Salah satu rangkaian materi pelajaran Bahasa Inggris yang paling menarik adalah lagu, karena di dalam materi lagu siswa diajak belajar memahami nilai-nilai kemanusiaan, kerberagaman, perjuangan hidup, kesetiaan, dan integritas. Nilai-nilai universal yang dikemas dengan kata-kata terpilih dalam balutan keindahan. Selain itu siswa juga mulai dilatih mengenal struktur, menganalisa dan memparafrasekan pesan lagu, baik tersirat maupun tersurat.
Namun demikian, harus dipahami guru, menyampaikan materi lagu tetap harus direncanakan dengan sebaik mungkin supaya materi terfavorit tidak terjebak pada rutinitas profesi saja. Di kelas yang paling kondusifpun, jika guru tidak dapat menyampaikan materi dengan metode yang tepat, materi yang menyenangkan bisa berubah menjadi membosankan. Ujung-ujungnya, target nilai tidak tercapai dan bisa jadi siswa tidak menyukai guru sekaligus.
Materi lagu menjadi semakin menarik ketika diajarkan pada kelas seperti X IPA 1 SMAN 6 Surakarta. Paradigma umum bahwa siswa IPA tidak menyukai pelajaran yang kategori humaniora dan seni dipatahkan ketika gruru menemukan metode yang tepat. Setiap kelas memiliki karakter unik, begitu juga dengan kelas X IPA 1 ini. Anak-anak yang tergolong cerdas, mereka sangat kritis, aktif dan mudah bosan. Apalagi mereka tergolong generasi Z, generasi modern yang sangat asyik dan tidak bisa lepas dari tekhnologi, sudah pasti tidak nyaman dengan gaya mengajar ceramah yang konservatif.
Sebagaimana yang dituturkan oleh Zulfikar Ali Bato (2010) dalam jurnalnya, “Implikasi Teori Pembelajaran Jerome Bruner dalam Nuansa Pendidikan Modern”, berikut steps yang bisa dilakukan untuk mengajar generasi modern yang sangat aktif dan mudah bosan; 1) pastikan menyiapkan perangkat audio visual yang memadai, 2) perdengarkan lagu yang sangat familiar dan mudah dihafal, 3) biarkan siswa mulai mendengar sekaligus diberikan kesempatan menyanyi bersama, tanpa mereka sadari, mereka enjoy dan happy, 3) setelah mulai enjoy dan happy, berikan lembar lirik dari lagu tersebut kepada siswa. Untuk membuat siswa menjadi lebih mudah dan bekerja sama, maka berikanlah cukup hanya satu lembar lirik per dua siswa. Sehingga dua orang hanya akan mendapatkan satu script lagu saja, 4) akan tetapi, hal yang harus diingat; biarkan beberapa bagian dari lirik lagu tersebut hilang, sehingga mereka dapat mencoba untuk melengkapi lirik tersebut, 5) ajaklah siswa untuk menebak lirik yang hilang dari lagu tersebut.
Lantas apakah tujuan dari steps di atas? Dengan trik di atas, tentu siswa akan menjadi lebih percaya diri dalam berbahasa Inggris. Terlebih lagi, secara tidak sadar mereka juga akan meningkatkan keterampilan listening.
Setelah steps di atas jangan lupa masih ada bagian tersulit dari materi song. Siswa tetap harus dimotivasi sehingga mereka tetap enjoy dan happy. Materi tersulit dari song pada bagian menemukan makna dari kosakata-kosakata puitis. Dalam tahap ini, siswa mulai “dipaksa” untuk menggunakan kemampuan penalaran, seni, dan listening skill mereka untuk menemukan makna lagu tersebut. Jangan buat mereka merasa ketergantungan dengan lirik yang sudah mereka miliki. Ajak mereka secara perlahan, sehingga cara ini dapat mengasah otak mereka untuk menjadi orang yang genius.
Dengan segala dinamikanya tak dipungkiri, tugas mengajar dan mendidik bagi pendidik, kadang bisa terjebak menjadi sebuah rutinitas profesi belaka. Apalagi jika yang dihadapi di kelas kategori “tidak tertarik dengan materi pelajaran” seperti yang dihadapi penulis saat ini. Sikap marah dan represif menghadapi generasi Z ini tidak akan membuat suasana belajar menjadi lebih efektif, yang terjadi mereka akan semakin menjauh dari pusat ajar. Tetap memperlakukan mereka sebagai pribadi dan memperbaiki metode belajar akan jauh lebih bijak dan efektif membuat siswa termotivasi belajar.
Atik Astrini, S.Pd., M.Ikom
Guru Bahasa Inggris SMA Negeri 6 Surakarta