Keberhasilan pendidikan di sekolah banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya kualitas guru, kesiapan anak, metode pembelajaran, media pembelajaran, serta perhatian dari wali murid terhadap anaknya. Tetapi dari berbagai faktor ini yang paling berpengaruh adalah guru. Seorang guru harus bisa menentukan tujuan dari kompetensi dasar dan cara mencapai tujuan tersebut. Selain itu juga dituntut mampu merancang rencana pembelajaran yang mencakup metode pembelajaran, media pembelajaran dan evaluasi sesuai dengan kebutuhan dari peserta didik.
Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam dalam proses belajar mengajar , gurulah yang mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran lebih efektif juga menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan membuat siswa merasa minat dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.
Keberhasilan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) ditentukan oleh bagaimana guru dalam perencanaan. Pelaksanaan dan menilai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Pembelajaran IPA di sekolah dasar masih ditemukan berbagai masalah antara lain bahwa hasil pembelajaran IPA masih kurang baik sebagai akibat kurang baiknya sistim evaluasi dan metode pembelajaran yang monoton tidak bervariasi, membosankan yang menekankan pada mengingat dan memahami saja. Dibutuhkan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan upaya membangkitkan minat belajar siswa, salah satunya dengan membimbing siswa untuk terlibat langsung dalam kegiatan yang melibatkan siswa serta guru yang berperan sebagai pembimbing untuk menemukan konsep IPA.
Pembelajaran IPA yang dilakukan berbeda dengan pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada umumya. Guru sebagian besar masih menggunakan metode ceramah. Maka guru harus memperbaiki pembelajaran dengan metode lainya. Jika dilihat dari perkembangan metode pendidikan, pada mulanya metode hanya dianggap sebagai alat terobosan baru dari teori belajar maka guru memutuskan untuk mengubah metode yang digunakan yaitu dengan menggunakan metode eksperimen learning.
 Menurut Winarno dan Moedijono (1990:87) metode eksperimen diartikan sebagai kegiatan guru atau siswa untuk mencoba mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dari hasil percobaan itu. Dengan eksperimen dimaksudkan bahwa guru dan siswa mencoba mengerjakan sesuatu serta mengamti proses dan hasil pekerjaannya. Setelah selesai eksperimen, siswa ditugaskan untuk membandingkan dengan eksperimem yang lain.Metode pembelajaran yang menitik beratkan peran aktif siswa akan memberikan suatu efek positif dan bagus ketimbang metode belajar yang menitikberatkan keaktifan guru dalam kegiatan pembelajarannya.Siswa yang hanya mencatat dan guru berbicara tidak memberikan pengalaman belajar secara maksimal. Padahal jika menilik manfaat pengalaman belajar terhadap siswa akan ada banyak sekali yang siswa peroleh terutama dalam hal wawasan keilmuan dan peningkatan minat belajar siswa pada proses pembelajaran.
           Peningkatan minat belajar siswa tersebut dapat dilihat dari semakin antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA. Guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada siswa, tetapi harus menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar kepada siswa, agar mereka dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan, gembira, tidak takut dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka.Siswa lebih aktif dalam pembelajaran sehingga minat belajar siswa tersebut akan meningkatkan mutu pendidikan dan penguasaan materi IPA. Pemahaman ini akan sangat mendorong para siswa terus mencari ilmu pengetahuan sehingga dapat terbentuk pembelajaran yang berkelanjutan.Minat belajar meningkat apabila digunakan salah satu metode yang tepat yaitu metode eksperimen learning yang lebih sistematis dan terarah .
Oleh :
Yuni Hardian, S.Pd.
Guru SD Negeri Samiranan
Kandangan, Temanggung