JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG- Berada di atas motor kesayangan memang selalu menawarkan sensasi kebebasan yang tak tergantikan. Namun, apakah kita sudah memahami sepenuhnya apa saja yang membedakan riding siang hari dan riding malam hari? Apa saja yang harus diperhatikan dan potensi bahaya yang mengintai di setiap periode waktu.
Perbedaan paling mendasar antara riding siang dan malam adalah visibilitas. Di siang hari, kita dimanjakan oleh cahaya matahari yang berlimpah, memungkinkan pandangan yang luas dan detail. Kita dapat dengan mudah melihat lubang di jalan, marka jalan, rambu-rambu, serta pergerakan kendaraan dan pejalan kaki di sekitar kita. Jarak pandang jauh lebih lapang, memberikan kita waktu lebih banyak untuk bereaksi terhadap potensi bahaya.
Sebaliknya, riding malam hari adalah permainan cahaya dan bayangan. Mata harus bekerja lebih keras untuk memproses informasi visual yang terbatas. Lampu utama motor menjadi satu-satunya sumber penerangan kita, dan itu pun hanya menerangi area terbatas di depan.
Kemampuan kita untuk melihat detail dan mengenali objek di kejauhan sangat berkurang. Silau dari lampu kendaraan lain, pantulan cahaya, dan kegelapan di sisi jalan menjadi tantangan serius. Persepsi kedalaman dan persepsi warna juga menurun drastis di malam hari, membuat kita sulit mengidentifikasi objek dengan cepat dan akurat.
Hal yang harus diperhatikan saat riding siang hari, meski terlihat lebih aman, riding siang hari bukan tanpa tantangan. Dampak cuaca panas dapat menyebabkan dehidrasi dan kelelahan lebih cepat. Pastikan untuk minum air yang cukup dan beristirahat secara berkala.
Di siang hari, volume lalu lintas cenderung lebih padat. Waspadai pengendara lain yang terburu-buru atau kurang sabar. Selalu pertahankan jarak aman dan antisipasi pergerakan mendadak dari kendaraan lain. Kala matahari terbit atau terbenam, silau bisa sangat mengganggu. Gunakan visor helm yang sesuai atau kacamata hitam yang dapat mengurangi efek silau.
Hal yang harus diperhatikan saat riding malam hari, saatnya harus meningkatkan kewaspadaan dan persiapan secara signifikan. Pastikan lampu utama motor berfungsi prima dan sudah disetel dengan benar. Pertimbangkan untuk menggunakan lampu tambahan jika diperlukan, terutama untuk perjalanan jauh di area minim penerangan.
Jangan lupa periksa lampu sein dan lampu rem agar berfungsi normal. Yang paling krusial adalah pakaian riding berwarna cerah atau dilengkapi material reflektif (pemantul cahaya ke arah asalnya). Helm dengan stiker reflektif juga sangat dianjurkan. Ini akan membuat kita lebih mudah terlihat oleh pengendara lain. Ingat, di malam hari, harus membuat diri kita “terlihat” bukan hanya mampu “melihat”.
Dengan visibilitas yang terbatas, mengurangi kecepatan adalah wajib. Ini memberi kita lebih banyak waktu untuk bereaksi terhadap rintangan atau bahaya yang tiba-tiba muncul.
Lubang, kerikil, genangan air, atau bahkan hewan yang menyeberang akan lebih sulit terlihat. Fokus pada jalan di depan dan hindari gangguan. Berikan diri kita ruang gerak yang lebih besar. Jarak aman di malam hari harus lebih jauh daripada di siang hari karena waktu reaksi kita lebih lambat.
Mengemudi di malam hari lebih melelahkan secara visual dan mental. Pastikan tidak mengantuk saat berkendara. Jika merasa lelah, menepilah dan beristirahat. Pengendara mabuk, atau mereka yang kurang fokus, lebih sering muncul di malam hari. Selalu waspada terhadap pergerakan tak terduga dari kendaraan lain.
Pengendara dengan lampu mati, lampu yang menyilaukan, atau mereka yang melaju terlalu cepat di kondisi minim cahaya sering ditemukan di malam hari. Selalu waspada terhadap kemunculan mereka.
“Riding di bawah terik mentari maupun di bawah cahaya lembut rembulan tetap membutuhkan persiapan dan kewaspadaan. Perbedaan antara siang dan malam hari memiliki perbedaan signifikan dalam tingkat visibilitas dan potensi risiko. Persiapkan diri dan nikmati setiap momen di jalan dengan aman dan penuh kesadaran,” kata Oke Desiyanto Senior Instruktur Safety Riding Astra Motor Jawa Tengah.(aln)