Ekspresi Tari Tumbuhkan Norma Kesusilaan

Dra. Sri Nurhayati SMP Negeri 1 Kradenan , Kab.Grobogan
Dra. Sri Nurhayati SMP Negeri 1 Kradenan , Kab.Grobogan

JATENGPOS.CO.ID, – Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain, untuk bersosialisasi dan berinteraksi. Manusia membutuhkan  kehidupannya secara sempurna,  dalam masyarakat tidak lepas dari peraturan yang ada, baik secara tertulis maupun tidak tertulis.  Norma yang  menjadi pegangan  manusia dalam bermasyarakat.

            Norma dalam peranannya  terbagi menjadi 4 yaitu  kesusilaan,  kesopanan,  agama, dan  hukum,  kesusilaan adalah peraturan hidup yang bersumber dari hati nurani manusia, norma ini menentukan baik dan buruk tingkah laku manusia. Norma kesopanan merupakan ketentuan hidup yang bererupa sumber dari tingkah laku dimasyarakat, contohnya yang muda menghormati  yang lebih tua.Sedangkan norma agama  hubungan manusia dengan Tuhan tentang perintah dan  laranganNya yang harus dijalani dan dihindari, demi keselamatan dunia dan akherat nanti. Norma hukum peraturan tertulis yang terikat dengan pasal pasal undang undang pemerintahan yang mutlak sehingga  tidak boleh dilanggar  maupun ditentang.

Baca juga:  ISRO’MI’ROJ, Bentuk Karakter Peserta Didik

              Sehubungan  dengan pembelajaran pada norma seni tari memberikan ekspresi gerak yang ritmis dan indah, serta norma kesopanan   dan kepribadian , dirangkai dengan estetika gerak yang lembut dan luwes. Dengan berpedoman pada 3 hal yakni wirama, wiraga dan wirasa. Wirama berhubungan irama music,sebagai iringan gerak (wiraga atau peragaan tari  yang luluh bersama penghayatan gerak tari (wirasa). klasik khususnya .Hal tersebut terihat pada gerak tari dari gerak kepala sampai ujung kaki yang memberikan norma etika dalam pembelajaran seni tari.

                 Konsep normatif dalam tari klasik gaya Surakarta, dijelaskan  oleh S.Ngaliman dalam istilah hasta sawanda delapan ketentuan dasar yakni pacak, pancat, lulut, wilet, luwes , ulat , irama dan gendhing. Adapun isi dari hasta sawanda adalah: pacak merupakan standarisasi (pathokan) yang harus ditaati dalam menari. .Pancat merupakan pola kesinambungan motif gerak di dalam suatu bentuk tari dengan gerak berikutnya yang harus terangkai secara urut . Lulut merupakan sifat gerak tari, yakni rangkaian gerak tari  . Wiled  adalah gaya individu  dari  penari yang ditetapkan  dalam melakukan gerak tari . Luwes sifat yang tampak selaras dan harmonis yang muncul dari penari dalam  penghayatan  gerak  yang dilakukan. .Ulat adalah perubahan pada ekspresi wajah. Hal ini dilakukan  oleh penari untuk menyesuaikan peran  yang dibawakan.

iklan
Baca juga:  S 3 Sebagai Budaya Literasi Sekolah

                  .Irama  suatu ketukan tertentu  untuk mengatur  ketepatan dan tekanan  dari suatu gerak  tari,sedangkan gending adalah  penari senantiasa harus mengerti tentang  pola  gendhing serta harus mengerti  jatuhnya  pemangku irama  pada  suatu  bentuk .gending. Seni tari dapat membentuk pribadi mental yang selaras dengan kecerdasan. melalui gerak penari mampu menyampaikan pesan moral yang sekaligus sebagai pembentukan pribadi yang baik dan estetis.

                 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa  normatife yang dilakukan melalui ekspresi gerak tari mampu menyampaikan pengalaman estetis  sekaligus menuangkan pribadi pembentukkan norma sosial,pribadi yang halus , luwes mewujudkan ciri individu yang mampu membawa diri dan sebagai sosok menyenangkan. Melalui ekspresi gerak  tari mampu menyampaikan karakter kepribadian lembut, galak, kasar, berwibawa dan tangguh.

Baca juga:  MPST2S Tingkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa

Dra. Sri Nurhayati

SMP Negeri 1 Kradenan , Kab.Grobogan

iklan