspek Afektif
Suatu perubahan batiniah atau rohaniah siswa yang menyangkut pada nilai sikap dan keyakinannya terhadap suatu pengetahuan yang telah diterimanya selama belajar.\
3. Hasil Belajar Aspek Psikomotor
Hasil belajar yang berbentuk psikomotor ini berupa hasil belajar yang dapat dilihat secara langsung dalam tingkah laku anak. Hasil belajar ini berupa suatu keterampilan yang nyata yang diperlihatkan siswa.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrase dari berbagai cabang ilmu-ilmu social seperti: sosiologi, sejarah, geografi dan ekonomi,.
Metode simulasi merupakan salah satu model belajar peserta didik yang dapat digunakan dalam pembelajaran kelompok. Proses pembelajaran yang menggunakan simulasi cenderung obyeknya bukan benda atau kegiatan yang sebenarnya, melainkan kegiatan mengajar yang bersifat pura-pura (Sri Anitah W., DKK; 2008). Ada beberapa jenis model simulasi diantaranya, yaitu :
- Bermain peran/ role playing, yang mengutamakan pola permainan dalam bentuk dramatisasi yang dilakukan oleh kelompok peserta didik dengan mekanisme pelaksanaan yang diarahkan oleh guru untuk mengingat atau menciptakan kembali gambaran masa silam yang memungkinkan terjadi pada masa datang.
- Sosiodrama, yaitu simulasi dalam pembelajaran yang dilakukan oleh kelompok untuk melakukan aktivitas belajar memecahkan masalah individu sebagai makhluk social.
- Permainan simulasi, yaitu simulasi yang dalam pembeiajarannya peserta didik bermain peran sesuai dengan peran yang ditugaskan sebagai belajar membuat keputusan.
Tujuannya permainan drama dan simulasi adalah untuk membina kemampuan berinteraksi, bekerjasama, dan berkomunikasi dalam mensikapi pemasalahan-permasalahan yang brekaitan dengan nilai kehidupan social melalui situasi tiruan dengan system umpan balik yang berkelanjutan.
Manfaat Permainan Drama dan Simulasi
Bagi peserta didik, model belajar ini memberikan manfaat yang sangat banyak, yaitu ketrampilan menguasai konsep intelektual, sosial, dan motoric dalam bidang yang dipelajari. Sedangkan bagi guru, dalam menyampaikan materi pembelajaran lebih mudah dipahami dan langsung dimengerti karena peserta didiklah yang aktif dalam proses pembelajaran.
Keunggulan dan Kelemahan Permainan Drama dan Simulasi
Beberapa keunggulan penerapan model belajar ini adalah;
- Peserta didik dapat berinteraksi social dalam kelompoknya
- Peserta didik terlibat langsung, sehingga aktivitas tinggi
- Membiasakan peserta didik memahami permasalahan social
- Membina hubungan personal yang positif antar peserta didik
- Membangkitkan imajinasi.
Namun, model ini tetap mempunyai beberapa kelemahan, yaitu;
- Relative memerlukan waktu yang lama
- Tergantung pada aktifitas peserta didik
- Memerlukan pemanfaatan sumber belajar
- Menjadi tidak efektif jika peserta didik tidak menyukainya.
Terapan Model Belajar dengan Permainan Drama dan Simulasi
Dalam penerapannya, model belajar ini memerlukan kemampuan guru dan kondisi peserta didik yang optimal agar dapat efektif. Yaitu guru mampu membimbing peserta didik dalam mengarahkan tehnik, prosedur, dan peran yang akan dilakukan, memberikan ilustrasi, menguasai pesan yang dimaksud, mengamati secara proses.
Yang harus diperhatikan berkaitan kondisi dan kemampuan peserta didik adalah kondisi, minat, perhatian, dan motivasi dalam bersimulasi; pemahaman terhadap pesan yang disimulasikan; serta kemampuan dasar berkomunikasi dan berperan.
Banyak faktor yang menentukan atau minimal yang berpengaruh terhadap proses maupun hasil yang dicapai dalam pembelajaran di sekolah. Faktor-faktor tersebut meliputi faktor internal dan eksternal. Adapun tingkat keberhasilan proses pembelajaran suatu mata pelajaran dapat ditentukan atau paling tidak dipengaruhi oleh banyak faktor.
Selain faktor internal juga dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal. Dalam proses pembelajaran di kelas penggunaan metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru juga dapat merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap hasil pembelajaran bagi peserta didik. Seperti dalam pembelajaran mata pelajaran IPS banyak jenis metode pembelajaran yang dapat diterapkan yang dianggap relevan dan berpengaruh signifikan terhadap hasil pembelajaran mata pelajaran tersebut.
Diantara jenis metode belajar IPS yang dimungkinkan dapat menunjang hasil pembelajaran bagi peserta didik adalah terapan model belajar dengan permainan drama dan simulasi. Model belajar dengan permainan drama dan simulasi dirasa relevan untuk pengembangan proses pembelajaran mata pelajaran IPS,