JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengajak para pengelola media sosial pemerintah untuk meningkatkan kreativitas, adaptivitas, dan daya saing guna membangun citra positif pemerintah di ruang digital.
Ajakan ini disampaikan dalam kegiatan Bimbingan Teknis Satgas Media Sosial: Bangun Citra Positif Pemerintah Melalui Media Sosial yang digelar di Aula Kartini Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Jawa Tengah, Kamis (15/5/2025).
Ketua Tim Kelembagaan Komunikasi Pemerintah Daerah Kementerian Komdigi, Agus Tri Yuwono, menyebut media sosial kini menjadi elemen penting dalam strategi komunikasi pemerintah.
“Dengan lebih dari 139 juta pengguna aktif media sosial di Indonesia, platform digital kini menjadi garda terdepan dalam menyampaikan kebijakan dan memperkuat kepercayaan publik,” jelasnya.
Menurutnya, Satgas Media Sosial perlu mengelola konten yang relevan, akurat, dan humanis, serta mampu merespons isu-isu publik secara cepat. “Kita perlu strategi komunikasi digital yang efektif dan konten yang berdaya saing,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Bidang E-Government Diskominfo Jateng, Iswahyudi, mengingatkan pentingnya etika digital. Ia menekankan agar para admin media sosial berhati-hati dalam aktivitas online karena kesalahan pribadi bisa berdampak negatif terhadap citra institusi.
“Kesalahan kecil seperti klik pada situs yang tidak pantas bisa berimbas pada persepsi publik terhadap pemerintah,” tegasnya.
Florentina Dyah Ayu Kumala dari Kok Bisa menyoroti peluang besar pengembangan konten di Indonesia. Ia menyarankan pengelola medsos untuk fokus pada platform tertentu dan menciptakan konten yang unik serta bercerita.
Adapun praktisi media sosial Rulli Nasrullah menekankan pentingnya peralatan dan keterampilan teknis dalam produksi konten. Menurutnya, branding konten adalah hal utama dalam membangun kepercayaan.
Kegiatan Bimtek ini menjadi bagian dari upaya Komdigi dalam membangun ekosistem komunikasi pemerintah yang inklusif dan adaptif, sekaligus memperkuat kolaborasi antara pusat dan daerah. (dea/bis)
