Eight Dexterous System Optimalkan Pembelajaran Recount

Harnikah,S.Pd

Siswa SMPN 2 Toroh diharapkan memiliki kemampuan tinggi dalam berbahasa inggris. Kenyataannya, kemampuan menulisnya masih rendah. Masalahnya banyak siswa sulit menyusun jenis teks yang menggunakan kata keria II atau KK2. Untuk KK-beraturan, siswa mendapatkan kesulitan mengucapkan. KK tersebut dengan benar, sementara untuk KK-tidak-beraturan siswa kesulitan menghafalkan ketidak-beraturannya. Akhirnya, siswa memiliki kelemahan keterampilan produktif menulis recount khususnya kelas 8 semester genap.

Recount adalah teks paling sulit dari lima jenis teks yang diajarkan di SMP. Kesulitannya berasal dari teknis yang digunakan dalam proses pembentukan KK past-tense dan past-perfect sebagai KK-beraturan atau KK-tidak-beraturan,  sehingga perlu teknis baru dan mudah diterapkan dalam pembelajaran.

Untuk mengatasi masalah tersebut digunakan Eight Dexterous System (EDS), yang mendukung co-operative writing. Selaras dengan Harmer (1998:141) yang menyatakan bahwa dalam co-operative writing banyak aktifitas. EDS adalah sebuah teknis bagi guru atau siswa untuk menghafalkan dan membentuk sekitar 250 KK tidak beraturan bahasa Inggris secara cepat dan menyenangkan yang terdiri dari delapan sistem morphologis.

Baca juga:  Tingkatkan Hasil Belajar Matematika dengan Home Visit

            Penulis memberikan tiga contoh setiap system dalam menjelaskan ketidakberaturan dari KK tidak beraturan dari system I-VIII dalam KBM yang meliputi:

iklan

            Pertama, Ought: bring-brought-brought; buy-bought-bought; fight-fought-fought, proses morphologis sistem ini adalah: dengan memisahkan KK-nya misalnya ‘buy‘ di antara konsonan pertama yang mendapatkan aksen dari vokal yang mengikutinya menjadi ‘b-+ uy’, kemudian membuang vokal dan yang mengikuti; setelah mendapatkan huruf-b, lalu menambahkan ought bought.

Kedua, Vowel-Change: a. Partly: come-came-come; dig-dug-dug; run-ran-run, prosesnya dengan mengganti vokal yang dibaca dengan vokal lain; perubahannya berbeda atau sama untuk past atau past-participle; b. Totally: begin-began-begun; drink-drank-drunk, swin-swar-swur, dengan mengganti vokal yang dibaca dengan vokal lain; perubahannya untuk past menjadi-a dan Dast-participle menjadi-u.

Ketiga, Zero: hit-hit-hit; let-let-let; put-put-put, tidak ada perubahan baik konsonan atau vokalnya. Keempat, Orn: swear-swore-sworn; tear-tore-torn; wear-wore-worn, dengan memisahkan KK-nya misalnya ‘tear‘ di antara konsonan pertama yang mendapatkan aksen dari vokal vang mengikutinya menjadi ‘t+ ear’, kemudian dengan membuang vokal dan yang mengikuti; setelah mendapatkan huruf-t, lalu menambahkan ore[tore dalam past dan orn[tor dalam past-participle.

Kelima, Own: grow-grew-grown; know-knew-known; throw-threw-thrown, dengan memisahkan KK tersebut misal-nya ‘blow‘ diantara konsonan pertama yang mendapatkan aksen dari vokal yang mengikutinya menjadi ‘bl+ow’. Kemudian dengan membuang vokal dan yang mengikuti; setelah mendapatkan huruf-bl, lalu menambahkan ew/lblew dalam past dan ownOblown dalam past-participle.

Baca juga:  Snowball Throwing Tingkatkan Belajar Mengenal Nama Allah

Keenam, T: a. Double-e: keep-kept-kept, sleep-slept-slept; weep-wept-wept, dengan mengubah double-e menjadi single-e dari simple-form dan menambahkan huruf t misalnya creep-crept-untuk past dan past participle. b. T: lend-lent-lent; rend-rent-rent; send-sent-sent, dengan membuang-d pada huruf terakhir dari simple-form menjadi huruf misalnya bend-bent-bent untuk past and past participle.

Ketujuh, EN: ride-rode-ridden; speak-spoke-spoken; take-took-taken, dengan mengganti vokal yang dibaca dan simple form menjadi past; untuk past-participle dengan akhiran-en. Kedelapan, Consonant-Vowel Change: a. Partly: say-said-said; stand-stood-stood; tell-told-told, dengan mengganti konsonan atau vokal bila ada dari simple-form; untuk past dan past-participle bentuknya sama; b. Totally: am/ is-was-been; are-were-been; do-did-done; go-went-gone, dengan mengganti konsonan atau vokal bila ada dari simple-form; untuk past dan past-participle bentuknya berbeda.

Baca juga:  Bekali Sistematika,Tingkatkan Keterampilan Siswa Menulis Surat

            Menurut Weir (1998: 58), kemampuan menulis siswa dalam recount adalah dengan menilai kebenaran pembentukan KK past terutama KK-tidak-beraturannya terkait EDS. Hal ini sesuai dengan hasil yang telah dilaksanakan di SMPN 2 Torh, bahwa EDS meningkatkan prestasi menulis siswa, kemampuan menyampalkan gagasan, penguasaan kosa kata, dan semangat belajar. Dengan Eight Dexterous System, proses KBM lebih hidup, dari terpusat guru menjadi terpusat siswa, ini terlihat pada pengerjaan tugas berpasangan atau kelompok. Partisipasi tinggi ditunjukkan dengan rendahnya ketakutan membuat kesalahan, kerja kelompok diwarnai dengan gelak tawa, dan suasana belajar nampak santai tapi serius.

 

Harnikah,S.Pd

Guru Bahasa Inggris SMPN 2 Toroh

iklan