Empati Tingkatkan Prestasi Belajar Siswa

Laras Mardiyati, S.Pd.SD.,MM.Pd Guru SD Kemanukan Kec. Bagelen, Kab. Purworejo

Menurut Slameto (2015:97) tugas guru berpusat pada mendidik dengan menitik beratkan pada arah dan motivasi pencapaian tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang, memberi fasilitas pencapaian tujuan dan membantu perkembangan aspek-aspek pribadi seperti sikap, nilai-nilai, dan penyesuaian diri. Di SDN Kemanukan tak jarang beberapa materi pelajaran menjadi momok yang menakutkan dan menyeramkan bagi sebagian siswa karena alasan tertentu. Hal ini menjadi kendala bagi guru untuk menyampaikan materi pelajaran. Bagaimana siswa akan dapat memahami materi jika dalam belajar saja siswa sudah merasa takut sebelum memulai belajar.

Belajar sebenarnya bisa dianggap mudah dengan mempelajari materi pelajaran dengan mengaitkan komponen pelajaran dengan aktivitas dan kehidupan kita sehari-hari. Karenanya mempelajarinya bisa lebih mudah jika menggunakan metode yang tepat sehingga siswa bisa senang belajar. Hakikat pembelajaran adalah kegiatan pokok yang dilakukan yang ditujukan untuk siswa dengan jalan melakukan kegiatan mendidik, mengajar, melatih serta membimbing siswa dengan tujuan agar prestasi menjadi baik. Untuk merubah anggapan siswa bahwa belajar itu sulit, maka diterapkanlah “empati”. Dalam hal ini empati yang dimaksud adalah empat puluh soal tiap hari. Maksud dari empati ini adalah siswa diberi tugas soal-soal latihan sebanyak 40 soal setiap harinya. Tentunya materi yang diberikan sesuai dengan cakupan materi yang ada dalam kurikulum dan sesuai dengan jenjang sekolah dasar. Dengan latihan empat puluh soal dalam satu hari maka anak akan terbiasa menghadapi soal sehingga akan semakin lancar dalam memecahkan masalah dalam penyelesaian soal yang ada dan akan lebih menguasai materi pelajaran karena akan sering membaca secara berulang-ulang materi yang ada.

Baca juga:  Cara Belajar Efektif Dan Efisien

Penerapan empati dapat dibagi dalam beberapa termin, dapat pula dalam sekali latihan. Metode empati ini fleksibel dalam pelaksanaannya, disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah. Mengingat saat ini pandemi covid-19 maka penerapannya dapat menyesuaikan dengan kondisi masing-masing sekolah. Karena saat ini kebijakan pembelajaran masing-masing sekolah berbeda-beda. Penerapan empati pembelajaran luring (luar jaringan) dapat dengan cara langsung memberi soal latihan pada siswa, sedangkan dalam pembelajaran dalam jaringan (daring) bisa melalui kuis atau tugas tugas dengan memanfaatkan fasilitas internet yang terjangkau dan minim kendala bagi proses pembelajaran. Karena pembelajaran daring setiap sekolah juga memiliki kendala yang berbeda-beda.

Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan bagian dari tujuan pendidikan nasional. Semua bidang studi yang diajarkan disekolah diharapkan dapat memberi sumbangan bagi pengembangan kemampuan siswa. Begitu pula dengan metode-metode pembelajaran, diharapkan dapat memberi sumbangan dalam mencerdaskan siswa. Materi pelajaran penting tidak saja dalam pendidikan formal, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.

iklan
Baca juga:  Meningkatkan Pembelajaran PPKn dengan Active Learning

Metode ini diterapkan di SDN Kemanukan sebelum terjadi pandemi covid-19 dengan memberi tugas secara langsung. Pemberian tugas empati ini kadang dibagi menjadi beberapa termin kadang langsung 40 soal sekaligus. Setelah diterapkan metode empati ini, terbukti ada peningkatan prestasi belajar dengan ditandai meningkatnya hasil belajar siswa dilihat dari prosentase target dan daya serap yang awalnya 78% meningkat 7% menjadi 85%. Pada masa pandemi covid empati di diberikan secara daring baik melalui WAG maupun melalui pemberian kuis dengan memanfaatkan fasilitas internet melalui aplikasi google classroom.

Semakin sering latihan soal maka anak akan semakin lancar dalam pemecahan masalah, semakin menguasai materi-materi yang awalnya dianggap sulit. Sebelumnya target waktu dalam mengerjakan soal selalu tidak dapat terpenuhi alias anak selalu “molor” dari waktu yang telah disepakati dari awal saat mengerjakan soal, tetapi setelah di terapkan metode empati anak semakin lancar dan target waktupun tercapai. Dan pada akhirnya, timbullah rasa suka terhadap pelajaran yang ada, sehingga belajar yang menjadi menyenangkan dan empati sangat dinanti-nanti oleh siswa. Selamat mencoba!

Baca juga:  Model Tirta Dalam Coaching Untuk Mengatasi Masalah Pembelajaran

 

    Oleh :

        Laras Mardiyati, S.Pd.SD.,MM.Pd

       Guru SD Kemanukan

       Kec. Bagelen, Kab. Purworejo

iklan